Trubus.id–Guru Besar Departemen Perikanan, Fakultas Pertanian UGM, Prof. Dr. Ir. Alim Isnansetyo, M.Sc., mengembangkan imunostimulan ikan dan udang dari rumput laut cokelat.
Inovasi proses nir limbah dalam pemanfaatan rumput laut cokelat itu untuk penanggulangan penyakit ikan atau udang dan produksi pupuk hayati.
“Inovasi ini terinspirasi dari kekayaan laut Indonesia yang masih belum banyak dimanfaatkan oleh peneliti maupun industri,” ujar Alim.
Alim menjelaskan bahwa rumput laut cokelat Phaeophyceae memiliki kandungan alginat yang tinggi serta mengandung fucoidan.
“Alginat dapat dimanfaatkan dalam berbagai bidang, seperti medis, industri, pangan, pakan, dan perikanan,” katanya.
Alim mengungkapkan bahwa penelitian itu berfokus pada pemanfaatan senyawa alginat dan fucoidan dalam rumput laut cokelat untuk bidang akuakultur.
Ia memanfaatkan alginat untuk meningkatkan kekebalan ikan dan udang, sementara fucoidan digunakan untuk meningkatkan efektivitas vaksin ikan.
“Penelitian ini telah menghasilkan beberapa formulasi imunostimulan berbasis alginat dan fucoidan,” jelasnya dilansir pada laman UGM.
Alim berharap penerapan hasil penelitian itu secara luas, baik oleh industri maupun para pembudidaya ikan. Menurutnya, industri farmasi veteriner berpotensi memproduksi vaksin ikan dengan tambahan adjuvant berupa fucoidan dan imunostimulan.
“Vaksin ini telah didistribusikan kepada petani ikan laut guna meningkatkan sistem kekebalan ikan. Kami juga tengah menjalin kerjasama dengan beberapa perusahaan untuk mengomersialkan produk-produk tersebut,” jelasnya.
Alim berharap penelitian itu dapat dilanjutkan untuk menghasilkan inovasi yang lebih optimal. Salah satunya dengan meningkatkan teknologi pembuatan vaksin dan imunostimulan.
Alim menuturkan bahwa ia dan tim mulai mengembangkan nanopartikel berupa nanoalginat dan nanofucoidan. Ia berharap dengan pendekatan partikel nano itu, efektivitas produk formulasi akan meningkat.
“Kami ingin memperbaiki kuantitas dan kualitas produksi perikanan sebagai sumber protein, demi meningkatkan status gizi dan kesehatan masyarakat,” ungkap Alim.
Berkat riset itu ia meraih penghargaan dari The Hitachi Global Foundation Asia Innovation Award 2025.