Tuesday, December 3, 2024

Kendalikan Musuh Kentang Secara Ramah lingkungan

Rekomendasi
- Advertisement -

Trubus.id — Penyakit utama pada kentang adalah busuk daun akibat Phytophthora infestans dan layu bakteri karena Ralstonia solanacearum. Selain itu, hama pun seringkali berpartisipasi menyerang kentang.

Contohnya penggerek umbi kentang (Phthorimaea operculella), kutu daun persik (Myzus persicae), Thrips (Thrips palmi) dan terakhir muncul lalat pengorok daun (Liriomyza huidobrensis).

Pengendalian utama semua ini nyatanya masih mengandalkan insektisida. Padahal bila dihitung, penggunaan insektisida secara berlebih berakibat biaya produksi tinggi. Penilaian secara ekonomi tidak menguntungkan, terlebih secara ekologis dan sosial, tak layak.

Salah satu prinsip mengatasi hama penyakit tanaman adalah budidaya tanaman sehat. Tanaman sehat akan lebih tahan terhadap serangan organisme pengganggu tanaman.

Budidaya ini meliputi pemilihan lahan bebas patogen dan berkaitan erat dengan rotasi tanaman serta sanitasi (kebersihan kebun dari sisa tanaman atau gulma). Tak itu saja, pemanfaatan plastik mulsa hitam perak dapat menjaga kelembapan tanah. Inilah yang menekan populasi imago dan larva pengorok daun.

Penggunaan tanaman perangkap secara tumpang sari juga menekan populasi lalat pengorok daun. Contohnya tumpang sari antara kentang dan petsai. Sementara kerjasama kentang dan bawang daun dapat menekan populasi kutu daun persik M. persicae.

Musuh alami

Musuh alami dapat diterapkan pula sebagai pengendali hayati. Pada kentang, parasitoid H. varicornis adalah lawan alami lalat pengorok daun. Penggunaan mikroba antagonis yang murah dan aman merupakan alternatif pilihan.

Beberapa isolat memiliki prospek sebagai agen hayati patogen kentang seperti Pseudomonas fluorescens menekan layu bakteri. Atau Palcilomyces lilacinus yang menekan nematoda.

Patogen serangga dapat mendukung pengendalian hama. Sebut saja virus, bakteri, nematoda, cendawan, dan protozoa. Patogen serangga bersifat spesifik, selektif dan tidak persisten, diharapkan efek negatif sampingan yang timbul kecil.  Di tingkat petani penggunaan patogen ini mendapat sambutan positif.

Terakhir, pengamatan dan observasi lapangan secara rutin merupakan komponen mutlak dalam penerapan pengendalian hama tanaman (PHT). Sebab proses dinamika yang berlangsung pada ekosistem kentang dapat diikuti dengan baik. Hasil ini akan mengatur perlu tidaknya tindakan kimiawi dilakukan. Apabila terpaksa diperlukan penyemprotan, lakukanlah secara efektif dan selektif.

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Mahasiswa Polije Ciptakan Traktor Listrik

Trubus.id–Mahasiswa Jurusan Teknik, Politeknik Negeri Jember (Polije) berinovasi membuat traktor listrik. Wisnu Wahyu Dwi Bagus dan tim melengkapi traktor...
- Advertisement -

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img