Sunday, February 9, 2025

Karena Jingga Menggoda

Rekomendasi
- Advertisement -

Kulit jeruk siam sekalipun yang semula hijau berubah kuning. Penampilan lebih menarik, harga lebih tinggi.

Kulit buah jeruk commune berwarna jingga lebih menarik perhatian konsumen. (Dok. Trubus)

Trubus — “Makin kuning atau jingga warna buah jeruk, harga makin mahal,” kata pemasok buah di Bandung, Jawa Barat, Agus Roma Riswanto. Warna buah kian merona makin menarik perhatian konsumen. Jeruk berwarna jingga lebih menggiurkan dibandingkan dengan buah yang berwarna hijau atau kuning. Oleh karena itu, permintaan jeruk berwarna kuning atau jingga lebih tinggi daripada jeruk berwarna hijau.

Menurut Agus selisih harga jeruk jingga mencapai 10—15%. Artinya jika harga jeruk siam hijau Rp10.000 per kilogram, maka jeruk berwarna kuning atau jingga Rp11.000—Rp11.500 per kilogram. Pantas pekebun berupaya menempuh proses penguningan alias degreening, yakni upaya mengubah kulit jeruk yang semula hijau menjadi kuning atau jingga. Tujuannya agar harga jual lebih mahal.

Pendinginan

Menurut ahli tanaman buah dari Pusat Kajian Hortikultura Tropika Institut Pertanian Bogor, Prof. Dr. Sobir, penguningan upaya untuk meningkatkan penampilan kulit buah agar lebih berwarna jingga dan menarik dibandingkan dengan warna hijau. Secara fisiologis penguningan adalah menguraikan klorofil sehingga warna hijau hilang dan mendorong pembentukan karoten agar warna menjadi jingga.

Jeruk lokal keprok gayo bisa berwarna jingga jika didukung kondisi iklim menunjang. (Dok. Trubus)

Bahan yang paling umum digunakan adalah etilen karena mampu menguraikan klorofil. Pada suhu tepat etilen dapat menginduksi pembentukan karoten. Menurut peneliti dari dari Departemen Agronomi dan Hortikultura, Institut Pertanian Bogor, Taruna Shafa Arzam, agar menghasilkan warna jingga optimal perlu perlakuan kombinasi antara pendinginan (precooling) dan penambahan etilen.

Menurut Arzam kulit buah jeruk siam dataran rendah tetap berwarna hijau atau hijau kekuningan meskipun matang. Teknik penguningan yang berkembang belum mampu menjadikan kulit buah berwarna jingga, tetapi berwarna kuning. Kegagalan pembentukan warna jingga di daerah tropis karena pigmen betacitraurin yang merupakan penyebab warna merah tidak terbentuk, yang terbentuk hanya betakriptosantin yang merupakan pigmen warna kuning.

Jeruk siam lokal matang di pohon berwarna hijau kekuningan, penampilan kurang optimal. (Dok. Trubus)

Warna kuning pada kulit jeruk terbentuk oleh betakriptosantin, sedangkan warna jingga adalah campuran antara betakriptosantin dengan betacitraurin. Faktor lain yang berpangaruh terhadap perubahan warna kulit karena suhu. Selama pertumbuhan buah. suhu dingin berperan penting pada perubahan warna kulit buah jeruk saat proses pematangan agar menjadi jingga. Menurut Sobir pada suhu tinggi aplikasi etilen gagal mendorong sintesis karoten.

Akibatnya warna kulit jeruk bukan jingga tapi kuning pucat. Oleh karena itu, dianjurkan proses penguningan berlangsung pada suhu 15—20℃, tergantung tingkat kematanangan, konsentrasi etilen, dan kelemabapan ruangan. Prapendinginan upaya menurunkan suhu agar aplikasi etilen mendorong produksi karoten. Menurut Arzam pada jeruk manis yang tumbuh di daerah tropis, kulit buah berubah dari hijau menjadi kuning atau kuning kehijauan saat matang.

Adapun buah jeruk di daerah subtropika menjadi jingga. Betacitraurin sering kali tidak terbentuk pada buah jeruk tropika dataran rendah karena pembentukannya terjadi bila buah terpapar suhu rendah saat pertumbuhan. Prapendinginan buah jeruk tropika dataran rendah dapat mendorong pembentukan betacitraurin karena jeruk yang dipanen masih melakukan metabolisme.

Jingga

Ahli tanaman buah dari Pusat Kajian Hortikultura Tropika Institut Pertanian Bogor, Prof. Dr. Sobir. (Dok. Bilqis Sinar Rizki Harumningtyas.)

Menurut Arzam agar menghasilkan warna jingga optimal pada kulit buah jeruk siam dataran rendah perlu suhu dingin sebelum proses penguningan. Perlakuan prapendinginan dengan suhu 5℃ selama 30 detik. Kemudian buah dipertahankan pada suhu 9—11℃ selama 3 hari yang dikombinasikan dengan penguningan menggunakan etilen berkonsentrasi 100 ppm. Penguningan pada suhu 20℃ selama 24 jam menggunakan etilen.

Pekebun memasukkan jeruk ke wadah bervolume 9.300 mililiter dan tutup rapat agar kedap udara. Kemudian injeksikan etilen menggunakan jarum suntik berukuran 5 ml. Tempatkan Kotak berisi buah jeruk dalam ruang pendinginan bersuhu 20℃. Saat penguningan berlangsung, aktifkan kipas agar etilen menjangkau seluruh buah dalam wadah. Kombinasi perlakuan itu memberikan hasil terbaik, buah jeruk siam dataran rendah berwarna jingga.

Pendinginan meningkatkan kandungan padatan terlarut pada buah jeruk. Proses itu tidak memengaruhi kadar gula dan asam buah jeruk. Menurut Sobir pekebun harus memperhatikan aplikasi etilen. Bila dosis kurang tepat menyebabkan daya simpan lebih pendek, buah lebih lunak, penurunan bobot buah dan mengeringnya pangkal buah. Sobir mengatakan, aplikasi etilen pada proses penguningan praktis dan ekonomis dibandingkan dengan pengasapan. (Muhamad Fajar Ramadhan)

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Sukses Rehabilitasi Kakao: Suwardi Tingkatkan Panen hingga 200%

Trubus.id–Tanaman kakao milik pekebun di Kabupaten Luwu Timur, Provinsi Sulawesi Selatan, Suwardi tumbuh subur dan berbatang kekar. Ia mengganti...
- Advertisement -

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img