Trubus.id — Bagi pembudidaya cupang pemula, tentu akan bingung untuk menjodohkan cupang. Namun, tenang saja, Trubus telah merangkum penjodohan cupang, mulai membedakan kelamin, waktu pemijahan, hingga jenis pakan untuk burayak cupang.
Membedakan kelamin cupang sangat mudah. Cupang betina tidak bersurai, badan kecil, dan tidak agresif. Sebaliknya, jantan bersurai, badan panjang dan besar, serta agresif.
Cupang jantan dan betina harus dipelihara terpisah. Keduanya dipertemukan setelah sama-sama siap kawin. Tanda-tanda jantan yang tengah birahi (shobu) pada tutup insang terdapat semburat merah seperti bulan sabit. Sementara itu, pada betina perutnya buncit karena penuh berisi telur.
Cupang akan segera memadu cinta diawali jantan mengeluarkan gelembung-gelembung udara berupa buih-buih. Selanjutnya, mereka kawin.
Betina mengeluarkan telur dan jantan memboyong telur-telur itu ke dalam gelembung udara yang ada di permukaan air. Cupang jantan dengan setia menjaga telur-telur itu. Anda tidak perlu campur tangan.
Adapun untuk pemijahan cupang sangat mudah. Tidak ada kesulitan menyilangkan satu sama lain. Akan tetapi, pemilihan induk harus cermat agar dihasilkan anakan yang baik. Untuk cupang adu, induk jantan jelas harus mempunyai gaya bertarung bagus atau sudah beberapa kali menang di arena.
Induk betina diusahakan berasal dari lubuk yang menghasilkan cupang-cupang jawara. Jika yang Anda pelihara cupang hias, pilih induk berwarna cerah dan bersirip tegak.
Selanjutnya, untuk pakan burayak cupang, Anda bisa memberinya pakan kutu air atau infusoria. Kutu air diperoleh dengan mengambil langsung di danau atau empang pada waktu subuh atau sore hari.
Kutu air dapat dikembangbiakkan di kolam. Kolam kosong disterilisasi dengan cara dikeringkan 2–3 hari. Masukkan pupuk kandang yang sudah kering, lalu isi air sampai penuh. Aliran air empang dihentikan agar tidak ada arus. Tiga hari kemudian kutu air bisa dipanen setiap hari.
