Kali pertama lomba mancing antargrup, Baskom jawara.
Empat jam sejak lomba mancing antargrup dibuka pada pukul 09.00 suasana senyap. Sebanyak 126 pemancing itu duduk di masing-masing lapak. Mata mereka mengawasi pergerakan pelampung di permukaan air. Namun, tiba-tiba kesenyapan itu pecah ketika Abdillah Putra menarik joran dan berteriak, “Babon.” Seekor ikan emas besar alias babon menyambar umpan pemancing di lapak bernomor 30 itu.
Keadaan menjadi riuh. Pemancing dari Bekasi, Jawa Barat, itu mendaratkan Cyprinus carpio berbobot 2,49 kg. Itu ikan terberat yang terkail sehingga Abdillah meraih poin 10. Adapun peraih ikan-ikan terberat berikutnya masing-masing mendapat poin 8 dan 5.
Antargrup pertama
Abdillah sekaligus menjadi juara pertama yang mengangkat ikan babon terberat pada lomba mancing antargrup. Selama perlombaan pukul 09.00—16.00 pria 29 tahun itu berhasil mengail 4 ekor ikan “ramai” (sekilogram terdiri atas 4—5 ekor) dan 1 babon dengan bobot 2,49 kg. Itu bobot babon tertinggi. Adapun babon terberat kedua, hanya berselisih 0,145 kg diraih Angga dari grup Pemancing Depok Community (CIDEC).
Kesuksesan Abdillah mendaratkan ikan besar itu antara lain karena penggunaan umpan khusus antara lain terdiri atas umpan mancing berbentuk bubuk dan 2 kuning telur itik. Bahan lain adalah 2 daun pandan wangi Pandanus amaryllifolius 1 ons kroto, dan 3 sendok susu bubuk. Abdillah merebus semua bahan itu menjadi satu hingga matang dan menjadikannya sebagai umpan yang terbukti manjur.
Ia memperoleh ramuan itu dari rekan-rekan pemancing dan pengalamanya sendiri Abdillah lazim memanfaatkan ramuan pakan itu setiap kali mengikuti lomba mancing ikan emas. Ia menerapkan resep itu sejak 1 tahun silam. Sejak awal lomba beberapa pemancing sukses mengail ikan super berbobot 2 kg. Namun, itu tidak menyurutkan semangat peserta lain.
Sebab, penentuan juara grup tidak berdasarkan jumlah ikan super terkail, tetapi berdasarkan poin tertinggi yang diperoleh grup. Panitia menimbang perolehan setiap grup. Tiga grup dengan perolehan akumulasi ikan terberat mendapat poin 20,15, dan 10. Adu strategi dan kekompakan grup diuji dalam lomba itu. Grup Baskom mengandalkan racikan umpan dan menerapkan strategi pemenangan.
“Yang terpenting saling mendukung anggota lain dalam satu tim. Umpan yang bagus dan banyak mendapatkan ikan dibagi dengan anggota tim,” ujar Triananda Nurholik dari grup Baskom Umpan. Selain strategi kelompok, setiap peserta juga harus jeli memperhatikan pelampung, kelenturan piranti lomba, dan ketajaman mata kail. Para pemancing ikan anggota famili Cyprinidae itu menggemari pelampung sebagai penanda ikan memakan umpan. Metode klasik itu menggunakan kenur kecil dan ringan.
Inlet air
Ikan kerabat koi itu sangat peka dengan umpan. Saat umpan terasa berat ketika ditarik, maka ikan akan meninggalkan umpan. Sementara pada paruh kedua dimulai pukul 13.00, penyelengara memutuskan lelang ikan pita karena belum banyak yang terkail. Sampai dengan pukul 14.00, semua ikan yang berhasil didaratkan dianggap ikan pita sampai dengan jumlah ikan pita habis.
