Friday, January 17, 2025

Pesta Mangga di Paravan

Rekomendasi
- Advertisement -

Pameran ratusan jenis mangga di Pasuruan, Jawa Timur.

Garifta merah diminati konsumen.

Trubus — Mangga seukuran kepalan tangan orang dewasa itu mencuri perhatian para pengunjung pameran mangga di Pasuruan, Jawa Timur. Pasalnya, mangga itu berpenampilan paling mencolok di antara ratusan jenis mangga lain yang berjajar rapi di atas meja. Warna kulit mangga itu merah menyala, sangat kontras dengan jenis mangga lain yang sebagian besar berwarna hijau atau jingga. “Itu garifta, mangga unggul hasil penelitian Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika,” kata Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Hortikultura, Kementerian Pertanian (Kementan), Dr. Ir. Hardiyanto M.Sc. Ciri khas lain mangga garifta daging buahnya berair (kadar air 83,1—86%), serta bercita rasa kombinasi manis (15,5° briks) dan masam sehingga menyegarkan.

Pada hari kedua pameran garifta ludes diserbu pengunjung. Peneliti sekaligus panitia dari Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika (Balitbu), Dr. Panca Jarot Santoso, S.P., M.Si, mengatakan pengunjung sangat antusias mencicipi buah. Harap mafhum jumlah pengunjung pada hari kedua mencapai 1.000 orang.

Baru
Pada pameran bertajuk Gelar Perbenihan dan Sumber Daya Genetik Mangga itu panitia menyajikan mangga utuh dan yang sudah dikupas. Jenis-jenis mangga sohor, seperti arumanis, gadung, dan manalagi turut tersaji pada pameran yang digelar di kota Paravan—sebutan Pasuruan pada zaman kerajaan Airlangga. Di sana juga hadir beberapa nama Mangifera indica lain yang masih terdengar asing, seperti alphonso dan roti. Acara itu berlangsung di Kebun Percobaan (KP) Cukurgondang, Grati, Pasuruan, pada 3—5 November 2017.

Puslitbang Hortikultura menggelar acara itu dalam rangka sosialisasi teknologi inovatif buah tropika dalam mendukung prgram 2018 sebagai tahun hortikultura menuju swasembada dan ekspor. “Acara ini merupakan upaya transfer teknologi dari Balai Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Pertanian kepada pengguna,” kata Hardiyanto.

Pengunjung mengikuti pelatihan top working mangga.

Acara itu selaras dengan salah satu misi Balitbang, yaitu hilirisasi dan massalisasi teknologi pertanian modern sebagai solusi menyeluruh permasalahan pertanian. Pada pameran itu pemerintah merilis beberapa varietas unggul baru (VUB) milik KP Cukurgondang seperti agri gardina 45, arumanis 143, dan gadung 21. Agri gardina 45 hasil persilangan arumanis 143 dan varietas saigon.

Penampilan agri gardina menarik lantaran berpangkal buah merah dan kuning pada ujung buah. Tingkat kemanisan mencapai 15—18° briks dengan kandungan air 80—90%. Produktivitasnya juga tinggi, yakni mencapai 25—30 kg per pohon per tahun. Hingga kini koleksi plasma nutfah mangga KP Cukurgondang menghasilkan 16 varietas unggul yang terdaftar di Kementan.

Benih garifta orange, garifta merah, garifta kuning, garifta gading, dan agri gardina 45 tersebar ke 18 provinsi di Indonesia. “Jumlah bibit sumber yang tersebar mencapai 8.657, sedangkan bibit sebar 269.711 tanaman,” kata Hardiyanto. Panitia juga mengadakan pelatihan top working mangga gratis untuk pengunjung.

Internasional
Hardiyanto mengatakan mangga komoditas hortikultura strategis di Indonesia. Selain konsumen dalam negeri, masyarakat mancanegara pun menyukai buah tanaman anggota famili Anacardiaceae itu. Itulah sebabnya mangga berpotensi menjadi komoditas eskpor penyumbang devisa negara. Sayangnya kondisi agribisnis mangga masih menghadapi banyak kendala, seperti rendahnya kualitas dan kontinuitas buah. Selain itu periode produksi yang pendek menyebabkan penumpukan pasokan mangga pada satu waktu.

Kebun percobaan Cukurgondang mengoleksi
ratusan aksesi mangga dari mancanegara.

Dampaknya terjadi fluktuasi harga yang tinggi. Ditambah lagi terbatasnya pelaku sektor hilir (off farm). Oleh karena itu, salah satu rangkaian acara pameran adalah temu bisnis dan sarasehan antarpelaku usaha mangga dan buah-buahan tropika. Sekretaris Balitbang Pertanian, Dr. Ir. Muhammad Prama Yufdy M.Sc., mengatakan sebaiknya semua pihak saling berbagi saran demi kemajuan mangga dan buah tropika di Indonesia.

“Balitbang Pertanian menetapkan 2016 dan 2017 sebagai tahun hortikultura. Indonesia yang kaya keragaman buah, khususnya mangga, harus unggul di kancah internasional,” kata Prama. Para peserta temu bisnis berasal dari berbagai kalangan, seperti peneliti, pehobi, penangkar, dan pedagang buah khususnya mangga. Praktikus dan pengamat tanaman buah asal Bogor, Jawa Barat, Gregorius Garnadi Hambali, yang turut hadir dalam acara, berharap peneliti merakit mangga bercita rasa manis saat masih muda seperti khiosawoei di Thailand.

Dengan begitu keuntungan petani meningkat karena mereka bisa segera memanen mangga, tapi rasanya tetap istimewa. Dengan begitu pekebun bisa menerapkan konsep agrowisata petik yang kini sedang tren. “Jadi ketika pengunjung agrowisata datang ke kebun bisa langsung memanen mangga walau pun masih muda. Namun, rasanya tetap manis meski tanpa diperam dahulu,” kata Greg. (Bondan Setyawan)

Previous article
Next article
- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

BPS Ungkap Data Perdagangan Durian Indonesia Sepanjang 2024

Trubus.id–Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia Adininggar Widyasanti, menyampaikan data terkait ekspor dan impor durian Indonesia pada ...
- Advertisement -

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img