Trubus.id— Membentuk masa depan pertanian yang maju tidak bisa terlepas dari peran petani. Oleh karena itu petani perlu mendapatkan dukungan dari berbagai pihak. Mulai dari pemerintah hingga swasta.
Keduanya memiliki peranan yang sangat penting untuk membantu petani dalam mengatasi persoalan-persoalan masa depan pertanian yang nantinya akan dihadapi. Syngenta, salah satu sektor swasta yang turut bergandengan tangan dengan petani untuk mewujudkan ketahanan pangan di Indonesia.
Hadir sejak tahun 1960-an di Indonesia, Syngenta telah menghadirkan inovasi teknologi perlindungan tanaman dan benih jagung untuk membantu meningkatkan produktivitas dan kualitas tanaman demi memenuhi kebutuhan nasional dan juga pasar ekspor.
Crop Protection Development Head Syngenta Indonesia, Nanin Noorhajati, mengatakan dalam pengembangan produk, Syngenta selalu mengedepankan aspek-aspek berkelanjutan. Selain menciptakan produk perlindungan tanaman yang berkualitas tinggi, tim riset Syngenta juga selalu memastikan produk itu aman bagi petani dan lingkungan.
“Teknologi-teknologi inovatif dan berkelanjutan yang baru saja Syngenta kembangkan adalah produk biologis dan biostimulan,” jelasnya, saat menjadi narasumber dalam kegiatan Media Gathering 2023 yang bertema Shaping the Future of Indonesia’s Agriculture, di Syngenta Indonesia Research and Development Center, Cikampek, Jawa Barat, Selasa, (14/03).
Lebih lanjut, Nanin menjelaskan produk biologis dikembangkan dengan menggunakan agen hayati untuk mengurangi residu, sedangkan produk biostimulan berperan membantu tanaman menghadapi tekanan (stress) terhadap lingkungan dan mengefektifkan penyerapan unsur hara tanaman sehingga tidak perlu menggunakan pupuk yang berlebihan.
Berbagai teknologi produk perlindungan tanaman yang dihasilkan ini telah melalui proses pengujian yang sangat panjang mulai dari uji kimia, toksikologi, biologi, dan lingkungan.
Selain itu, Nanin mengatakan, untuk mendukung pertanian presisi, Syngenta juga turut mengembangkan penggunaan drone pertanian yang difokuskan untuk meningkatkan efisiensi tenaga kerja, serta jangkauan luas dalam aplikasi produk perlindungan tanaman untuk pemeliharaan tanaman.
Selain drone, baru-baru ini Syngenta juga mengembangkan inovasi alat semprot produk perlindungan tanaman yang disebut Closed Loop Knapsack System (CLKS). Inovasi alat semprot CLKS mengadopsi konsep Closed Transfer System (CTS) yang telah digunakan oleh petani-petani di Amerika dan Eropa.
Sementara CLKS didesain menyesuaikan kondisi praktik penyemprotan oleh petani kecil di Indonesia yang biasa menggunakan alat semprot punggung. Penggunaan alat CLKS ini menghilangkan proses pencampuran produk perlindungan tanaman dengan air secara manual.
Tangki semprot hanya diisi air sehingga menghilangkan risiko kontaminasi produk perlindungan tanaman pada tubuh pengguna jika terjadi kebocoran tangki.
Head of Business Sustainability Syngenta, Midzon Johannis, menambahkan untuk mewujudkan pertanian berkelanjutan merupakan misi dan tujuan bersama. Oleh karena itu perlu terus diupayakan melalui pengembangan inovasi.
“Inovasi-inovasi itu untuk membantu petani dalam meningkatkan produktivitas hasil panen, memperhatikan keanekaragaman hayati, kesehatan tanah, iklim, keamanan petani, dan rantai nilai yang memastikan ketersediaan pangan,” papar Johannis.