Trubus.id— Impian pekebun kentang menangguk untung bisa sirna. Selama ini hama dan penyakit yang ditakutkan. Padahal lingkungan yang merugikan seperti kekurangan oksigen acapkali memperburuk penampilan.
Panen saat hujan, panen menggunakan cangkul, dan bongkar muat serampangan yang dilakukan pekebun turut andil menambah kerusakan sayuran umbi itu. Berikut penyebab dan penanggulangan penyakit karena lingkungan merugikan.
Bentuk umbi abnormal
Penyebab: Pertumbuhan umbi siap panen berlanjut akibat kondisi lingkungan yang baik seperti pengairan setelah kekeringan. Bagian apex (ujung) akan tumbuh dan membesar.
Penyebab lain, pertumbuhan umbi setelah masa dormansi diiringi translokasi dari bagian dasar ke bagian lain. Bagian ujung akan basah, lunak, dan busuk.
Penanggulangan: Penggunaan varietas bersertifikat, pengaturan jarak tanam dengan jarak antarguludan 60—70 cm. Jarak tanam dalam guludan 40—50 cm, dan memastikan persediaan air tercukupi.
Retak umbi
Penyebab : Tekanan dari bagian dalam karena pertumbuhan umbi yang cepat, umbi jatuh, bertumpuk, tersayat, dan dipanen dari tanah yang dingin padat, dan terkena infeksi virus.
Penanggulangan : Panen dilakukan hati-hati, membiarkan tanah hangat dahulu sebelum dipanen, dan penyimpanan hasil panen pada suhu 15ºC dan kelembapan 95%.
Kekurangan oksigen
Penyebab : Aliran udara di sekitar umbi terbatas akibat suhu terlalu tinggi di lahan atau terlalu rendah di gudang penyimpanan.
Penanggulangan: Menjaga suhu tidak lebih 25ºC di lahan dan tidak kurang 4ºC di gudang penyimpanan.