Seduhan daun kelor menurunkan kadar asam urat dalam darah.
Survei Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan, Indonesia negara terbesar ke-4 di dunia yang penduduknya menderita asam urat. Prevalensi tertinggi penderita penyakit asam urat di Indonesia pada penduduk pantai dan di Manado hingga Minahasa. Itu karena kebiasaan mereka mengonsumsi alkohol. Pemicu asam urat adalah konsumsi bahan pangan yang mengandung tinggi purin.
Vestita Fenti Pratiwi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Jember, mengungkapkan sebagian besar penderita asam urat mengkonsumsi makanan tinggi purin golongan satu seperti jeroan 15,38% dan golongan dua, yaitu tempe 100%. Ia meriset pasien rawat jalan yang rutin memeriksakan diri setiap bulan pada Januari—April 2013 di wilayah kerja Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Kalisat, Kabupaten Jember.
Asam urat
Menurut Prof Dr dr Nyoman Kertia SpPD, setiap orang memiliki asam urat di dalam tubuhnya. Kandungan asam urat dikatakan normal untuk pria dewasa jika kurang dari 7 mg/dl, sedangkan wanita dewasa kurang dari 6 mg/dl. Jika kandungan asam urat melebihi batas normal maka dapat terjadi penumpukan di sendi yang sering disebut dengan penyakit asam urat. Penderita asam urat akan mengalami rasa pegal di bagian sendi jempol kaki dan tangan.
Gejala berupa sakit akan muncul secara tiba-tiba yang berlangsung selama tiga hingga sepuluh hari. Puncak rasa sakit akan terasa pada enam hingga dua puluh empat jam pertama. Setelah sepuluh hari, biasanya rasa sakit pada sendi akan hilang seperti sembuh dan dapat kambuh sewaktu-waktu. Selain di sendi, penumpukan asam urat juga dapat terjadi di ginjal, jantung, dan kulit.
Jika terjadi penumpukan berupa kristal maka akan merusak bagian organ tubuh tersebut. Misal di ginjal jika sudah terjadi penumpukan maka akan membentuk gumpalan keras yang biasa disebut sebagai batu ginjal. Penyakit asam urat disebabkan oleh dua faktor utama, yaitu produksi asam urat yang berlebihan dan pengeluaran melalui urine yang tidak lancar seperti yang terjadi pada penderita sakit ginjal.
Produksi asam urat berlebihan karena konsumsi makanan tinggi purin. Menurut Nyoman penderita asam urat harus menghindari jeroan, otak, makanan laut, bayam, kangkung, kacang-kacangan, durian, avokad, dan minuman yang beralkohol. Untuk mengurangi produksi asam urat dokter memberikan obat allopurinol. Obat lain berupa probenesid untuk meningkatkan pengeluaran asam urat melalui urine.
Daun Kelor
Pilihan lain untuk mengatasi asam urat adalah memanfaatkan daun kelor. Riset Rahmawati dari Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Diponogoro menunjukkan, pemberian seduhan daun kelor pada tikus menurunkan kadar asam urat secara signifikan. Dalam penelitian itu Rahmawati menggunakan hewan uji 12 tikus galur wistar berumur 2—3 bulan.
Ia membagi hewan percobaan itu dalam 2 kelompok, yaitu kontrol dan perlakuan yang masing-masing terdiri atas 6 ekor. Periset itu memberi pakan standar berupa pelet kepada satwa percobaaan selama 7 hari. Untuk meningkatkan kadar asam urat tikus, ia memberikan pakan tinggi purin kepada semua kelompok, yaitu 2 g otak kambing per ekor selama 8 hari.
Pada hari selanjutnya ia memberi seduhan daun kelor kepada kelompok perlakuan, sedangkan kelompok kontrol hanya mengonsumsi akuades. Ia menyeduh 3,75 g daun kelor per kg bobot tubuh tikus dengan 3,6 ml air hangat. Tikus kelompok perlakuan diberikan intervensi itu selama 14 hari. Setelah itu kelompok perlakuan mengalami penurunan kadar asam urat sebanyak 0,675 ± 0,606 mg/dl, sedangkan kelompok kontrol hanya 0,548 ± 0,744 mg/dl.
Itu berarti pemberian seduhan daun kelor mengalami penurunan yang signifikan dibandingkan dengan kelompok kontrol. Daun kelor sohor sebagai herbal yang kaya akan vitamin seperti vitamin C—senyawa antioksidan sehingga mampu menurunkan stres oksudatif dan inflamasi yang berpengaruh terhadap penurunan sintesis asam urat. Selain vitamin daun itu juga juga mengandung senyawa flavonoid dan tanin.
Senyawa kuersetin dari golongan flavonoid dapat menghambat aktivitas xantin oksidase, sehingga dapat menghambat pembentukan asam urat. Selain itu penurunan kadar asam urat dapat melalui peningkatan urikase. Senyawa lainnya yaitu tanin, alkaloid, dan saponin. Ketiga senyawa itu berperan menurunkan kadar asam urat dengan mengurangi aktivitas enzim xantin oksidase dalam serum.
Peran lain, meningkatkan konsentrasi asam urat dalam urine dan mengikat radikal bebas selama perubahan purin menjadi asam urat. Kelor Moringa oleifera juga mengandung beragam nutrisi seperti vitamin, karbohidrat, dan protein. Herbalis di Bintaro, Tangerang Selatan, Yayuk Ambar wulan juga meresepkan kelor kepada para pasien asam urat. Ia menyarankan untuk menggunakan daun tua dengan ciri warna daun hijau tua dan ukuran lebih lebar.
Untuk memperoleh khasiat daun anggota famili Moringaceae itu cukup dengan mengeringanginkan daun kelor dan menumbuk. Kemudian seduh satu sendok makan tumbukan daun kelor dengan 150—200 ml air hangat, aduk rata, dan minum 1—2 kali sehari. “Jika ingin lebih mudah daun kelor bisa diolah menjadi sayur bening atau sayur bobor khas masyarakat Jawa,” ujarnya. Namun jika diolah, Yayuk menyarankan mengunakan daun muda. Dengan disiplin mengonsumsi daun kelor, kadar asam urat kembali normal. (Ian Purnama Sari)