Trubus.id—Penggunan pupuk organik membantu meningkatkan produksi jagung. Hal itu dirasakan Heri Supriadi. Pekebun di Desa Mancagahar, Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat, itu menuai 3,5 ton jagung pipil kering dari 4.200 m2.
“Sebelumnya tidak mencapai segitu, hanya separuh,” kata Heri. Padahal ia tidak menggunakan pupuk kimia sintesis lagi sebagai sumber nutrisi. Alasannya karena pupuk kimia mahal dan sulit didapat. Lazimnya lahan 100 bata setara 1.400 m2 membutuhkan 150 kg pupuk kimia sintesis.
Ia mulai beralih menggunakan pupuk organik cair (POC). Aplikasi sejak persiapan benih. Heri merendam benih jagung itu dengan larutan pupuk minimal sehari. Heri melarutkan 1 tutup botol kemasan dalam seliter air. Usai perendaman, tiriskan, dan tanam benih besok.
Pemupukan pertama 7 hari setelah tanam (hst) dengan cara disemprot. Dosis sama dengan saat perendaman. Pemupukan selanjutnya pada 15 hst, 30 hst, begitu seterusnya hingga 60 hst. Heri menghabiskan 15 liter POC untuk lahan 4.200 m2.
Selain meningkatkan hasil panen, pupuk organik itu juga menekan biaya penyemprotan pestisida. Tanaman jagung minim terserang ulat. Pupuk organik apa yang Heri gunakan?
Ia menggunakan pupuk organik cair berbahan lemak hewani dari kulit dan gelatin. Menurut chief executive officer (CEO) PT Mandraguna Pusaka Utama—produsen pupuk organik cair itu—Mohammad Rian, pupuk lemak hewani kaya protein dan asam amino. “Tingkat asam amino mencapai 99%. Ini tinggi sekali,” ujar Rian.
Hasil uji kandungan hara di Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor (IPB), kadar nitrogen organik pupuk organik cair produksi Rian mencapai 0,54%. Nilai itu lebih besar daripada yang disyaratkan oleh Standar Nasional Indonesia SNI-09-7030-2004 yang hanya minimal 0,4%.
Berdasarkan hasil uji kandungan hara, kadar C organik pupuk organik cair mencapai 15,58%. Angka itu sesuai SNI-09-7030-2004, yaitu minimal 9,82—32%. Semakin tinggi kadar C organik total, maka dampak bagi kualitas tanah semakin baik.
Bahan organik tanah sangat berperan memperbaiki sifat fisik tanah, meningkatkan aktivitas biologis tanah, serta meningkatkan ketersediaan hara bagi tanaman.
Pupuk organik cair produksi Rian juga mengandung unsur hara mikro yaitu boron (B), seng (Zn), dan tembaga (Cu), masing-masing 31,7 ppm, 27,2 ppm, dan 32,7 ppm.
Dosen Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung, Ir. Yohannes Cahya Ginting, M.S., menjelaskan bahwa pemberian boron berperan penting dalam sintesis salah satu dasar pembentukan asam ribonukleat (RNA) pada pembentukan sel.