Trubus.id— Kulit mangga sangat berpengaruh pada kualitas mangga. Konsumen menyukai mangga merah dengan kulit mulus dan warna merata, bukan hanya semburat. Penampilan mangga yang sempurna sangat menguntungkan pekebun.
Menurut pekebun mangga di Subang, Ikhwan, penampilan mangga yang sempurna membuat harga jual tinggi. Selain harga tinggi, pekebun tak perlu memberikan kompensasi kepada pembeli akibat buah yang dipanen kurang sempurna.
Contoh jika mangga yang dipanen berkualitas buruk, berlaku sistem tambahan. Setiap pembelian 1 kg, pekebun memberikan 1 mangga. Bayangkan jika penjualan 100 kg, pekebun memberikan 100 buah dengan cuma-cuma.
Mangga agrigardina dan garifta berkualitas dihargai tinggi. Harga mangga agrigardina berkualitas, Rp50.000 per kg. Sementara harga mangga garifta bermutu Rp35.000 per kg dari kebun. Kedua harga itu di tingkat petani.
Indikator bermutu antara lain warna kulit merah dan berbobot 350—500 gram per buah (garifta) atau 150 gram (agrigardina). Bandingkan dengan harga mangga garifta atau agrigardina yang berkulit hijau hanya Rp15.000 per kg.
Oleh karena itu, agar mendapatkan harga jual bagus pekebun harus menghasilkan mangga dengan kulit berwarna merah. Salah satu pekebun yang mampu “memerahkan” kulit mangga itu adalah Warsono Adi Wijaya.
Pekebun di Kecamatan Compreng, Kabupaten Subang, Jawa Barat, itu memakai mulsa dan pembungkus untuk menghasilkan mangga merah dan mulus. Warsono menanam 500 mangga terdiri atas 250 tanaman garifta dan 250 tanaman agrigardina di lahan 3.500 m².
Umur tanaman pada Februari 2023 baru 3 tahun. Tanaman agrigardina berbuah serentak pada November 2022. Produksi per tanaman rata-rata 10 kg yang semuanya berkulit merah. Cita rasa kedua jenis mangga merah itu perpaduan manis-masam yang menyegarkan.
Warsono mengatakan satu gulung mulsa cukup untuk 120 guludan. Warsono menanam mangga tumpang sari dengan cabai. Jarak tanam rapat 2,5 m × 2,5 m. Penggunaan mulsa berfungsi mencegah pertumbuhan gulma.
Menurut dosen Agroteknologi, Universitas Lampung, Ir. Kus Hendarto, M.S., warna perak pada permukaan mulsa bagian atas memantulkan kembali radiasi sinar matahari. Dampaknya aktivitas fotosintesis tanaman meningkat, sehingga ukuran dan warna buah maksimal.
Adapun warna hitam pada permukaan bawah mulsa mengurangi radiasi matahari yang diteruskan ke dalam tanah menjadi kecil bahkan nol. Hasilnya suhu tanah tetap rendah sehingga memberikan hasil yang baik bagi tanaman.