Monday, September 16, 2024

Inovasi Bio-Imunisasi Tanaman Padi

Rekomendasi
- Advertisement -

Trubus.id—Guru besar di Fakultas Pertanian, IPB University Prof. Dr. Ir. Suryo Wiyono, M.Sc. Agr.,  menciptakan inovasi Bio-Imunisasi tanaman padi sebagai upaya meningkatkan ketahanan tanaman terhadap hama dan penyakit serta tolerasi padi terhadap cekaman abiotik.

Serangan hama dan penyakit menjadi momok yang mengancam produktivitas dan kualitas hasil panen. Bio-Imunisasi tanaman padi itu dapat menjadi solusi.  Suryo menuturkan selama ini pengendalian hama dan penyakit padi sebagian besar melalui pendekatan kuratif atau responsif.

“Artinya terjadi masalah hama dan penyakit dulu baru kemudian dilakukan sesuatu, kemudian masalah itu mereda,” ujar Suryo pada IPB TV.

Sementara Bio-Imunisasi pendekatan baru yang mirip dengan vaksin pada tanaman. Tujuannya mengurangi serangan hama penyakit dan  meningkatkan produktivitas padi.

Lebih lanjut ia menuturkan keunggulan Bio-Imunisasi itu efektif dan efisien. Misalnya untuk penggerek batang padi Bio-Imunisasi keefektifannya di atas 60%. Selain itu, Bio-Imunisasi juga efisien. “Artinya saat pada perlakuan benih volume penggunaan Bio-Imunisasi rendah dan praktis,” ujar Suryo.

Suryo menuturkan Bio-Imunisasi untuk padi sawah menggunakan bahan untuk penginduksi ketahanan padi yakni Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR) dan cendawan endofit.

Aplikasi Bio-Imunisasi mula-mula merendam  benih dengan PGPR selama 24 jam, tiriskan kemudian diperam, selanjutnya dengan cendawan endofit selama 12 jam. Benih siap tumbuh, siap disebarkan pada persemaian.

“Itu akan memberikan ketahanan sampai tanaman padi umur 40 hari. Setelah itu kita lakukan aplikasi ulang. Sama dengan vaksinasi, misalnya ada vaksinasi ulang 40 hari. Sebelum itu sekitar 30 hari  kita lakukan aplikasi ulang dengan cara penyemprotan endofit,” ujar Suryo.

Sasaran pengguna Bio-Imunisasi itu para petani padi yang sampai saat ini masih menghadapi masalah hama dan penyakit  serta  cekaman abiotik. Hama dan penyakit yang menjadi momok  petani padi misalnya wereng cokelat, penggerek batang padi, dan juga penyakit blas.

“Kami kembangkan di Klinik Tanaman, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, IPB  University, sedang dalam proses untuk dipatenkan namun dalam jumlah terbatas,” kata Suryo.

Ia menuturkan Bio-Imunisasi terbukti dan  teruji mulai dari  laboratorium rumah kaca dan juga lapangan dengan efektivitas yang cukup tinggi khususnya padi.

“Bio-Imunisasi itu bisa meningkatkan ketahanan  padi terhadap hama wereng cokelat, penggerek batang padi, dan penyakit blas di atas 60%,” ujar Suryo. Ia berharap teknologi itu dapat menyebar ke seluruh  petani padi di Indonesia, karena efektif dan murah.

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Fakta Unik Perjalanan Biji Kopi Di Dunia

Trubus.id—Kopi mulai dikenal oleh Suku Galia di Afrika Timur tahun 1000 Sebelum Masehi. Dua ribu tahun berikutnya antara abad...
- Advertisement -
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img