Monday, September 9, 2024

Rp100-juta di Ujung Kail

Rekomendasi
- Advertisement -
Para pemancing beradu piawai di kolam Deplu 74.
Para pemancing beradu piawai di kolam Deplu 74.

Lomba mancing berhadiah Rp100-juta.

Alunan musik menandai dimulainya lomba mancing di kolam Deplu 74, kompleks perumahan Departemen Luar Negeri Ciledug, Kota Tangerang, Provinsi Banten. Joran peserta silih berganti terayun ke tengah kolam. Persaingan antarpeserta dalam lomba sejak pukul 09.00—16.00 terlihat sengit. Waktu lomba baru berjalan sejam, ketika Ardi Ilham dari Pamulang, Tangerang Selatan, mendaratkan 6 ikan berbobot 2 kg.

Bukan hanya seekor, ia mendapatkan 6 ikan. Untuk prestasinya itu, panitia mengganjar hadiah uang Rp8-juta. “Tidak ada persiapan khusus, hanya saya selalu menggunakan pancing baru setiap kali megikuti lomba. Apalagi lomba dengan hadiah besar seperti ini,” ujar Ardi.

Asep Kang Li pemilik pemancingan Balong Mas di Bogor, Jawa Barat.
Asep Kang Li pemilik pemancingan Balong Mas di Bogor, Jawa Barat.

Persaingan Ketat
Pemilik sekaligus ketua panitia lomba, Alvino, mengatakan, “Acara ini sangat terbantu karena selama siang hari tidak turun hujan. Peserta bisa sangat kecewa jika hujan. Gerakan pelampung penanda kail disambar ikan akan tersamar dengan gerakan air akibat air hujan.” Harap mafhum peserta mengalokasikan dana cukup besar untuk memenuhi hobi sambil berharap membawa hadiah itu.

Harga tiket per lapak Rp6,5-juta. Menjelang siang, para pemancing semakin banyak mendaratkan ikan. Setiap 30 menit panitia mengumumkan perolehan ikan yang terdata timbangan. Ikan ramai yang ditebar ke dalam kolam 3,3 ton dan ikan induk 88 ekor dengan bobot bervariasi, yakni 4—7 kg. Jadi total 4 ton ikan di kolam itu.

Peraturan dalam lomba mengadopsi sistem galatama. Perbedaannya galatama tanpa pelampung. Itu memungkinkan karena acara mancing adalah agenda tahunan yaitu hari ulang tahun pemancingan Deplu 74 dan tidak termasuk dalam jenis galatama yang diselenggarakan secara reguler setiap pekan. Pada pukul 16.00 lomba berakhir.

Sebagai antisipasi banyaknya peserta yang belum mencatatkan panitia berkeliling sembari membawa timbangan digital. Panitia sekaligus memilah hasil tangkapan untuk penilaian antara juara ikan induk dengan perolehan ikan ramai terbanyak. Abel dari Cengkareng, Jakarta Barat meraih juara utama dengan perolehan ikan induk terbanyak. Ia mendapatkan ikan induk berbobot 7,25 kg.

Lelaki berusia 50 tahun itu membawa pulang uang tunai Rp72-juta. “Baru pertama kali ini saya mendapatkan hadiah mancing dengan jumlah sebesar itu,” ujarnya sambil mengemas alat pancing. Abel beruntung karena persiapan mengikuti lomba biasa saja. “Hanya menyesuaikan alat untuk mancing di arus deras atau arus tenang saja. Kebetulan di sini adalah arus tenang dan memakai pelampung, jadi lebih ke memilih pelampung yang cocok saja,” katanya.

Para Jawara HUT Pemancingan Deplu 74.
Para Jawara HUT Pemancingan Deplu 74.

Mancing tegek
Begeng dari Malingping, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, menjadi juara kedua. Ia berhasil mendaratkan induk berbobot 6,65 kg. Hadiah untuk Begeng berupa uang tunai Rp50-juta. Sementara itu juara ikan prestasi terbanyak diraih oleh peserta dengan nama pendaftaran Kantong Uang dari Bekasi, Jawa Barat, dengan perolehan ikan 79,45 kg. Sesuai dengan namanya, ia akhirnya mengantongi uang tunai Rp12-juta.

