Friday, September 22, 2023

Lumbung Juara itu Andalkan Golden Retriever

Rekomendasi
- Advertisement -

Belakangan ini Von Jocelind Kennel akrab di telinga para penggemar golden retriever. Maklum banyak juara lahir dari kennel yang berdiri pada akhir 2000. Sebagian besar anjingnya meraih gelar juara di berbagai kelas pada setiap lomba yang diikuti.

Setidaknya 6 ekor Champion of Indonesia direbutnya. Gelar bergengsi itu antara lain disumbangkan Fredo dan Charles Von Jocelind Kennel, Kiki, Jess, Josi, dan Wintamish Maxamillion. Di balik sukses itu ada Roby Darma Lie. Wajar saja di ruang tamu ayah dua putra itu berjejer piala.

Prestasi pertama ditorehkan oleh Charles Von Jocelind. Anjing hasil pemacakan dari Billy The Kid dan Alva itu menjadi langganan best of breed dan best of show. Umur 1,5 tahun ia menyabet gelar Indonesia Champion. Keberhasilan itu diikuti Fredo Von Jocelind yang meraih gelar serupa ketika berumur 1 tahun. Saat itu anjing kelahiran 3 Mei 2002 itu berhasil menyodok Charles yang kerap meraih gelar bergengsi.

Darah jawara

Rahasia sukses itu amat sederhana. Menurut Roby untuk mendapatkan anakan yang bagus harus berasal dari induk-induk berprestasi. Itulah sebabnya pada akhir 2000 pengusaha itu membeli Marco of Hunter, golden retriever jantan dari Amerika Serikat melalui pemilik lokal. Beberapa bulan kemudian ia membeli Ina Ch Alva Von Moonlight dan Gucci Von Golden Castle. Indukan anjing-anjing itu malang melintang di berbagai kontes.

Terakhir pada akhir 2002 Roby membeli juara Australia—Wintamish Maxamillion dengan harga lebih tinggi lagi. Namun, pengorbanan kelahiran Jakarta itu tak sia-sia. Pasalnya, dalam waktu 10 bulan Max—sebutan akrab Wintamish—berhasil merengkuh gelar Ina of Champion.

Roby memacak anjing-anjing betinanya ke kennel lain untuk menghasilkan anakan berkualitas. ’’Banyak kennel lain yang punya anjing juara. Namun, mereka enggan melepasnya. Jadi kita lakukan pemacakan,’’ kata suami Lucia itu.

Kelihaian Roby memilih indukan berkualitas tak diraih sesaat. Ia meluangkan waktu untuk mengikuti setiap show golden retriever. Anjing-anjing juara diperhatikan sosok tubuhnya. Mulai dari kepala sampai ekor, tulang dan bulu. Hasil pengamatan didiskusikan dengan pemain-pemain lama di trah ini. Di samping itu dia juga membaca buku dan majalah yang membahas tentang anjing.

Puppy bermutu

Usaha Roby untuk belajar dan mencari indukan berprestasi tidak sia-sia. Kini anakan berdarah juara menghuni kennelnya di bilangan Tebet, Jakarta Selatan. Oleh karena itu peminat mesti menyediakan Rp5-juta—Rp10-juta untuk seekor puppy. Padahal di peternak dan pet shop lainnya harga berkisar Rp1-juta—Rp3-juta.Tingginya harga karena, “Anakan yang dijual giginya sudah lengkap. Sehat dan bersih. Umurnya sekitar 6 bulan. Jadi sudah kelihatan bakatnya dan siap lomba,’’ ujar pria 45 tahun itu.

’’Semakin bagus anjing semakin ditahan. Kita bisa jual dengan harga yang sesuai,’’ tambahnya. Ia mencontohkan hal itu pada puppy yang berhasil meraih gelar best of puppy.

Selain mendatangkan induk jantan dan betina unggul, keberhasilan Roby menghasilkan anjing juara didukung oleh perawatan teratur. ’’Percuma darah juara kalau lalai di perawatan. Ngga bakalan jadi champion,’’ ujarnya.

Kennel yang berada di Bukitduri, Jakarta Selatan, itu mempunyai dua ruangan yang didominasi warna hijau telur asin. Satu ruangan di depan rumah berukuran 3 m x 3 m berisi 5 kandang. Ruangan itu khusus diisi anjing betina. Satu lagi di samping rumah berukuran 4 m x 5 m berisi 9 kandang diisi jantan dan puppy. Induk dipisah agar pejantan tak terganggu oleh betina yang mengalami lub alias menstruasi. ’’Konsentrasi pejantan bisa terganggu. Bahkan mood untuk kawin bisa berkurang,’’ katanya.

Ruangan itu dilengkapi pendingin bertemperatur 160C. Setiap pagi kandang dibersihkan dengan desinfektan dan disemprot pengharum ruangan. Wajar golden retriever tumbuh sehat. Apalagi asupan vitamin E dan minyak ikan setiap hari membuat bulu tebal dan panjang. ’’Bulu itu perlu perawatan ekstra. Setiap 2 minggu harus keramas dengan sampoo dan kondisioner khusus anjing,’’ kata ayah Willy dan Billy itu.

Untuk menjaga kekuatan dan kesehatan, pria murah senyum itu mengajak anjing berolahraga 2 kali sehari. Golden retriever lari pagi dan sore selama 10 menit atau sekitar 2 km. Dengan latihan itu stamina tetap terjaga.

Rahasia lain, anjing tiba 1—2 hari sebelum lomba digelar. Untuk mencegah stres, sesampainya di tempat lomba, anjing dimandikan ulang, diblower dan melakukan latihan-latihan ringan.

Kembangkan silangan

Roby ingin mengembangkan golden retriever tipe eropa yang disilangkan dengan tipe amerika di Indonesia. ’’Trah ini kan dihuni pemain lama. Mereka kebanyakan punya tipe amerika. Saya ingin terobosan baru. Apalagi anjing tipe baru punya peluang besar untuk juara. Karena saingannya lebih sedikit,’’ kata penggemar burung berkicau itu.

Tipe amerika dicirikan oleh bulu yang glamor. Tak peduli bentuk tulang dan kepalanya yang kurang kasar. Golden retriever tipe eropa berkepala besar dan tulangnya kasar. Warna bulu tidak terlalu glamor. ’’Anda bisa bayangkan bila kedua tipe itu disilangkan. Tentu seekor anjing yang menonjol,’’ ucapnya. Hasil silangan itu juga akan meminimalkan subyektivitas juri yang terbiasa berkiblat pada tipe amerika.

Untuk menggapai niatnya itu Roby mulai serius mempersiapkan anakan Max (ina aust champion) dan Jessy (ina champion) yang berjumlah 7 ekor. ’’Saya akan terus mengikuti lomba. Semoga tahun depan puppy-puppy itu menjadi juara,’’ ujar pria bertubuh tinggi itu. (Destika Cahyana)

 

- Advertisement -
- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Menteri Teten Dorong Hilirisasi Bawang Merah Brebes

Trubus.id— Pengembangan produk turunan bawang merah menjadi salah satu solusi mendorong kesejahteraan petani dan usaha kecil menengah (UKM) di...
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img