Saat itu Miftakhul Yassar dari Bogor Angler Comunity (BAC) sibuk menggulung ril pancingnya. Tercatat 7 buah potongan bambu seukuran sumpit dengan ujung berwarna ungu menancap di depannya. Bambu itu sebagai tanda jumlah ikan pita yang dia dapatkan. “Pokoknya fokus kepada umpan yang kita lempar, lainya abaikan saja,” kata Yassar.
Dede Hendro dari D’Mancing Bandung mempunyai teknik sendiri. Dia selalu melempar umpan di titik yang sama, dekat dengan inlet air. Hasilnya ia berhasil mengail lima ikan pita. Kebanyakan peserta menggunakan umpan kuning berbahan dasar ubi. Namun pengalaman pribadi dan kreativitas membuat para peserta berinovasi untuk mencampur bahan lain seperti kuning telur, jagung, keju, susu, pandan, dan kroto untuk menarik ikan.
Menurut Miftahul Yassar, untuk kolam air berwarna hijau seperti dalam lomba kali ini, campuran amis dan wangi harus seimbang. Pukul 16.00 lomba berakhir. Panitia memutuskan Barisan Komunitas Kumpul Mancing atau Baskom Umpan menjadi pemenang grup dengan perolehan skor 68 poin.
Lomba itu berlangsung di kolam pemancingan Shely, Pinangranti, Jakarta Timur, 28 Desember 2014. Penyelenggara lomba mincing antargrup itu adalah Mimpi—akronim dari Milis Mancing Ikan Emas dan Media Informasi Mancing Pemberi Inspirasi. Sebanyak 18 tim mengikuti lomba mancing antargrup yang diselenggarakan untuk pertama kali itu.
Panitia membatasi setiap tim terdiri atas 7 pemancing yang duduknya secara berselang-seling antaranggota grup. Tujuannya untuk mencegah dominasi salah satu grup. Beberapa grup yang mengikuti lomba itu adalah Bogor Anglers Community (BAC), Pemancing Depok Community (CIDEC), Fishy Forum, dan Komando 417. Ketua panitia lomba, J Sanusi, mengatakan lomba mancing antargrup diharapkan mempererat pertemanan dan persaudaraan antarpemancing.
Ikan pita
Menurut pegiat Mimpi, Sulistiono, masih banyak grup pemancing yang ingin mengikuti lomba. Namun, mereka mengundurkan diri karena kesibukan masing-masing anggota. Panitia membebaskan jenis umpan, membatasi satu joran untuk satu pemancing dengan maksimal tiga mata kail yang dirangkai bercabang. Larangan lain berupa pemberian umpan secara bom alias ditabur di permukaan air karena menyebabkan berkumpulnya ikan di satu titik.
Tak tangung-tanggung penyelenggara menebar 500 kg ikan terdiri atas 378 kg ikan berukuran 200—300 gram yang disebut ikan rame, 122 kg berukuran 2—4 kg yang disebut ikan super atau babon, dan ikan pita seharga Rp15.000 per ekor sebanyak126 ekor sesuai jumlah peserta lomba. Itu sebagai hadiah hiburan bagi peserta. Selain itu terkailnya ikan pita juga menambah poin untuk penilaian grup. Nilai untuk seekor ikan pita terkail adalah 2 poin.
Menurut Sulistyo yang 30 tahun berpengalaman mancing, ikan emas mempunyai beberapa tempat favorit seperti tempat terdalam, air kaya oksigen di bagian inlet atau tempat air masuk kolam, atau tempat pertama ketika ikan dimasukkan kolam. Itulah sebabnya lokasi-lokasi itu menjadi incaran para pemancing.
Penyelenggara menyediakan 2 jenis trofi, juara grup dan juara perorangan. Penentu juara grup menggunakan sistem poin yang diperoleh dengan cara menjumlahkan poin juara perorangan para anggotanya plus poin ikan pita. Kemenangan perorangan ditentukan oleh bobot ikan babon yang berhasil diangkat. Peserta yang berhasil mendaratkan ikan babon paling berat berhak untuk membawa pulang trofi juara pertama. (Muhammad Awaluddin)