Sunday, February 16, 2025

Pengontrol Sakit Seribu Wajah

Rekomendasi
- Advertisement -

Konsumsi kale mampu mengontrol penyakit lupus.

Endang Wahyuningsih tertunduk lesu begitu keluar dari ruang dokter. Ucapan dokter terngiang terus di telinganya. ”Putri Anda terkena lupus. Sampai saat ini belum ada obat yang menyembuhkan secara sempurna,” katanya meniru ucapan dokter. Terbayang di benak, anak keduanya bakal mendahului meninggalkan dunia fana.

Kondisi Anggi setelah mengkonsumsi jus kale 2—3 kali/hari (kiri) dan setelah didiagnosis menderita lupus dan belum konsumsi kale (kanan insert).

Ketika itu akhir 2012, Anggi Pravita Dea Sari—sang putri tercinta—masuk rumah sakit untuk pertama kalinya. Mukanya terbakar merah berbentuk kupu-kupu, kulit berbintik-bintik, dan demam tinggi. Itu salah satu ciri lupus yang dalam dunia kedokteran kerap disebut sebagai penyakit seribu wajah. Julukan itu karena penyakit kelainan sistem kekebalan tubuh itu sulit dideteksi ataupun didiagnosis.

Saban bulan
Derita Anggi berawal dari demam tinggi. Sore hari, sepulang Praktik Kerja Lapangan (PKL) Fashion Carnaval di Jember, Jawa Timur. kepalanya terasa berat dan nyut-nyutan. Endang membawa Anggi memeriksakan diri ke dokter di sebuah rumahsakit di Cibubur, Jakarta Timur. Setelah berobat sakitnya berkurang. Namun, setelah obat habis rasa sakit itu kembali datang.

Sejak itu hampir tiap bulan Anggi merasakan sakit serupa. Bolak-balik ke dokter pun menjadi langganan wanita kelahiran Bogor, 24 Mei 1988 itu. Selama menjalani rawat jalan, perbaikan ke arah sembuh total tak kunjung tiba. Empat bulan berselang ia harus kembali masuk rumah sakit dan opname. Bahkan 5 bulan pertama pada 2016, Anggi harus diopname sampai 4 kali. Sekujur kaki dan tangan, serta sebagian tubuhnya timbul ruam merah seperti alergi tetapi tidak hilang selama sebulan.

Anggi pun harus mengonsumsi obat-obatan mengandung steroid untuk mengatasi lupus agar tidak meluas ke organ tubuh lain. Namun, efeknya, “Rambut saya rontok dan badan lemas,” kata anak ke-2 dari 6 bersaudara itu. Efek samping steroid mengeroposkan tulang dan gigi.

Anggi Pravita Dea Sari (kanan) dan Endang Wahyuningsih, tetap semangat bertarung melawan penyakit ganas.

Menurut dokter ahli rematologi di Universitas Indonesia, dr Yoga Iwanoff Kasjmirs SpKR, gejala lupus berupa demam, nyeri sendi, lemah atau lesu, dan rendahnya trombosit. Hematologis di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof Dr Karmel L Tambunan, mengatakan lupus dikenal sebagai penyakit autoimmune. Pada manusia normal, sistem kekebalan tubuh biasanya membuat antibodi untuk melindungi tubuh dari berbagai macam serangan virus, kuman, bakteri, dan benda asing lain. Pada penderita lupus antibodi malah menyerang sistem kekebalan sel dan jaringan tubuh sendiri. Bila ginjal yang diserang, sang pasien menderita sakit ginjal. Oleh karena itu lupus disebut juga penyakit seribu wajah karena dokter sering kesulitan dan keliru mendiagnosa penyakit.

Perempuan rentan
Untuk mengetahui keberadaan sel systemic lupus erythematosus (SLE), penanda penyakit lupus dokter memeriksa darah. Sampai sekarang tak ada yang tahu pasti penyebab lupus. Dokter meyakini penyebab lupus ialah kombinasi faktor genetik, lingkungan, obat-obatan, makanan, dan stres. “Sampai saat ini obat yang dianggap manjur mengatasi lupus adalah golongan steroid. Ia berperan menekan pembentukan antibodi yang berlebih,” ujar Dr Karmel.

Menurut Dokter Spesialis Penyakit Dalam di Rumahsakit Premier Surabaya, Prof. DR. dr. Joewono Soeroso SpPD-KR,M.Sc., terdapat 5 juta orang di dunia terkena lupus dan 100.000 kasus baru terjadi setiap tahunnya. Peningkatan angka kematian akibat lupus hampir 60% dalam 20 tahun terakhir. Untuk kasus Indonesia, ada 8.000 odapus yang sebagian besar di Pulau Jawa, karena minimnya informasi di daerah lainnya.

