Trubus.id — Mencegah lebih baik daripada mengobati. Pepatah populer itu kiranya perlu terus digaungkan. Aplikasinya dengan membiasakan diri mengonsumsi herbal meskipun tidak dalam keadaan sakit.
Mega Gian Riny, salah seorang yang menganut prinsip mengonsumsi herbal tidak perlu menunggu sakit. Warga Kota Baru Parahyangan, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat, itu mengawali hari dengan mengonsumsi herbal.
Mega rutin mengonsumsi seduhan buah mengkudu Morinda citrifolia dan rimpang laos Alpinia galanga. Ia selalu memiliki cadangan herbal bubuk karena penggunaannya setiap hari.
Mega mengambil bubuk kudu laos yang merupakan campuran buah mengkudu dan laos sebanyak satu sendok makan. Ia menyeduhnya dengan 200 ml air mendidih, membiarkan 10–15 menit dalam kondisi tertutup. Air seduhan berubah warna menjadi kecokelatan. Ketika itulah Mega menikmati seduhan herbal seteguk demi seteguk.
Mega mengatakan, khasiat mengkudu dan laos menguatkan pencernaan dan mengatasi gangguan lambung. Selain itu, ia rutin mengonsumsi beras kencur yang berkhasiat untuk menjaga fungsi hati dan ginjal.
Ketika malam, Mega mengonsumsi kapsul temulawak, meniran, pegagan, dan temuputih. Menurut Mega, rimpang temulawak berkhasiat menjaga stamina tubuh, sedangkan meniran dan temuputih menjaga organ kewanitaan.
Daun pegagan berperan dalam peremajaan sel-sel kulit dan menjaga daya ingat. Rutinitas itu bukan baru kemarin atau setahun dua tahun. Perempuan kelahiran Pontianak, 28 Agustus 1956 itu rutin mengonsumi herbal sejak 1996. Artinya, selama 25 tahun ia mengonsumsi herbal. Meski berumur 65 tahun, Mega tetap bugar, daya ingatnya masih terjaga. Ia tidak memiliki keluhan tertentu.
Selain Mega, penganut lain gaya hidup herbal ada Rena Basuki. Perempuan 46 tahun itu rutin mengonsumsi simplisia kayu manis, daun sambiloto, adas, kapulaga, cabai jawa, dan cengkih. Warga Pasarminggu, Jakarta Selatan, itu mendidihkan bahan-bahan tersebut dengan api kecil.
Ia menyaring rebusan herbal ketika hangat dan mengonsumsinya secara rutin dengan dosis 200 ml setelah makan. Frekuensi konsumsi dua kali sehari. Rena mengonsumsi aneka herbal itu sejak 2016. Pemilik bisnis katering Dapurena itu mengolah tanaman obat menjadi masakan seperti kukis berbahan kayu manis, jahe, dan kunyit.
Rena juga membuat mi dan pasta dengan campuran kunyit. Valentina Indrajati, herbalis di Bogor, sepakat dengan prinsip konsumsi herbal tidak menunggu tubuh sakit. Jadi, herbal bagian dari kehidupan sehari-hari untuk menjaga tubuh tetap bugar.