Yang dimaksud adalah nanas tambang si ratu yang dijajakan di bangunan berdinding bambu bertuliskan “Rumah Nanas”. Rasa yang manis dan nyaris tanpa serat sebanding dengan nanas asal Palembang.
Tumpukan nanas di bagian dalam dan halaman “Rumah Nanas” menjadi pemandangan menarik bagi para pelintas di jalur trans Sumatera. Di sana pedagang dari berbagai kota leluasa memilih nanas sesuai kualitas yang diinginkan. Nanas-nanas itu berasal dari kebun TH Mix Farming yang menanam di areal tanah gambut seluas 500 ha.
Penanaman tersebar di Desa Kuapan, Kecamatan Kampar dan Desa Pulobirandang, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, Riau. Selain tambang si ratu, TH Mix Farming juga mengebunkan 2 varietas lain, yaitu si harum dan si molek. Dari kebun nanas disetor ke “Rumah Nanas”. Begitu terkumpul, buah berkuncung itu diangkut ke atas truk. Setiap 3 hari sekali 2—3 truk berkapasitas 4 ton mengangkut nanas untuk dikirim ke Padang, Medan, dan Batam.
Tambang si ratu
Menurut Suyatna, manajer produksi TH Mix Farming, penanaman nanas semula terkonsentrasi di Desa Kualu, Kabupaten Kampar. Pekebun menanam di luasan 1 ha. Hasil panen habis dijajakan di sekitar Pekanbaru dengan nama nanas kualu.
Potensi itu lalu dilirik TH Mix Farming. Penanaman perdana pada Januari 2002 seluas 20 ha. Lalu meningkat hingga 500 ha pada 2003. Yang pertama dikembangkan nanas tambang si ratu. Jenis itu salah satu varietas lokal asal Kualu yang sudah diperbaiki kualitasnya. Lantaran manis dan bersosok besar, bobot mencapai ,5 kg, tambang si ratu cepat memikat hati konsumen.
Kini ia banyak dikirim untuk memenuhi permintaan hotel, pasar swalayan, dan pabrik roti. Nanas asal TH Mix Farming itu mudah dikenali. “Kalau Anda jalan-jalan di pasar swalayan di Pekanbaru dan melihat gantungan kuning berisi deretan nanas, itulah hasil panen kita,” kata Suyatna berpromosi. Gaungnya mulai menyebar ke luar Pekanbaru.
Aroma tajam
Selain tambang si ratu, 2 jenis unggul lain yang juga ditanam yakni si harum dan si molek. Keduanya tak kalah manis dengan tambang si ratu. Saking manisnya, tulang daging yang renyah terasa manis. Daging buah nyaris tanpa serat dan tidak menimbulkan ngilu atau rasa pedih di lidah.
Tingkat kemanisan ketiganya memang belum pernah diukur, tapi kandungan gizi sudah dicek di laboratorium. Kadar vitamin B 10,80 mg, vitamin C 24,00 mg, energi 57,00 kal, protein 0,40 g, lemak, 0,20 g, karbohidrat 13,50 g, fosfor 11,00 mg, besi 0,30 mg, aktivitas retinol 59,00 mg, dan air 85,50 g.
Meski nyaris sebesar tambang si ratu, jenis si harum mudah dibedakan dari saudaranya itu. Ia mempunyai keistimewaan pada aromanya yang tajam. Aroma harum tercium bila kita melintas dekat tanaman. “Hampir sama seperti ketika berada di kebun durian,” kata Suyatna. Itulah sebabnya ia diberi nama si harum. Sementara nama si molek disematkan pada nanas jenis ke-3 karena meski mungil tetap berpenampilan menarik.
Si harum berbobot 1—1,5 kg/buah. Dijual di pasar swalayan Rp2.500 per buah. Sementara si molek berbobot kurang dari 1 kg/buah dibandrol Rp2.000 per buah. Harga tambang si ratu lebih tinggi, mencapai Rp3.500/buah. (Nyuwan SB)