Lupus juga menyerang penyanyi muda asal Amerika, Selena Gomez pada pertengahan 2015 silam. “Saya didiagnosis lupus dan telah menjalani kemoterapi. Lima hari setelah kemoterapi saya merasa lemas dan hampir terserang stroke,” ujar Selena kepada Billboard Magazine saat dilakukan wawancara oleh Herisca Putri—jurnalis magang asal Indonesia.

Giajeng Smoothies—produk jus sehat yang terdiri dari kale, nanas, dan pisang.

Selena mengidap lupus nefritis atau peradangan pada ginjal yang terjadi akibat pengaruh penyakit systemic lupus erythematosus (SLE). Lupus nefritis merupakan salah satu komplikasi paling serius dari penyakit lupus. Oleh karena itu, pada Oktober 2017 lalu wanita berusia 24 tahun itu harus menjalani operasi transplantasi ginjal.

Dari hasil survei yang pernah dirilis oleh Yayasan Lupus Indonesia (YLI) ditemukan, 9 dari 10 orang penderita lupus (odapus) adalah perempuan dan berusia produktif, mulai umur 16—60 tahun.

Kaya antioksidan
Tak tega melihat derita sang putri tercinta, Endang mencoba mencari jalan keluar. Ibu 6 orang anak itu mencari pengobatan alternatif dengan herbal. Secercah harapan ia temukan dalam pertemuan komunitas autoimmune. Saat itu hadirian mendapat sajian salad daun kale. Sayuran asal Kanada, Amerika Serikat, itu memiliki segudang manfaat. Salah satunya untuk menjaga kesehatan organ tubuh.

Kale populer sebagai sayuran bernutrisi tinggi. Situs The World’s Healthiest Food menyebutkan kale mengandung 45 jenis senyawa flavonoid yang merupakan antioksidan.

Ahli gizi di Rumah Sakit Atmajaya, Penjaringan, Jakarta Utara, dr. Nanny Djaja, M.S. Sp.GK, mengatakan kale mengandung betakaroten (provitamin A), zeaxantin, asam folat, zat besi, mangan, magnesium, fosfor, natrium, kalium, dan seng. Sayuran eksotis itu juga menyimpan vitamin B1, B2, B3, B6, C, D, E, dan K.

Penyanyi muda Internasional, Selena Gomez (kanan) yang pada Oktober 2017 melakukan transplantasi ginjal akibat lupus.
Penyanyi muda Internasional, Selena Gomez (kanan) yang pada Oktober 2017 melakukan transplantasi ginjal akibat lupus.

Dengan kandungan lengkap itu, Endang yakin untuk memberikan konsumsi kale. Kale diasup dalam bentuk jus yang terdiri dari campuran kale, pisang, dan nanas dengan perbandingan 2:1:1. Setiap hari Anggi itu meneguk 2—3 botol jus campuran buah dan sayuran sebanyak 250 ml.

Baru 2 bulan mengonsumsi, kondisi tubuhnya mulai membaik. Nyeri di bagian sendi berkurang, tidur lebih nyenyak, dan badan lebih segar. Kulit pun kembali kenyal dan halus. Berat badan pun berangsur menurun hingga 5 kg. Padahal selama sakit, bobot badan perempuan 29 tahun itu naik 11 kg akibat mengonsumsi obat steroid. Melihat perbaikan kondisi itu Endang memutuskan menghentikan konsumsi obat steroid untuk Anggi.

Sang putri rutin minum jus kale. Hasilnya sudah 19 bulan Anggi tidak pernah masuk rumahsakit lagi. ”Untuk kami itu sungguh mukjizat dan rekor terpanjang putri saya tidak masuk rumahsakit sejak didiagnosis lupus,” kata Endang dengan ekspresi penuh kegembiraan.
Berdasar pengalaman Anggi, kini Endang memproduksi jus kale dalam botol yang diberi label Giajeng Smoothies. Jus itu dimanfaatkan oleh Anggi dan pengidap lupus yang membutuhkan. Dokter di Rumahsakit Umum Daerah (RSUD) Margono Soekardjo, dr. Aditiawarman Sp., PD., mengatakan sampai saat ini belum ditemukan obat penyembuh lupus. Kombinasi terapi medis dengan konsumsi kale berdampak positif. (Tiffani Dias Anggraeni)

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Budi Daya Rumput Laut: Peluang Pasar dan Produk Turunan

Trubus.id–Budi daya rumput laut menjadi sumber pendapatan utama bagi I Nyoman Sudiatmika. Ia menuturkan bahwa jauh sebelum ada pariwisata,...
- Advertisement -

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img