Trubus.id — Indonesia memiliki reptil molek atau cantik, salah satunya kadal air soa layar Hydrosaurus amboinensis asal Indonesia bagian timur. Soa layar memang belum populer sebagai satwa peliharaan yang jinak. Hal ini karena kadal air yang ada di tangan para pehobi umumnya dari tangkapan alam yang masih liar.
Menjadikan soa layar sebagai satwa kesayangan tidaklah mudah. Di habitat aslinya soa layar dianggap kadal biasa karena sosok saat masih bayi dan remaja berwarna cokelat kehitaman seperti kadal umumnya.
Soa layar ditemukan di Pulau Sulawesi seperti di Latimojong, Tempe, Pampama, Palopo, Makassar, Poso, dan Manado. Reptil itu juga terdapat di Kepulauan Togian, Buton, Ambon, Seram, Bacan, Ternate, Halmahera, Waigeo, dan Papua.
Di Indonesia terdapat 4 jenis soa layar yakni Hydrosaurus celebensis, Hydrosaurus microlopus, Hydrosaurus webery, dan Hydrosaurus amboinensis. Di Filipina terdapat jenis Hydrosaurus pustulatus.
Sosok seperti kadal biasa itu membuat soa layar tak dilirik sebagai binatang peliharaan. Agus Hadiarto, warga Bogor yang pernah tinggal di Maluku Utara mengatakan, soa layar bahkan malah dianggap sebagai hama.
Soa layar memang pemakan segala alias omnivora yang pandai berenang. Soa dalam bahasa Maluku berarti sungai. Hewan itu kadang menyantap buah dan sayur milik penduduk. Dampaknya, petani sering kali menangkap soa layar di lahan.
Koko Baskoro, salah satu pehobi yang menangkarkan soa layar, mengatakan, kecantikan soa layar dewasa kerap sirna karena hasil tangkapan alam menyisakan banyak luka. Itu karena kehidupan di alam liar yang ganas. Sebut saja bekas ekor yang terluka atau putus.
“Goresan luka juga bisa terjadi saat soa layar ditangkap,” tuturnya.