Trubus.id — Banyak orang mengolok-olok kemenyan identik dengan mbah dukun atau sesuatu yang mistis. Padahal, sejatinya kemenyan sama sekali jauh dari aroma mistis.
Sebaliknya, getah pohon anggota famili Styracaceae itu berefek menenangkan dan meningkatkan konsentrasi tak ubahnya terapi aroma. Kandungan benzoat dan sinamat dalam kemenyan merangsang sistem endokrin tubuh memproduksi serotonin—hormon perangsang rasa nyaman, tenang, dan bahagia.
Benzoat dan sinamat beragam dan seluruhnya beraroma. Keduanya tergolong zat aromatik alias beraroma. Kandungan sinamat dari kemenyan punya peran penting. Turunan asam sinamat yang terikat gugus salisilat itu mampu menahan radiasi sinar ultraviolet.
Kemampuan itu mendasari pemanfaatan turunan sinamat dalam industri kosmetik sebagai tabir surya. Produk tabir surya yang beredar saat ini didominasi bahan dasar oksida seng dan oksida titanium. Kedua bahan tersebut bisa memantulkan sinar ultraviolet A dan B penyebab kulit terbakar.
Namun, tidak semua benzoat atau sinamat berefek menenangkan. Contohnya, benzoat dari keluarga buah beri dan anggur yang berefek meningkatkan cita rasa. Apalagi, benzoat sintetis buatan pabrik dengan tingkat kemurnian mendekati 100% yang justru membahayakan kesehatan. Menghirup benzoat murni bisa merusak sistem saraf indra penciuman.
Sesungguhnya, efek menenangkan kemenyan itu muncul lantaran perpaduan dan komposisi bahan-bahan kimia dalam kemenyan yang tepat, berbeda dengan sintetis. Selain benzoat dan sinamat, getah pohon itu mengandung beragam senyawa aktif seperti vanilin, pinoresinol, stirasin, dan salisilat.
Dengan beragam senyawa dan khasiat, wajar jika masyarakat memanfaatkan kemenyan untuk menjaga kesehatan. Bahkan, karena manfaat yang begitu bagus, sejak dahulu bangsawan di Jawa memanfaatkan kemenyan. Tengok saja sudut-sudut ruangan di setiap keraton selalu terdapat anglo untuk membakar kemenyan sebagai pengharum ruangan.