Trubus.id—Pada tanaman pisang, perbanyakan bisa menggunakan tunas/anakan, bonggol, dan kultur jaringan. Untuk pisang jenis kepok tanjung jika menggunakan memperbanyak bonggol menghasilkan banyak bibit dalam waktu yang singkat yakni 10—35 anakan.
“Jumlah itu tergantung umur tanaman, besaran bonggol, dan jumlah mata tunas. Bahan perbanyakan berupa bonggol pisang dari rumpun indukan yang sehat dan belum menghasilkan,” ujar Nike Karjunita, S.P., M.Si., dosen di Program Studi S-1 Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Andalas.
Media tanam berupa campuran tanah, pasir, dan sekam. Langkah awal untuk pembibitan yaitu membersihkan bagian-bagian bonggol dari akar tanaman yang masih menempel. Kemudian pembuangan pelepah satu per satu. Proses itu harus cermat agar tidak melukai mata tunas.
Selanjutnya lakukan sterilisasi dengan mencuci dan merendam bonggol dalam larutan fungisida, bakterisida, dan insektisida. Perendaman selama 20 menit.
Berikutnya pindahkan bonggol ke tempat pembibitan berupa bak semai berukuran 2 m x 4 m yang terisi campuran tanah, pasir, dan sekam dengan perbandingan 1:2:1. Selang 3—5 pekan pascatanam, tunas anakan tumbuh dan pindahkan dalam polibag.
Gunakan parang yang dibersihkan dengan detergen saat pengambilan tunas. Tujuannya agar patogen penyebab penyakit tidak terbawa.
Bibit dirawat di lokasi pembibitan hingga konsumen mengambilnya. Adapun perawatan bibit harian meliputi penyiraman dan pencegahan dari serangan organisme pengganggu tanaman (OPT).
Pencegahan serangan hama dan penyakit bisa dilakukan dengan memasang waring di sekeliling lokasi pembibitan. Ciri bibit berkualitas yakni memiliki pertumbuhan yang bagus dan tak terserang hama serta penyakit. Bibit itu juga memiliki tunas setinggi 1—1,5 m dengan diameter umbi 15—20 cm.
Untuk membudidayakan kepok tanjung, petani harus melakukan beberapa tahapan seperti pengolahan tanah, pemupukan, penyiraman, pengendalian OPT, dan pemanenan. Kepok tanjung mulai dipanen saat berumur 1—1,5 tahun pascatanam.
Panen kedua biasanya setelah 9 bulan berikutnya dari panen awal. Sementara panen ketiga berjarak 15 hari dari panen kedua sampai seterusnya.
Pemanenan dengan rentang waktu yang semakin singkat dipengaruhi oleh umur anakan yang muncul pada rumpun-rumpun itu. Rahma Rara Deka tertarik mengembangkan pisang kepok tanjung lantaran permintaan dan keuntungan yang tinggi plus belum banyak penangkarnya.
Keuntungan bersih dari penangkaran kepok tanjung mencapai Rp35 juta per tahun. Keuntungan itu setelah dikurangi biaya perawatan dan produksi. Harga jual pisang Rp70.000 per tandan kepada pengepul. Harga itu tidak termasuk upah penebangan.
Bentuk jual lainnya yaitu dengan hitungan biji seharga Rp800 per biji. Hal itu tentu saja memberi harapan baru bagi para petani pisang di tanah air.