Hadiah utama itu disesuaikan dengan harga sepeda motor mewah. “Untuk menarik para pemancing, hadiah utama seharga sepeda motor Kawasaki Ninja 650 CC ER, dan hadiah keduanya masih sepeda motor yang sama hanya yang versi 250 CC, ujar Vino.

554_ 87-3

Pada hari sebelumnya, gelaran mancing Tegek Competition Season III diselenggarakan di Desa Situilir, Kecamatan Cibungbulan, Kabupatten Bogor, Jawa Barat. Salah satu kendala lomba mancing di kota hujan adalah turunnya hujan sebelum acara selesai. Pada pukul 13.00 langit mendung. Para peserta lomba di kolam pemancingan Balong Mas itu tampak resah. Tak lama kemudian gerimis mulai turun.

Panitia pun menutup lomba pada pukul 14.00 atau 2 jam lebih cepat dari rencana. Lomba itu yang rutin dilaksanakan oleh Bogor Anglers Community (BAC) setiap ulang tahun. Menut Asep Saifulloh, anggota BAC sekaligus pemilik kolam pemancingan lomba mancing bertujuan menjalin silaturahmi antarpemancing. Pemilihan joran tegek karena menghasilkan sensasi yang lebih kuat bila dibandingkan dengan joran ril.

“Tegek mempunyai kesulitannya lebih tinggi dan sensasi yang didapatkan lebih hebat,” ujar Asep. Selain itu juga diperlukan keahlikan mengendalikan joran agar ikan tidak lepas namun joran tidak patah. Sampai lomba dimulai, tercatat hanya 25 peserta yang hadir. Menurut Asep, beberapa peserta membatalkan karena kondisi cuaca yang kurang baik.

Peraturan lomba hampir sama dengan lomba mancing pada umumnya, setiap lapak hanya menggunakan 1 joran dan maksimal 2 mata kail rangkaian dalam 1 joran. Penggunaan umpan tebar pun dilarang untuk menjaga sportivitas. Penyelenggara membebaskan penggunaan jenis umpan kecuali umpan hidup seperti cacing atau kroto. Tak tanggung tanggung, penyelenggara menebar 170 kg ikan Cyprinus carpio.

Menurut Asep ikan yang ditebar di kolamya mempunyai keistimewaan. Ia memilih ikan mas yang terbiasa hidup di perairan berarus deras. Keunggulan ikan itu mempunyai tubuh yang lebih ramping bila dibandingkan ikan biasa. Karena hidup di arus deras, ikan mempunyai tenaga yang lebih hebat. Itu menyebabkan bertambahnya sensasi menarik ikan karena perlawanan ikan lebih alot. Di sisi lain bila dimasak, ikan itu akan mempunyai rasa yang lebih enak.

Menurut Aditya dari Bogor yang sukses meraih juara pertama, mancing kolam milik Asep mempunyai sensasi yang luar biasa. Karena menggunakan tegek, yang mempunyai panjang senar pancing terbatas, maka harus mengikuti gerakan ikan, jangan terlalu memberikan perlawanan hingga ikan akan kecapaian batu. Setelah itu baru diangkat.

Juara-juara mancing di Bogor, Jawa Barat
Juara-juara mancing di Bogor, Jawa Barat

Rudi Anwar dari Bogor yang menyabet juara kedua mempunyai trik tersendiri, sebaiknya saat mancing tidak berlawanan dengan arah sinar matahari datang, agar tidak silau saat memperhatikan gerak pelampung sebagai penanda ikan memakan umpan. Keberuntungan sepertinya berpihak pada Rusmin, pria asal Jakarta yang baru 2 kali menggunakan tegek ini sukses meraih juara ketiga.

Rusmin juga telaten mengikuti pergerakan ikan hingga lemas, setelah takluk ia akan segera mendarat. Kemenangan lomba ditentukan oleh jumlah ikan pita yang didapat. Namun, karena pada akhir lomba ada kesamaan jumlah ikan pita yang didapat, maka dilakukan penimbangan untuk menentukan pemenang lomba. (Muhammad Hernawan Nugroho/Peliput: Muhammad Awaluddin)

554_ 87-5

 

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Melalui Edukasi dan Promosi, Komunitas Acteavist Indonesia Aktif Kenalkan Teh ke Generasi Muda

Trubus.id–Komunitas Acteavist Indonesia aktif memperkenalkan teh ke generasi milenial melalui edukasi dan promosi.  Salah satu penggagas Acteavist Indonesia, Cakra...
- Advertisement -
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img