Trubus.id — Amanda Andriani Iskandar, B.S.D., B.A., tak menyangka kegemaran membuat potpourri sewaktu kecil mengantarkannya menekuni profesi perangkai bunga. Potpourri—bahasa Prancis—merujuk pada campuran bunga dan daun kering yang menjadi dekorasi sekaligus pengharum ruangan.
“Sejak kecil saya senang dengan bunga. Saat bermain, saya memetik bunga di sekeliling kompleks untuk kemudian disusun di gelas atau dijadikan potpourri,” kata Amanda.
Perempuan kelahiran Jakarta itu semakin mengenal ragam bunga tatkala menjadi penyelenggara acara seperti pernikahan. Kegemarannya terhadap bunga berlanjut ketika Amanda menempuh studi di Arizona State University, Amerika Serikat.
Dengan mengandalkan kreativitas, ia kerap membeli bunga segar di pasar swalayan untuk dirangkai sendiri. Merangkai bunga dan memajangnya di rumah membawa kebahagiaan tersendiri bagi Amanda.
Setelah memperoleh gelar sarjana di Negeri Paman Sam, Amanda kembali ke Indonesia dan mengajak rekannya untuk memulai bisnis dekorasi pada 2012. Semula, Amanda bekerja sama dengan perangkai bunga profesional untuk menangani rangkaian bunga di acara besar.

Harap mafhum, ia sebelumnya menekuni desain grafis dan dekorasi sehingga kemampuannya merangkai bunga terbatas. Amanda menerima banyak pesanan untuk mendekorasi acara skala kecil dengan anggaran yang tidak terlalu besar untuk membayar jasa perangkai profesional.
Melihat peluang itu, Amanda mengambil kursus dasar merangkai bunga di Herli Floral Design School (HFDS) milik Herliana Wiharsa. Kursus dasar itu mendorong Amanda untuk mempelajari teknik merangkai bunga hingga ke jenjang lebih tinggi.
Manipulasi daun menjadi salah satu teknik merangkai bunga yang paling sulit sekaligus paling disukai Amanda. Teknik itu memanfaatkan daun untuk menghasilkan bentuk baru seperti lipatan janur dan anyaman palem.
“Sebenarnya tidak susah, awalnya terlihat rumit sehingga harus fokus memerhatikan. Kalau sudah bisa rasanya senang sekali, tetapi harus sering latihan. Kalau jarang digunakan terkadang lupa lagi,” kata Amanda.
Untuk mengasah kemampuan dan memperluas jejaring, Amanda bergabung dengan Ikatan Perangkai Bunga Indonesia (IPBI) pada 2013 atas ajakan sang guru, Herliana Wiharsa. Ia berkesempatan menampilkan rangkaian bunga perdananya di simposium IPBI 2013.
Setelah itu, Amanda percaya diri menampilkan rangkaian bunganya di depan umum. Selain mengikuti tren, perlahan ia menemukan ciri khas, yakni menggunakan banyak materi bunga dan aksesori buatan tangan.