Saturday, September 14, 2024

Ramuan Lansau dari Suku Muna Terbukti Ilmiah Perbaiki Fungsi Ginjal

Rekomendasi
- Advertisement -

Trubus.id— Populasi sempur (Dillenia aurea) mulai langka, sehingga jarang orang yang mengenali tanamannya. Masyarakat Desa Lapolea, Kecamatan Barangka, Kabupaten Muna Barat, Sulawesi Tenggara, memanfaatkan buah itu sebagai bahan pangan.

Mereka menyantap langsung buah yang matang. Menurut dosen Fakultas Farmasi Universitas Halu Oleo, Sunandar Ihsan, S.Farm., M.Sc., sempur juga salah satu di antara 44 jenis tanaman dalam ramuan obat tradisional Suku Muna di Sulawesi Tenggara yang disebut lansau.

Bahan ramuan lansau terdiri atas 44 tanaman antara lain buah sempur, daun sambilata (Andrograpis paniculata), daun jati (Tectona grandis), buah mengkudu (Morinda citrifolia), dan bratawali (Tinospora crispa).

Masyarakat merebus seluruh bahan ramuan lansau di atas tungku. Menurut herbalis setempat, khasiat lansau mengobati penyakit-penyakit yang umum dan ringan seperti kudis, bisul, kurap, dan gatal.

Selain itu, lansau juga ampuh mengatasi penyakit yang cukup berat seperti darah tinggi, malaria, dan batu ginjal. “Lansau digunakan selama ratusan tahun secara turun-temurun,” kata Sunandar.

Masyarakat masih meyakini keampuhan ramuan lansau hingga sekarang. Oleh karena itu, guru besar Fakultas Farmasi, Universitas Halu Oleo, Prof. Dr. Ruslin, S.Pd., M.Si., dan tim membuktikan secara ilmiah aktivitas ekstrak etanol ramuan lansau terhadap perbaikan fungsi ginjal.

Penelitian melibatkan tikus yang mengalami kerusakan fungsi ginjal setelah diinduksi kombinasi injeksi gentamisin berdosis 3,6 mg per kg bobot badan dan suspensi oral piroksikam 100 mg per kg bobot badan.

Ruslin lalu mengelompokkan hewan uji menjadi 6 grup, yaitu kelompok normal, kontrol negatif, kontrol positif, serta ekstrak etanol lansau berdosis 6,90 mg, 13,81 mg, dan 27,62 mg per kg bobot badan.

Pemberian bahan uji secara oral setiap hari selama 4 pekan. Pada pekan kelima semua hewan dikorbankan. Setelah itu ia membedah dan mengamati histopatologi organ ginjal tikus. Hasil penelitian menunjukkan, ektrak etanol lansau berdosis 6,90 mg 13,81 mg, dan 27,62 mg per kg BB menghambat kerusakan fungsi ginjal.

Berdasarkan histopatologi organ ginjal, pemberian ekstrak etanol lansau berdosis 13,81 mg lebih efektif menghambat kerusakan organ ginjal. Itu terlihat dari tidak ditemukannya sel yang mengalami degenerasi dan nekrosis.

Ia menyimpulkan ekstrak etanol lansau mempunyai aktivitas untuk memperbaiki fungsi ginjal. Ramuan lansau ternyata sudah diperdagangkan secara umum. Salah satunya La Manata yang memproduksi ramuan lansau dalam bentuk mirip teh celup.

Ruslin menduga aktivitas perbaikan fungsi ginjal dari pemberian ekstrak lansau karena adanya berbagai kandungan metabolit dalam ramuan ekstrak lansau terutama flavanoid. Berdasarkan hasil uji skrining fitokimia menunjukkan bahwa lansau mengandung senyawa flavanoid, saponin, dan tanin.

Dengan berbagai kandungan metabolit itu, lansau menurunkan kadar reactive oxygen species (ROS) dan meningkatan kadar superoxyde dismutase (SOD) dalam ginjal sehingga terjadi kesetimbangan antara spesi radikal bebas dan antioksidan.

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Belantara Foundation Gelar Webinar Internasional Bertajuk Ekowisata Satwa Liar Berkelanjutan

Trubus.id–Belantara Foundation bekerja sama dengan Prodi Manajemen Lingkungan Sekolah Pascasarjana, Prodi Biologi FMIPA, Prodi Pendidikan Biologi FKIP, dan Lembaga...
- Advertisement -
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img