Trubus.id—Siapa tak kenal citra? Jambu air temuan Dr. Ir. Mohammad Reza Tirtawinata, M.S., pada 1990 di Anyer, Provinsi Banten, merupakan salah satu jenis jambu air yang paling diidamkan pekebun.
Sosok buah mirip lonceng. Warnanya merah tua mengkilap menembus bagian dalam daging buah yang tebal dan empuk. Teksturnya halus dan tanpa biji. Rasanya manis dan kering. Di sisi lain tersebutlah thong sam see dan thapthim chan. Jambu air asal Thailand yang dianggap sebagai rival sebanding citra.
Karakternya mirip citra. Usut punya usut, kedua ‘jenis’ jambu air itu sejatinya varian citra. Riwayat bermula dari Opas Kasertsuanpecth, pekebun Thailand, yang kepincut citra lantas memboyong 40 bibit citra ke Thailand.
Bibit citra lalu disambung pada pohon jambu air thun klao yang ada di Provinsi Ratchaburi. Di sana citra berubah nama menjadi thong sam see yang berarti emas tiga warna. Buah thong sam see seperti citra; tanpa biji, daging bertekstur padat, dan kandungan air sedikit sehingga renyah.
Dari sana penanaman citra alias thong sam see berkembang meluas ke seantero Thailand Selatan dan Tenggara sebagaimana dikonrmasi ahli alih informasi pertanian Thailand—Indonesia, Ir. Nancy Martasuta.
Lalu nama-nama baru bermunculan, salah satunya thapthim chan yang berarti ruby dari Chantaburi. Sesuai namanya—ruby—apple rose Negeri Siam itu berwarna merah. Mirip dengan citra hanya lebih pekat, bahkan paling pekat di antara thong sam see dan citra.
Buah thapthim chan berbentuk lonceng tapi agak gemuk. Sementara bentuk citra seperti lonceng panjang. Fakta itu menunjukkan bahwa meski diduga samasama citra, varian-varian itu memiliki karakter buah berbeda.
Menurut Dr M Reza Tirtawinata itu karena perbedaan batang bawah, kompatibilitas sambungan, kesuburan lahan dan perlakuan budidaya. Namun perbedaan itu juga tidak sertamerta dapat dijadikan patokan bahwa citra, thong sam see dan thapthim chan jenis berbeda. Untuk kesimpulan lebih akurat perlu dilakukan uji DNA (asam deoksiribonukleat).***