Trubus.id—Organisasi pangan dunia (FAO) dan World Health Organization (WHO) mengusung moringa sebagai pangan super karena bergizi lengkap.
Oleh karena itu, permintaan ekspor moringa menurut data Direktorat Jenderal Tanaman Perkebunan, Kementerian Pertanian, mencapai US$100 miliar dengan kategori ekspor produk herbal pada 2023.
Hal itu menjadi potensi besar bagi pekebun moringa untuk menjajal pasar ekspor. Produsen serbuk daun moringa asal Kabupaten Blora, Provinsi Jawa Tengah, Ir. Ai Dudi Krisnadi menghasilkan produk moringa bermutu prima.
Ia menggunakan metode pengunci nutrisi moringa (Moringa Nutrition Lock Methode) untuk menghasilkan serbuk tepung moringa yang bermutu prima itu. Dudi mengolah daun kelor dengan prosedur ketat untuk menjaga kandungan nutrisinya.
Tidak heran produk moringa milik Dudi menembus pasar dunia terutama negara-negara di Benua Asia, Eropa, dan Afrika.
Permintaan ekspor kebanyakan untuk diolah kembali menjadi superfood, herbal kecantikan, dan suplemen organik. Nutrisi tinggi itu yang menjadi standar kualitas yang dijaga Dudi untuk mampu menembus pasar dunia.
Setidaknya 80% hasil produksi moringa Dudi untuk memenuhi pasar mancanegara.
Untuk menembus pasar dunia, biasanya dilakukan serangkaian uji kualitas terutama terkait nutrisi karena aspek utama branding pasar moringa adalah nutrisinya.
“Setelah terbukti kandungan nutrisinya baik, barulah bertransaksi,” ujar alumnus Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi, Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat, itu.