
Jarak merah mengakhiri derita pengapuran lutut.
Rupiah merasa nyeri ketika melipat atau meluruskan lutut saat salat. Nyeri itu terasa ketika ia berjalan. “Kalau digerakkan terasa sakit,” tutur Rupiah. Beberapa jam kemudian rasa sakit itu reda sendiri sehingga ia tidak menganggap serius gejala yang ia alami. Namun, sepekan berselang, nyeri kembali menyerang. Bahkan, lutut kiri Rupiah tampak membesar. “Rasanya berdenyut antara sakit dan sangat sakit,” tutur ibu 4 anak itu.
Ia bergegas menghentikan aktivitas dan berangkat ke rumah pengobat alternatif di dekat rumahnya. Untungnya nyeri yang menyiksanya sirna usai dipijat sehingga ia bisa beraktivitas kembali. Ternyata Rupiah tidak benar-benar bebas dari derita nyeri lutut. Beberapa bulan kemudian, lututnya kembali membengkak. Namisa, sang suami, membawa sang istri menemui dokter di rumahsakit swasta terkemuka di Kota Cirebon, Jawa Barat.
Bentuk X atau O
Dokter merekomendasikan Rupiah menjalani fisioterapi minimal 8 kali. Ia lantas menjalani fisioterapi 2 kali sepekan selama 3 pekan. Meski nyaman dan merasakan kemajuan, fisioterapi ia hentikan setelah perawatan ke-6. Musababnya ia letih mondar-mandir menempuh perjalanan dari rumahnya di Sumedang ke rumahsakit di Cirebon. Rupiah menghindari konsumsi obat kimia atau jamu lantaran ia hanya memiliki satu ginjal.

Pada 2001 ia kehilangan ginjal kanan akibat batu ginjal. Kala itu dokter mewanti-wanti agar ia membatasi konsumsi obat sintetis maupun jamu yang memperberat kerja ginjal. “Kalau sampai ginjal rusak, saya harus menjalani cuci darah seumur hidup,” kata perempuan kelahiran 54 tahun lalu itu. Dengan pertimbangan itu, Rupiah tidak berani mengonsumsi obat rematik yang beredar di pasaran dan memilih pengobatan alternatif.
Menurut dr H Azir Artanto Dibyosubroto SpOT FICS, spesialis ortopedi di Tangerang, Provinsi Banten, salah satu penyebab nyeri atau pembengkakan di lutut adalah osteoartritis alias penipisan tulang rawan yang kerap disebut pengapuran. “Salah satu fungsi sendi adalah mencegah benturan antartulang. Kerusakan sendi menyebabkan gesekan atau benturan antartulang yang selanjutnya memicu peradangan, ditandai dengan munculnya rasa nyeri sampai pembengkakan,” kata Artanto.
Dalam jangka panjang, osteoartritis mengakibatkan perubahan bentuk tulang sehingga kaki penderita menjadi bengkok. Akibatnya ketika berdiri kaki menyerupai huruf X atau O. “Penyebab osteoartritis beragam, antara lain faktor genetik, usia, atau kelebihan bobot badan,” kata dr Artanto.
Flavonoid
Pada September 2014, lutut Rupiah lagi-lagi membengkak dan nyeri. Ia segera menemui pengobat alternatif untuk menjalani pemijatan. Saat itu terapis menyarankan agar Rupiah memborehi bagian yang bengkak dengan tumbukan daun dan buah jarak merah Jatropha gossypifolia. Ia tidak memiliki tanaman itu sehingga setiba di rumah, ia segera mencari tanaman itu di rumah tetangga.
Perempuan kelahiran desa batik Trusmi, Cirebon, itu menumbuk kasar daun dan buah segar lalu memborehkan di lutut bagian depan dan samping. Agar tidak bergeser atau jatuh, borehan itu lantas ia bebat dengan kain kasa. “Tumbukan daun menimbulkan sensasi hangat, tetapi sensasi hangat dari buah lebih kuat sampai terasa berdenyut,” ungkap Rupiah.

Tumbukan daun itu ia ganti setiap pagi dan sore hari. Dalam 2—3 hari, nyeri reda seiring pengempisan bengkak tanpa konsumsi obat antiradang atau antirematik. Khasiat daun dan buah jarak merah lantaran kandungan flavonoid, seperti hasil riset Arfa S Ahmed dan rekan dari Departemen Farmakologi Sekolah Tinggi Farmasi SKB, Nagpur, India. Flavonoid itu juga bersifat antiradang dan penghilang rasa sakit, yang terbukti oleh pengalaman Rupiah.
Arfa mengambil getah yang terkandung dalam daun lalu memberikan secara oral kepada tikus percobaan. Sebelumnya ia membuat tikus menderita radang di persendian telapak kaki. Berikutnya ia memberikan getah secara oral dengan dosis 25 mg dan 50 mg per kg bobot badan. Hasilnya pembentukan radang di persendian tikus yang diberi getah daun jarak merah terhambat 88% ketimbang tikus kontrol.
Menurut Arfa flavonoid dalam getah jarak merah menghambat pembentukan enzim prostaglandin sintetase. Enzim prostaglandin sintetase memicu pembentukan radang sehingga apabila enzim itu tidak terbentuk maka terbentuknya jaringan radang pun terhenti. Herbalis di Kelapagading, Jakarta Utara, Maria Margaretha Andjarwati, belum meresepkan khasiat jarak merah untuk rematik.
Untuk melenturkan persendian yang menderita pengapuran, Andjarwati menganjurkan konsumsi air perasan buah nanas. Caranya sederhana, parut buah nanas matang, peras dan saring, lalu konsumsi air perasan itu.
Menurut Andjarwati, konsumsi air perasan nanas melemaskan persendian yang kaku akibat pengapuran. Ia sendiri rutin mengonsumsi air perasan itu seminggu sekali dan terbukti hingga kini ia tetap mampu beraktivitas normal. “Saya tetap berbelanja sendiri ke pasar, bahkan masih berani berlari ketika naik turun tangga,” kata Andjarwati. Namun, ia mewanti-wanti agar penyaringan dilakukan hati-hati sehingga tidak ada serat yang terbawa. Persendian pun kembali lentur dan bebas nyeri. (Argohartono Arie Raharjo)
