Trubus.id— Bagi kalangan peternak ikan, pakan alami berupa kiambang bukan perkara asing. Para peternak menggunakan azola sebagai pakan alternatif untuk menghemat biaya pembelian pakan pabrikan.
Kiambang dapat dicampur dengan bahan baku lain seperti tepung bekatul, tepung ikan, dan silase ikan. Kandungan kiambang pada pelet sebesar 30%, sementara sisanya bahan lain.
Peternak memfermentasi azola sebelum digunakan sebagai bahan baku pelet. Caranya mencampur 50 kg kiambang segar dengan 1 liter molase dan 30 cc probiotik. Lalau masukkan campuran ketiga bahan itu ke dalam drum tertutup berkapasitas 200 liter. Biarkan campuran itu selama 15—20 hari. Setelah itu kiambang siap digunakan.
Menurut Nurfadhilah dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor (IPB), proses fermentasi meningkatkan kualitas nutrisi kiambang. Fermentasi mengakibatkan penurunan serat kasar 37% dan peningkatan protein 39%.
Sementara hasil riset Hany Handajani dari Jurusan Perikanan Universitas Muhammadiyah Malang menunjukkan tepung kiambang terfermentasi mengandung protein 20%. Anda juga dapat menggunakan pakan dari limbah dapur seperti sisa sayuran dan buah-buahan sebagai media cacing hidup dan berkembang biak.
Berikan segenggam cacing tanah ke dalam kolam ikan. Menurut Carmen Razon Arceno dalam buku “How to Raise Earthworms Profitably,” menyebutkan bahwa tepung cacing tanah mengandung protein hingga 61%. Jumlah itu lebih tinggi daripada kadar protein tepung daging dan ikan yang masing-masing hanya 51% dan 60,9%.
Menurut perekayasa madya di Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Jambi, Ir Ediwarman MSi, pakan alami lain yang dapat menjadi pakan alternatif ikan adalah magot, larva lalat tentara atau black soldier fly (BSF) Hermetia illucens.
Ediwarman menuturkan BPBAT Jambi mencoba pemberian magot sebagai pakan untuk beberapa jenis ikan air tawar, seperti ikan patin, nila merah, nila hitam, mas, toman, gabus, dan arwana. Pada ikan nila merah, magot dapat menjadi pengganti pakan buatan hingga 50%.
Menurut Ediwarman kombinasi pakan berupa 50% magot hidup dengan 50% pakan komersial menghasilkan laju pertumbuhan terbaik.