Monday, January 20, 2025

Fakta Petai Atasi Anemia

Rekomendasi
- Advertisement -
Petai terbukti secara ilmiah kaya kandungan zat besi penambah hemoglobin
Petai terbukti secara ilmiah kaya kandungan zat besi penambah hemoglobin

Petai kaya zat besi alternatif atasi anemia.

Keringat mengucur deras membasahi wajah Sunardi yang pucat pasi. Karyawan sebuah usaha distribusi sayuran di Kabupaten Gunungkidul, Provinsi Yogyakarta, itu merasa cepat lelah pada tiga hari terakhir. Itulah sebabnya ia pulang lebih cepat dan menceritakan pengalamannya kepada istrinya. Saat makan malam, sang istri menyajikan olahan petai, yang segera dihabiskan Sunardi.

Keesokan hari ia bangun tidur dengan segar dan bersemangat tinggi. Menurut dr Betty D. Lestari, SpPD dari Rumahsakit Graha Permata Ibu, Kotamadya Depok, Jawa Barat, gejala yang dialami Sunardi tanda anemia, yaitu kondisi kandungan hemoglobin (Hb) dalam sel darah merah di bawah standar normal.

Penderita anemia
Hemoglobin berperan sebagai pembawa oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh. Gejala anemia antara lain cepat lelah, pucat, gelisah, dan terkadang sesak. “Penyebab umum anemia antara lain kekurangan zat besi lantaran keterbatasan kemampuan penyerapan oleh tubuh,” kata Betty D. Lestari. Selain itu pendarahan, faktor genetik, atau gangguan sumsum tulang juga memicu anemia.

Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia kasus penderita anemia berbeda berdasarkan tingkatan usia. Penderita anemia memiliki Hb kurang dari 11 gram per dl darah (balita berusia 12—59 bulan atau ibu hamil), kurang dari 12 g per dl (anak sekolah berusia 6—12 tahun dan perempuan subur 15—49 tahun), dan kurang dari 13 g per dl (laki-laki lebih dari 15 tahun).

Andayana Puspitasari Ghani S.Si, M.Si., Apt. (duduk) bersama mahasiswa peneliti herbal antianemia
Andayana Puspitasari Ghani S.Si, M.Si., Apt. (duduk) bersama mahasiswa peneliti herbal antianemia

Ibu hamil tergolong rentan anemia lantaran peningkatan jumlah eritrosit dan plasma darah untuk mendukung proses pengantaran nutrisi ke janin melalui plasenta. Untungnya jenis anemia selama kehamilan umumnya bersifat fisiologis temporer. Artinya akan kembali ke kondisi normal bila melewati masa kehamilan. Anemia itu terjadi karena peningkatan volume plasma tanpa perubahan bentuk sel darah merah, yang menurunkan kadar Hb.

Persentase kasus anemia di Indonesia termasuk tinggi. Data Riset Kesehatan Dasar oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan pada 2013 menunjukkan kasus anemia nasional mencapai 21,7% pada penduduk berusia lebih dari setahun. Pada balita, kasusnya mencapai 28,1%; 22% (kelompok umur anak sekolah), 16,9% (remaja sampai dewasa muda, 34 tahun), dan 26% pada kelompok umur yang lebih tinggi.

Berdasarkan jenis kelamin, kasus anemia pada perempuan lebih tinggi (23,9%) dibandingkan pada laki-laki (18,4%). Jika dibandingkan berdasarkan tempat tinggal didapatkan bahwa anemia di pedesaan lebih tinggi (22,8%) dibandingkan dengan perkotaan (20%).

Berdasarkan fakta itu, 4 mahasiswa Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta—Shella Nursucihita, Hanifah Ataina Thai’in, Denade Mawlidya Putri, dan Dwijayanti Ngesthi Utami tertarik meneliti khasiat antianemia ekstrak petai.

