Rahasia bugar selama berpuasa.
Umat Islam yang tengah berpuasa menunggu kumandang azan magrib untuk berbuka. Namun, tak sedikit yang membalas dendam dengan makan secara berlebihan. Akibatnya gula darah melonjak dan tubuh menjadi tidak sehat. Dokter sekaligus herbalis di Malang, Jawa Timur, dr. Zainal Gani menyarankan untuk berbuka dengan kurma dan minyak kelapa murni alias virgin coconut oil (VCO).
“Keduanya mampu menjaga gula darah tetap stabil dan tubuh tidak lemas,” ujar dokter alumnus Universitas Brawijaya itu. Sejatinya kelapa bagus untuk berbuka puasa, begitu juga santan. Namun, penyediaannya kerap merepotkan. Itulah sebabnya Zainal Gani menganjurkan meminum minyak kelapa murni agar lebih praktis.
Banyak pilihan
Menurut Zainal dosis konsumsi 3 sendok makan VCO dan 3 butir kurma. Tujuannya agar tubuh bisa segera mengambil energi yang ada pada VCO dan kurma. “Senyawa asam laurat pada VCO dalam tubuh berubah menjadi monolaurin yang mudah masuk kedalam sel. Hal itu membuat monolaurin mengaktifkan mitokondria sel sehingga peredaran darah dan metabolisme tubuh menjadi lancar,” kata Zainal.
Menurut dr. Zainal Konsumsi VCO saat berbuka menyebabkan kondisi badan tetap fit dan tidak lemas. Ketika berpuasa rasa lemas memang kerap muncul. Ahli gizi dari Rumah Sakit Imanuel, Bandung, Provinsi Jawa Barat, dr. Dadang Arief Primana M.Sc., Sp.KO., Sp.GK, menuturkan, ketika berpuasa tubuh biasanya terasa lemah. Penyebabnya asupan gula kurang memadai.
Dadang Arief Primana menuturkan, “Dengan berkurangnya jumlam makanan yang diserap tubuh, maka energi pun berkurang dari biasanya.” Hal itu yang membuat tubuh mudah lelah saat puasa. Zainal mengatakan, konsumsi VCO mampu membakar kadar gula dalam tubuh yang berlebih ikut. Selain VCO, pilihan lain untuk berbuka puasa adalah madu. Masyarakat juga mudah memperolehnya.
Penyeleksi dan konsultan madu hutan liar, Ahmad Jumat Suhada, mengungkapkan madu cocok untuk memenuhi kebutuhan gula. “Gula pada madu terdiri dari dua jenis yaitu gula dektrosa dan levulosa,” ujarnya. Menurut Suhada gula dektrosa mampu memenuhi kebutuhan gula dalam waktu cepat sehingga sangat cocok untuk berbuka puasa, sementara gula levulosa berfungsi untuk menstabilkan gula darah.
Menurut farmakolog dari Sekolah Farmasi Institut Teknologi Bandung, Dr. Sukrasno, dalam proses metabolisme, tubuh membutuhkan gula untuk diolah menjadi energi. Ketika berpuasa asupan gula berkurang sehingga energi pun berkurang. “Madu bisa bermanfaat karena gulanya mudah dicerna dan mampu mencukupi kebutuhan gula dalam tubuh,” tutur Sukrasno.
Jenis karbohidrat
Menurut dr. Dadang tipe karbohidrat pada makanan maupun minuman bisa dibagi menjadi tiga bagian, yakni karbohidrat sederhana, karbohidrat olahan, dan karbohidrat kompleks. Ia mencontohkan karbohidrat sederhana seperti minuman soft drink dan sirop. Adapun karbohidrat olahan seperti tepung terigu dan tepung gandum. Contoh karbohidrat kompleks seperti nasi dan gandum.
“Karbohidrat sederhana dan olahan lebih cepat diserap tubuh, sementara karbohidrat kompleks lebih lambat terserap,” kata dr. Dadang. Menurut dr. Dadang bila ingin menyimpan energi dalam jangka waktu lama, sebaiknya konsumsi makanan atau minuman dengan tipe karbohidrat kompleks. Namun, jika membutuhkan energi dalam waktu cepat bisa mengonsumsi karbohidrat sederhana atau olahan. “Madu cocok untuk kebutuhan energi dalam waktu cepat,” kata dr. Dadang.
Zainal Gani menyarankan mengonsumsi tiga sendok makan VCO plus air putih ketika sahur. “Itu sudah cukup menjaga tubuh tetap beraktivitas ketika puasa,” ujarnya. Ketika berbuka, barulah konsumsi makanan mengandung lemak tinggi, tetapi minim karbohidrat. “Lemak bisa membuat tubuh terjaga selama bulan puasa. Sementara karbohidrat berlebih malah bisa mengikat gula dalam darah sehingga metabolism tubuh tidak lancar,” ujarnya.
Menurut lelaki yang menekuni madu liar sejak 1992 itu satu sendok makan madu sudah bisa mencukupi kebutuhan gula selama 12 jam. Ia memilih mengonsumsi madu pelawan atau tristanium untuk menjaga daya tahan tubuh selama 12 jam sekaligus stabilisator tubuh untuk menghadapi cuaca yang tak menentu. (Bondan Setyawan)