Monday, March 3, 2025

Penyebab Kematian Gurami dan Solusi Mengatasinya

Rekomendasi

Trubus.id — Ada beberapa penyebab kematian gurami. Mulai dari faktor bibit hingga serangan penyakit. Oleh karena itu, peternak harus mengetahui gejala dan cara penanganannya. Penanganan tepat menjadi kunci sukses budidaya gurami dalam menekan risiko angka kematian.

Benih gurami antistres

Bibit tidak sehat atau luka saat proses penangkapan dan pengangkutan dapat menyebabkan gurami mudah mati. Untuk itu, penting menjaga agar bibit gurami tidak stres. Bibit stres akan berdampak pada kesehatannya.

Peternak sebetulnya bisa menekan kematian benih gurami hingga 5% dari rata-rata 25%. Caranya, masukkan 300 benih berukuran 2 cm ke baskom. Ambil 20 lembar daun ubi jalar Ipomoea batatas, lalu remas-remas hingga air berubah kehijauan.

Biarkan selama 10 menit. Kandungan saponin dan flavonoid membuat ikan tahan stres. Setelah itu, masukkan ke kantong dan siap dikirim ke tempat tujuan.

Bebas pathek

Pathek, salah satu penyakit ikan berbahaya. Penyakit yang disebabkan oleh bakteri Aeromonas sp dan Pseudomonas sp itu kerap kali menyerang gurami. Cirinya antara lain Osphronemus gouramy berwarna kemerahan karena pendarahan, sisik satu per satu lepas, perut busung, dan ikan selalu berada di permukaan air dengan posisi miring.

Untuk mengobatinya, 25 kg ikan direndam dalam air yang telah dicampur kalium permanganat dengan dosis 20 gram/m3 air selama 30–60 menit. Aerator tetap dipasang untuk pasokan oksigen. Bahan lain yang bisa digunakan, nitrofuran.

Campur 5–10 gram nitrofuran ke dalam 1 m3 air, lalu rendam 25 kg ikan selama 12–24 jam. Selain perendaman, bisa juga dengan penyuntikan. Gunakan 20–40 mg oxytetracyclin atau kanamycin untuk 1 kg ikan.

Selanjutnya, suntikkan secara intramuscular—menginjeksi di bagian tengkuk ikan. Cara lain dengan mencampur 0,5 gram oxytetracycline dengan 500 gram pakan untuk 10 kg ikan. Ikan yang diobati dengan antibiotik baru dapat dikonsumsi 2 minggu setelah pengobatan.

Halau parasit dan bakteri

Gurami rentan terserang parasit dan bakteri. Salah satu yang paling mematikan yakni tuberkulosis (TBC) gurami. Penyakit ini dapat mengakibatkan kematian hingga 70%. Penyebabnya, infeksi bakteri Mycobacterium fortuitum.

Serangan mematikan terjadi saat kondisi ikan lemah dan stres. Misalnya, akibat perubahan suhu yang drastis dan penurunan kualitas air. Gejala awal serangan, nafsu makan ikan terlihat menurun. Selanjutnya, sisik mengelupas dan muncul bercak-bercak merah disertai benjolan-benjolan kecil di sekujur tubuh.

Pencegahan dilakukan dengan perawatan intensif menyeluruh. Setelah panen, bersihkan dan keringkan kolam selama seminggu. Lumpur dan kotoran yang mengendap di dasar kolam dibuang. Lapisan tanah dibalik dan ditambahkan kapur tohor sebanyak 100–150 gram/m2 atau 200 gram/m2 untuk tanah asam.

Berikan imunostimulan seperti vitamin C dosis 150–500 mg/kg bobot tubuh saat bibit seukuran korek api selama 7–10 hari. Cara lain, rendam burayak gurami dengan larutan kalium permanganat (KMnO4) dosis 15 gram/m2 selama 30 menit.

Selama perendaman, kombinasikan dengan pemakaian aerator agar ikan tidak mati kekurangan oksigen terlarut.

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Daya Tarik Padi Jarwo

Hamparan sawah untuk budidaya padi jajar legowo menjadi daya tarik wisatawan. Trubus.id-“Mulyaharja ini surga tersisa di Kota Bogor.” Muhammad Khoerudin...

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img