Konsumsi suplemen antianemia dalam jangka panjang dapat mengganggu kesehatan
Konsumsi suplemen antianemia dalam jangka panjang dapat mengganggu kesehatan

“Kami ingin mencari penjelasan ilmiah dari kebiasaan turun-temurun mengonsumsi petai sebagai obat anemia pada masyarakat pedesaan,” ujar Andayana Puspitasari Ghani S.Si, M.Si., Apt, dosen pembimbing mereka. Mereka mengekstrak petai berasal dari Wonosari, Kabupaten Gunungkidul lalu memberikan kepada 27 tikus wistar. Tikus wistar mengidap anemia setelah induksi natrium nitrit (NaNO2) berdosis dosis 187,5mg per kg bobot tubuh. NaNO2 mengoksidasi ion Fe2+ dalam hemoglobin menjadi ion Fe3+ sehingga membentuk methemoglobin yang tidak lagi mampu membawa oksigen ke jaringan tubuh.

Terbukti antianemia
Para periset membagi tikus anemia menjadi 6 kelompok, masing-masing dengan perlakuan berbeda selama 14 hari. Kelompok pertama sebagai kontrol normal, tanpa pemberian obat apa pun. Selanjutnya periset memberikan kelompok kontrol positif berupa suplemen penambah darah yang dijual bebas di pasaran. Sementara itu periset memberikan CMC Na 0,5% kepada kelompok kontrol negatif. CMC Na membantu supaya ekstrak dapat bercampur dengan pelarut.

Kelompok 3 sampai 6 adalah perlakuan menggunakan CMC Na 0,5 % ditambah ekstrak petai berdosis 400—700 mg per kg bobot badan (lihat tabel). Para periset lantas mengambil sampel darah setiap kelompok melalui pembuluh darah vena. Mereka tiga kali mengambil sampel darah, yakni sebelum perlakuan, setelah pemberian senyawa NaNO2, dan setelah perlakuan. Hasil riset membuktikan, kelompok kontrol normal mengalami penurunan kadar hemoglobin yang cukup drastis dari 13,25 g per dl sebelum perlakuan menjadi 8,45 g/dl setelah perlakuan.

Kelompok ekstrak petai 400 mg dan 700 mg per kg bobot tubuh menunjukkan kenaikan kadar hemoglobin paling tinggi. Dosis perlakuan 400 mg menunjukkan kenaikan dari 10,6 g per dl menjadi 11,54 g per dl. Artinya, penambahan ekstrak petai mampu meningkatkan kadar hemoglobin meskipun belum mencapai normal. Para peneliti mengungkapkan hasil risetnya sebagai pembuka jalan penelitian lebih lanjut.

Menu petai untuk konsumsi perempuan hamil
Menu petai untuk konsumsi perempuan hamil

“Saat ini sebagian orang tidak suka mengonsumsi petai karena rasa dan aromanya, penelitian lanjutan dapat dilakukan untuk membuat ekstrak petai dengan meminimalisir aroma dan rasa, praktis dikonsumsi dalam bentuk kapsul dan dosis tepat untuk mengatasi anemia,” ujar Shella Nursucihita mewakili para peneliti. Mengonsumsi suplemen penambah darah yang beredar bebas di pasaran bisa dilakukan sebagai salah satu cara mengatasi anemia.

Namun penggunaan plemen penambah darah dalam jangka panjang dapat menyebabkan efek samping bagi tubuh. Ahli gizi dari Institut Pertanian Bogor, Prof Dr Ir Ali Khomsan, mengatakan penggunaan suplemen penambah darah secara terus-menerus memicu konstipasi sehingga berakibat mengganggu kenyamanan. Pada tingkatan lanjut dapat menyebabkan hemoroid.

Petai menjadi solusi karena mengandung zat besi yang tidak hanya dapat mengobati anemia tetapi juga tidak akan menyebabkan efek samping berupa konstipasi karena petai mengandung banyak serat. Kendala rasa, aroma, dan tata cara konsumsi tanaman herbal merupakan sebuah tantangan bagi peneliti untuk mengemasnya dalam bentuk yang lebih praktis, dan dapat dikonsumsi di mana saja. (Muhammad Hernawan Nugroho)

Musuh Anemia

Musuh Anemia

Previous article
Next article
- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Budi Daya Buah Premium: Dari Melon hingga Anggur di Rumah Tanam

Trubus.id–Inovasi budi daya buah-buahan semakin berkembang. Pekebun selalu berupaya untuk mencetak buah berkualitas. Buah premium pun turut mendongrak harga.  Hasbullah...
- Advertisement -

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img