Thursday, July 17, 2025

Melon Manis di Atas Sabut

Rekomendasi

Melon manis dan renyah hasil budidaya hidroponik.

Rumah tanam 1.000 m² itu tampak rapi. Di dalamnya berbaris rapi 1.500 tanaman melon Cucumis melo yang sedang berbuah. Tanaman tampak sehat, terbukti dari penampilan batang yang kokoh dan tegak. Pun dedaunan yang hijau segar dan lebar. Buah melon berbobot sekitar 1,3 kg menggantung di bagian bawah tanaman. “Budidaya intensif kunci tanaman tumbuh optimal,” kata Richardus Indra Gunawan.

Direktur utama kebun Hidroponik Agrofarm Bandungan di Bandungan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, itu membudidayakan melon secara hidroponik sejak 2017. Indra menuturkan, melon bernilai jual tinggi dan memiliki banyak penggemar. Untuk memenuhi selera pasar, Indra menanam beragam varietas yakni rock melon, golden kinanti, golden apollo, dan moonlight.

Buah berdaging renyah dengan cita rasa manis.

Budidaya intensif

Indra menuturkan, “Berkebun hidroponik melon memiliki risiko terkena serangan penyakit dan perubahan cuaca lebih rendah dibandingkan dengan budidaya konvensional.” Ia menyemai benih di media tanam berupa serbuk sabut kelapa, lalu meletakkannya di ruangan khusus. “Benih yang tidak tumbuh segera dibuang dan disulam dengan benih baru,” ujarnya. Bibit siap pindah tanam saat berumur 15 hari pascasemai atau sudah memunculkan daun.

Tanaman muda itu lantas ditanam pada kantong tanam berukuran diameter 25—30 cm. Ia menggunakan media tanam serbuk sabut kelapa. Lazimnya pekebun melon hidroponik memanfaatkan arang sekam. Setiap tanaman berbaris rapi dengan jarak 20 cm antartanaman. Jarak tanam cukup rapat sehingga tanaman tidak dicabangkan alias tumbuh tunggal. Untuk kebutuhan unsur hara bagi tanaman, Indra 20 kali mengalirkan nutrisi. Interval pengairan setiap 15 menit masing-masing selama 10 menit.

Richardus Indra Gunawan mengelola melon hidroponik sejak 2017.

Distribusi nutrisi menggunakan irigasi tetes dengan bantuan satu pompa berkekuatan 1.200 watt per jam. Indra mengatur electroconductivity (EC) pada kisaran 2,5 saat tanaman berada pada fase vegetatif. Sementara untuk derajad keasaman alias pH sebesar 5,8, dan kelembapan 65%. Tanaman mulai memasuki fase generatif pada umur 2 pekan pascapindah tanam. Indra melakukan perompesan bunga agar buah yang dihasilkan sesuai standar.

Indra mempertahankan 1 buah per tanaman dengan kualitas terbaik. “Seleksi buah memungkinkan buah berkembang lebih maksimal baik dari segi bobot maupun rasa,” katanya. Pada fase generatif, ia mengatur EC pada kisaran 3,0. Menurut Indra tanaman dalam greenhouse relatif aman dari organisme pengganggu. “Kami hanya mengandalkan pestisida alami untuk menanggulangi cendawan,” katanya.

Respons pasar

Buah dikemas apik agar konsumen tertarik.

Dengan budidaya intensif itu, Indra memanen melon-melon berkualitas terbaik. Cirinya tekstur daging buah renyah, berukuran seragam, dan tingkat kemanisan buah 15—17 º briks. Oleh karena itu, produk dari Hidroponik Agrofarm Bandungan mendapat sertifikasi keamanan pangan. Respons pasar sangat baik terhadap kehadiran melon hidroponik berkualitas itu.

Terbukti toko-toko buah di Semarang dan sekitarnya menyerap hampir 60% melon produksi Hidroponik Agrofarm Bandungan. Kios Granari Fresh yang dikelola oleh Hidroponik Agrofarm Bandungan menyerap 30% produksi. Pengunjung yang datang langsung ke kebun hidroponik itu menyerap 10% produksi. Harga melon hidroponik itu di atas harga melon umum pada kisaran Rp10.000 per kg.

Hidroponik melon milik Hidroponik Agrofarm Bandungan di Bandungan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Praktikus buah di Jakarta Utara, Tatang Halim, menuturkan pasar pasti menerima melon bercita rasa manis. “Konsumen tidak menghiraukan asal-muasal budidaya melon itu. Mereka hanya melihat kualitas buah, meskipun harganya mahal,” katanya. Menurut dosen Agronomi dan Hortikultura, Institut Pertanian Bogor, Prof. Ir. Sobir, PhD, budidaya hidroponik baik dilakukan bagi pekebun yang menanam melon di lahan miskin hara.

Sejatinya melon yang ditanam konvensional pun akan menghasilkan buah berkualitas asalkan unsur hara tercukupi. Namun, budidaya konvensional rentan serangan hama dan penyakit. Sementara dengan hidroponik pekebun mampu menekan kerugian akibat kehadiran organisme pengganggu tanaman. (Andari Titisari)

Artikel Terbaru

Hijau 2025: Tren Tanaman Hias yang Sedang Naik Daun!

Trubus.id-Tahun 2025 membawa angin segar bagi para pecinta tanaman hias! Di episode ini, kita kupas tuntas tren terbaru tanaman...

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img