Teknologi baru menghasilkan 8—14 kg melon per tanaman, lazimnya satu tanaman menghasilkan 2—3 kg.
Wiyono memanen hingga 14 kg melon dari sebuah tanaman. Petani di Desa Sumber, Kecamatan Merakurak, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, itu mempertahankan rata-rata 5—7 buah per tanaman. Bobot satu buah normal, mencapai 2 kg atau setara kepala orang dewasa. Wiyono memperoleh 12,3 ton dari 1.500 tanaman atau rata-rata 8,2 kg per tanaman. Meski mempertahankan hingga 7 buah, kualitasnya seragam.
Petani itu menuai 12 ton melon berkualitas A, yakni bobot 1,8—2,2 kg per buah, rasa manis, warna daging jingga, dan jaring tampak sempurna. Adapun 300 kg lain termasuk kelas B, berbobot 1,6—1,8 kg, rasa manis, dan tetapi jaring kurang sempurna. Harga jual di tingkat petani mencapai Rp6.000—Rp8.000 per kg untuk kualitas A dan Rp3.000—Rp4.000 per kg (kualitas B). Omzet Wiyono mencapai Rp73-juta hanya dengan sekali panen.
Tanam longgar
Produksi itu 3—4 kali lebih banyak daripada penanaman melon secara konvensional. Hingga Oktober 2015, Wiyono sudah 2 kali panen dengan produksi menjulang. Selain Wiyono, 30 pekebun lain anggota Komunitas Horti Pantura, Tuban, juga menangguk panen besar. Mereka menerapkan teknologi baru sejak 2014 dengan mempertahankan 3—7 buah per tanaman.
Bagaimana cara meningkatkan produksi melon ala Wiyono dan anggota Komunitas Horti Pantura? Mereka menyiapkan bedengan selebar 1 m dan panjang sesuai lahan. Jarak antarbedengan atau guludan 1—2 m. Wiyono memberikan pupuk dasar berupa campuran 50 kg Ponska, 100 kg SP-36, 3 ton kompos, 7 sak setara 350 kg dolomit. Formula pupuk itu untuk bedengan yang terdiri atas 1.000 tanaman.
Ia menebar bahan-bahan itu di bedengan, mengaduk rata, kemudian memasang mulsa plastik hitam perak. Wiyono menanam bibit sepekan kemudian. Artinya persemaian berlangsung bersamaan dengan pengolahan lahan. Para petani di Tuban menanam rockmelon varietas elegan. Ia memindahkan bibit berumur 7 hari dan berdaun 3 helai ke lahan. Wiyono mencabut bibit di persemaian dan mencelupkan akar selama 3—5 detik dalam larutan zat perangsang tumbuh agar bibit tidak stres.
Sebelum menanam, petani memasang lanjaran atau ajir sebagai rambatan melon. Lanjaran berupa bambu selebar 4 cm dan tinggi 1,8 m. Lanjaran harus tebal agar kuat menahan bobot 10—20 kilogram. Petani menancapkan ajir itu sedalam 20 cm dengan interval 1 m. Di bagian tengah lanjaran pada ketinggian 60 cm dari tanah dipasang kawat yang memanjang sebagai tempat menggantung buah.
Sistem tripel
Jarak tanam lebih longgar, yaitu 80—100 cm. Dalam guludan selebar 1 meter, cukup satu baris tanaman. Sistem itu lebih menghemat benih, tetapi biaya operasional lebih banyak sekitar 3 kali daripada sistem konvensional yang menghasilkan 1 buah per tanaman. Biaya operasional lebih banyak karena pemberian pupuk 3 kali lebih banyak. Setelah bibit tumbuh dan berbunga, petani mulai menerapkan sistem tripel.
Sistem tripel adalah memelihara batang utama dan dua cabang paling bawah, sehingga ada 3 batang untuk berbuah, yaitu batang utama dan dua cabang itu, semua calon cabang lain dibuang. Petani lalu mengikatkan tanaman muda ke ajir. Pada awalnya, para petani menumbuhkan 2 cabang secara mendatar atau horizontal. Namun, rupanya tanaman dan buah rentan terserang penyakit sehingga petani mengarahkan ke atas dengan ‘berpegangan’ pada ajir dan kawat.
Ketiga batang itu merambat ke atas dengan jarak 30 cm dari batang utama. Wiyono memotong batang utama pada ruas ke-20. Tujuannya nutrisi yang dihasilkan hanya dimanfaatkan buah. Adapun 2 cabang dipertahankan agar tetap membentuk daun sehingga proses fotosintes maksimal. Setelah 27 hari muncul buah. Pilih buah mulai ruas ke-7 ke atas, baik yang di batang utama maupun di cabang.
Sebagai gambaran, jika memelihara 5 buah, maka pilih 3 buah di batang utama, satu buah di cabang kiri, dan 1 di cabang kanan. Para petani menggantung buah-buah yang terbentuk dengan seutas tali ke kawat penahan sehingga tidak menyentuh tanah. Bila menyentuh tanah, jaring-jaring di kulit rusak sehingga tidak laku di pasaran. (Lihat ilustrasi)
Asupan nutrisi
Kunci utama budidaya melon tripel adalah asupan nutrisi harus maksimal. Bila menginginkan 3—5 buah per tanaman, volume nutrisi pun harus minimal 3 kali dari kebutuhan normal. Berdasarkan pengalaman untuk menghasilkan satu buah melon, petani harus menyiapkan biaya pemupukan Rp2.000. Oleh karena itu bila merencanakan panen 5 buah, maka anggaran pupuk minimal Rp6.000 per tanaman.
Ada dua cara pemberian pupuk susulan yaitu sistem kocor dan semprot. Keduanya diberikan secara selang-seling. Saat dan jenis pupuk yang diberikan lihat tabel. Panen pada umur 65 hari setelah tanam. Cirinya buah menguarkan aroma harum, jaring kulit sempurna. (Faruq Kusumanegara, petani melon di Tuban, Jawa Timur)