Saturday, December 9, 2023

Gitaan Buah Surga dari Borneo

Rekomendasi
- Advertisement -

Pantas, Dr Mohamad Reza Tirtawinata, menyebutnya missing fruits of paradise. Padahal, 3 hari sebelumnya ia memuntahkan buah surga yang hilang itu lantaran asam dan pahit.

Bukan tanpa alasan jika Reza menjuluki gitaan buah surga. Manggis dan sirsak selama ini dikenal sebagai buah eksotis yang lezat. Pun susu, minuman bergizi tinggi. Bila ketiganya bersatu, ia menjadi manis, asam, dan sedikit gurih. “Wow, enak sekali,” ujar Greg Hambali dan Koesomo Tjahyanto, pakar buah yang menemani Reza tur ke Kuching, Malaysia, berebutan mencicipi.

Pitabu—sebutan gitaan di Brunei—tergolong unik. Waktu baru petik rasanya pahit dan asam. Dr Voon Boon Hoe, peneliti di Balai Penelitian Buah Tropis, Semongok, Serawak, mengatakan bajing saja tidak menyukai buah itu. Rasa pahitnya mirip biji duku yang tergigit. Musababnya, jaringan kulit dan lapisan buah kaya getah berwarna putih. Namun, setelah disimpan selama 3 hari, getah yang mengandung karbohidrat itu berubah menjadi glukosa alias gula. Makanya, rasa berubah manis.

Lantaran sifatnya itu, gitaan menjadi buah inferior. Ia sekali-kali muncul di pasar tradisional di Kalimantan Barat bila di hutan sedang panen. Namun, karena terbatas di lingkup lokal, namanya tidak pernah terangkat. Padahal, Willughbeia sp itu berpotensi menjadi buat terlezat. Ia cocok untuk buah olahan, misal campuran jus, es krim, atau es campur.

Merambat

Di Semongok, gitaan ditanam dengan penopang rangka tiang berbentuk tenda berukuran 10 m x 5 m x 2,5 m. Daun gitaan padat merambat memenuhi bagian atas rangka sehingga cahaya tidak tembus ke tanah. Gitaan cukup produktif. “Dari satu tangkai muncul 4 buah,” kata Reza. Dari pohon kurang dari 5 tahun, dipetik puluhan buah

Kulit gitaan muda berwarna hijau, berukuran seperti melon kecil. Ketika matang kulit berubah hijau kekuningan. Daging buah kubau—sebutan di Sarawak—putih, mirip manggis tapi tidak beraturan. Pada setiap buah terdapat 9—15 “siung” yang berbiji, sisanya tanpa biji. Biji berwarna hitam, panjang, seperti biji flamboyan.

Di hutan-hutan Kalimantan gitaan tumbuh merambat ke batang pohon-pohon besar. K Heyne, dalam buku Tanaman Berguna Indonesia menyebutkan, gitaan termasuk liana yang berkayu. Batang cokelat tua, seukuran lengan orang dewasa dan mengeluarkan getah. Konon sebelum 1923, getah gitaan dipakai sebagai bahan campuran getah perca.

Beragam

Menurut Greg Hambali, variasi Willughbeia sp sangat banyak. Ukuran buahnya mulai dari sebesar telur, pir, sampai melon. Warna kulit beragam. Di Kalimantan Timur dan Halmahera ditemukan gitaan berwarna kuning. Gitaan oranye ada di Brunei Darussalam. Daging bervariasi dari putih sampai oranye. Lantaran itulah perlu dilakukan seleksi sebelum dikembangkan.

Menurut Reza, proses pengembangan gitaan tidak akan terlalu lama. Pasalnya, liana termasuk tanaman yang cepat tumbuh dan berbuah. Reza mencontohkan, 3 minggu setelah semai 9 biji gitaan asal Semongok mulai berkecambah. Yang terakhir pada umur 7 minggu. Kini setelah 2 bulan tingginya mencapai 2 jengkal orang dewasa. “Bila serius, hanya dalam waktu 2 tahun bisa dikembangkan,” kata doktor dari Institut Pertanian Bogor itu.

Tentu itu kabar baik buat pecinta buah Indonesia. Bayangkanlah, buah surga itu melewati lidah dan kerongkongan Anda tanpa ancaman dikeluarkan dari surga, seperti Adam dan Hawa. (Destika Cahyana)

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Berkah dari Gunung Berapi

Trubus.id— Letusan gunung merapi kerap dianggap sebagai bencana bagi sebagian orang karena meninggalkan kerusakan fisik maupun korban jiwa. Namun,...
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img