Trubus.id—Melon buah favorit masyarakat. Kualitas yang baik menjadi primadona. Kualitas melon itu tercermin dari penampilan yang mulus, ketika belah daging buah beraroma harum. Rasa sangat manis dan renyah.
Saat diukur menunjukkan tingkat kemanisan mencapai 16 obrix. Tingkat kemanisan rata-rata di pasa 12 obrix. Sejatinya untuk menghasilkan melon berkualitas prima itu dapat melalui budidaya organik.
Budidaya sistem organik memang bisa menghasilkan buah berkualitas. Melon yang dihasilkan manis, renyah, dan tahan lama hingga 35 hari. Apa saja kiatnya? Anda dapat menggunakan cairan rumen dengan menyiapkan starter berupa mikrob pengurai dari cairan usus halus dan lambung sapi atau kerbau.
Cairan itu dapat diperoleh dari tempat pemotongan hewan. Bahan itu tidak boleh tersentuh air. Untuk memfermentasi 200 liter bahan dibutuhkan 5 liter cairan rumen dari 5 ekor sapi atau kerbau.
Untuk fermentasi pengurai Anda dapat mencampurkan liter cairan rumen itu dengan 200 liter air bersih, lalu aduk rata di sebuah drum berkapasitas 200 liter. Masukkan molase 2 kg, 1 kg terasi, dan 3 buah nanas yang telah diblender.
Proses fermentasi berlangsung selama 21 hari dalam keadaan tertutup. Fermentasi berhasil bila muncul aroma masam yang harum. Hasilnya berupa larutan kaya bakteri pengurai atau dekomposer.
Bahan organik untuk melon organik dapat berupa 5 liter larutan pengurai hasil fermentasi itu. Tambahkan 2 kg dedak, 1 kg terasi, dan 10 liter molase, lalu masukkan ke dalam 200 l air. Siramkan larutan itu ke bahan organik—75 ton kotoran ayam, 2.500 kg limbah pertanian alias hijauan, dan 2.500 kg limbah gergaji kayu—hingga kondisi macak-macak.
Bahan organik sebagai pupuk dasar untuk luasan tanam 1 hektare (ha). Aduk semua bahan organik hingga merata lalu tutup terpal. Setelah 3 hari, buka penutup, aduk kembali bahan fermentasi agar suhu panas turun. Lama fermentasi minimal 21 hari.
Anda dapat menyiapkan bedengan-bedengan selebar 80 cm dan tinggi 30 cm. Jarak antarbedengan 60 cm. Taburkan pupuk organik matang hasil fermentasi di atas bedengan, aduk rata dengan tanah bedengan, lalu tutup rapat dengan mulsa plastik hitam perak.
Selain itu pastikan bibit melon hasil persemaian umur 4—6 hari dengan dua helai daun. Upayakan akar tanaman utuh untuk mencegah stres. Tanam bibit dengan jarak tanam 60 cm x 60 cm.
Untuk pupuk kocor campurkan 1 liter larutan dekomposer dengan 10 liter air bersih, aduk rata, dan berikan kepada setiap tanaman secara kocoran. Pemberikan pupuk kocor rutin sejak tanaman berumur 7 hari hingga melon membentuk pentil buah. Frekuensi pengocoran 4 hari sekali.
Jangan lupa potong tanaman ketika tanaman berbunga, potong bagian atas tanaman, yakni pada daun ke-25 atau setelah bunga membentuk buah, tanpa melihat jumlah daun. Potong bagian tanaman itu dengan gunting yang tajam agar tidak mengeluarkan sulur baru lagi.
Pada fase buah, tanaman lebih banyak membutuhkan unsur fosfat dan kalium. Untuk memenuhi nutrisi itu, berikan mikroorganisme lokal (MOL) berbahan guano dan bonggol atau batang pisang.
Lalu untuk sumber fosfat dan kalium Anda dapat memasukkan 5 liter larutan dekomposer, 2 liter molase, dan 3 liter air kelapa ke dalam drum berkapasitas 20 liter.Tambahkan nanas halus untuk memberi aroma.
Masukkan guano 5—10 kg dan 5—10 kg cacahan bonggol atau batang pisang sebagai sumber fosfat dan kalium dalam karung bawang dan celupkan dalam drum MOL. Tujuannya agar lebih mudah mengangkat biomassa itu setelah fermentasi berakhir.
Setelah 21 hari fermentasi, mikroorganisme lokal (MOL) yang kaya P dan K siap diberikan ke tanaman. Untuk mengaplikasikan MOL, encerkan MOL dengan perbandingan 1:20. Adapun pupuk tambahan berikan pupuk tambahan setelah bunga membentuk pentil buah.
Pengocoran setiap 5—7 hari atau dilihat dari kondisi daun. Bila pucuk masih berbentuk mangkok, pengocoran pada hari ketujuh. Namun, bila pucuk daun datar, itu tanda kekurangan nitrogen, segera dikocor lagi.