Thursday, January 23, 2025

Peria: Buruk Rupa Berjasa Baik

Rekomendasi
- Advertisement -

Peria terbukti secara ilmiah mengatasi kanker prostat.

Manfaat peria sudah dikenal nenek moyang kita. Buah anggota famili Cucurbitaceae itu mujarab menurunkan kadar gula darah, mencegah panas dalam, dan mengatasi wasir. Bukan hanya di Indonesia, penduduk di banyak negara di Benua Asia dan Afrika sudah lazim menggunakan peria sebagai sayuran maupun herbal. Masyarakat Brasil, misalnya, rutin mengonsumsi sari buah peria untuk mengatasi melonjaknya kadar gula darah. Di India, biji buah karela—nama peria di India—manjur sebagai obat cacing.

Jus buah peria berfaedah bagi kesehatan. Tambahan daun salam kurangi rasa pahit
Jus buah peria berfaedah bagi kesehatan. Tambahan daun salam kurangi rasa pahit

Menurut Dra Emma S Wirakusumah, ahli gizi dari Institut Pertanian Bogor, peria memang dapat dikonsumsi sehari-sehari untuk menjaga kesehatan tubuh. Ia menyarankan konsumsi seduhan 50—60 gram peria kering setiap hari. Khasiat itu bukan tanpa bukti. drh Wien Winarno MKes dari Pusat Penelitian Farmasi dan Obat Tradisional, Kementerian Kesehatan Indonesia, membuktikan peria menurunkan bobot kelenjar prostat dan mengurangi ketebalan sel epitel kelenjar prostat. Keduanya menjadi indikasi prostat yang membaik pada penderita kanker.

 

Antikanker

Dalam penelitian itu Wien menggunakan ekstrak etanol buah Momordica charantia yang didapat dari Balai Penelitian Tanaman Obat Tawangmangu, Jawa Tengah. Wien mengeringkan buah peria tanpa biji di bawah sinar matahari, lalu menyimpan dalam lemari pengering pada suhu  kurang dari 500C sampai bobot kering konstan. Periset itu lantas menggiling bahan kering itu dan mengayak sehingga memperoleh serbuk halus buah peria.

Ia menambahkan etanol 70% pada serbuk itu dan mengeringkan kembali dengan cara penguapan pada suhu 400C sehingga mendapat ekstrak dengan kekeringan maksimal. Ekstrak etanol buah peria itu terbukti mempengaruhi ketebalan sel epitel kelenjar prostat tikus yang diinduksi testosterone propionat hingga berbentuk kuboid pipih, permukaan sel rata dengan inti oval. Menurut Wien, kandungan sterol buah peria yang mempengaruhi ketebalan sel epitel kelenjar prostat itu.

Selain itu, efek androgenik peria ditunjukkan dengan terjadinya penurunan bobot kelenjar prostat. Wien menjelaskan bahwa ekstrak peria juga menurunkan kadar testosteron darah sehingga kadar 5 alfa-dihidroreduktase dan kadar DHT (dihidrotestosteron) dalam kelenjar prostat juga turun. Penurunan itu menghambat pertumbuhan sel epitel. Kelenjar prostat merupakan kelenjar di organ reproduksi pria yang memproduksi cairan sperma. Ukurannya sebesar biji kemiri dengan posisi di bawah kandung kemih mengelilingi pangkal saluran kemih atau uretra.

Prostat yang bengkak atau hiperplasia menimbulkan tekanan pada uretra alias saluran kemih. Dampaknya urine sulit keluar. Menurut dr Agus Setiawan SpU, dari Rumahsakit Umum Persahabatan, Jakarta Timur, penyebab prostat bengkak adalah perubahan hormon testosteron menjadi dihidrotestosteron (DHT) dengan bantuan enzim 5 alfareduktase. DHT akan merangsang pertumbuhan sel-sel prostat secara tak terkendali.

Penyebab lain adalah ketidakseimbangan antara hormon estrogen dan testosteron. Semakin tua usia seseorang, kadar testosteron menurun, sedangkan estrogen relatif tetap. Ketidakseimbangan itu menyebabkan sel-sel prostat baru menurun, tetapi berumur lebih panjang. Itu yang membuat ukuran prostat membesar. Pembengkakan prostat pada pria umum terjadi di atas 60 tahun, sedangkan kanker prostat cenderung menyerang pria di atas usia 50 tahun. Menurut data National Cancer Institute (NCI), Amerika Serikat, sekitar 70% pengidap kanker prostat berusia di atas 65 tahun.

Herbalis di Jakarta Utara, Maria Margaretha Andjarwati memanfaatkan peria untuk mengatasi kanker, radang, dan diabetes
Herbalis di Jakarta Utara, Maria Margaretha Andjarwati memanfaatkan peria untuk mengatasi kanker, radang, dan diabetes

Sebagian penderita prostat tidak merasakan gejala serangan dan meninggal tanpa terapi. Sebagian lagi merasakan gejala seperti susah berkemih, sering ingin berkemih pada malam hari, rasa sakit saat berkemih, serta rasa sakit di punggung bagian bawah, pinggang, dan paha atas. Data NCI terbaru menyebutkan pada 2010 ditemukan 217.730 kasus kanker prostat di Amerika Serikat dan 32.050 kasus berujung kematian.

 

Kurangi pahit

Di kalangan herbalis, peria memang kerap digunakan untuk mengatasi kanker. Herbalis di Jakarta Utara, Maria Margaretha Andjarwati memanfaatkan peria untuk mengobati kanker, radang, dan diabetes mellitus. Maria menganjurkan pasien kanker untuk mengonsumsi jus 2 buah peria ukuran sedang. “Konsumsi jus lebih baik agar mudah dicerna,” katanya. Peria juga dapat diolah menjadi tumis, kukus, atau olahan sayur yang lain.

Sebetulnya rasa buah kerabat mentimun itu dapat diminimalisir. Cukup tambahkan daun jambu mete muda dan daun salam muda. “Dijamin, rasa pahit tak terasa,” kata Emma S Wirakusumah. Si pahit itu juga dapat diolah menjadi minuman seperti di Taiwan. Di sana banyak pedagang menjajakan jus peria di pinggir jalan. Pedagang di negeri Formosa itu mempromosikan jus buah ini sebagai antidiabetes. Banyak orang tertarik membeli jus yang dijual seharga Rp40.000 per gelas itu.

Peria memang tidak dianjurkan bagi wanita hamil dan menyusui. Sebab bahan aktif pada peria dapat ditransfer melalui air susu ibu (ASI). Biji peria secara tradisional digunakan oleh nenek moyang sebagai agen aborsi. Buah yang disebut bitter melon di Amerika ini juga dapat menurunkan fertilitas, sehingga tidak dianjurkan bagi wanita maupun pria yang sedang dalam perawatan kesuburan. Namun, bagi penderita kanker prostat, konsumsi peria justru berdampak baik. (Rizky Fadhilah)

527-Okt-2013-102-4

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Sang Juara  Festival II Durian Padang Ulak Tanding

Trubus.id–Festival Durian II yang berlangsung di Pasar Padang Ulak Tanding (PUT),  Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu pada 19–20 Januari 2025...
- Advertisement -

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img