Trubus.id—Benih berkualitas modal awal panen pala secara optimal. Menurut Ahli Pertama Pengawas Benih Tanaman Dinas Pertanian, Provinsi Maluku Rex Van March Houtban Lumban Toruan, perbanyakan benih pala dapat ditempuh melalui kultur jaringan.
Kultur jaringan ialah budidaya sel, jaringan, atau organ tanaman pada media nutrisi yang diformulasikan secara khusus dengan kondisi yang hampir sempurna. Perbanyakan pala melalui kultur jaringan memiliki beragam manfaat seperti mempersingkat waktu dormansi, murah, dan efektif.
Bahan perbanyakan untuk kultur jaringan pala didapat dari biji tanaman pala betina. “Kultur jaringan menjadi cara jitu memproduksi tanaman yang sehat, berkualitas, cepat, seragam, dan memiliki karakter serupa induk,” ujar Rex Van March.
Selain itu metode kultur biji berguna untuk perbanyakan spesies tanaman endemik atau terancam punah. Tujuannya menyelamatkan plasma nutfah sekaligus memberikan variasi genetik lebih tinggi.
Ia menuturkan keberhasilan kultur jaringan dipengaruhi oleh ketersediaan alat, lingkungan yang bersih, dan melalui standar operasional kultur jaringan. Dalam sebuah simulasi pemodelan hasil perbanyakan kultur jaringan dari biji menghasilkan 60—65% benih tanpa kontaminasi bakteri maupun cendawan.
Setiap satu kali perbanyakan mampu menghasilkan 100—200 benih baru dalam waktu 3 bulan. Artinya perbanyakan pala melalui kultur jaringan lebih efisien dibandingkan dengan konvensional.
Menurut Rex Van March ditinjau dari sisi ekonomi, seorang petani pembibit pala yang memakai metode konvensional mampu mendapatkan pendapatan kotor Rp 4,5 juta per bulan.
Apabila petani menggunakan bibit kultur jaringan, maka mereka mampu meningkatkan pendapatan kotor menjadi Rp6,7 juta per bulan.
Keuntungan petani itu juga memberikan dampak positif bagi pemerintah daerah. Musababnya petani membayarkan pajak yang bermuara pada penghasilan asli daerah (PAD).
“Peran petani dalam meningkatkan PAD tentunya membutuhkan dukungan dari pemerintah daerah untuk menyediakan laboratorium kultur jaringan,” ujar Rex Van March.
