Monday, March 3, 2025

Rumput Steno untuk Pakan Ternak Tumbuh Subur Meski di Bawah Tegakkan Sawit

Rekomendasi

Trubus.id—Peternak di berbagai provinsi seperti Sumatra Utara, Nangroe Aceh Darussalam, dan Jambi membudidayakan rumput steno.  Ada pula yang menyebut steno rumput charleston atau rumput kerbau. Sebagian lagi menyebut rumput steno, mengacu pada nama ilmiahnya, yakni Stenotaphrum secundatum.

Juniar Sirait, M.Si., peneliti di Loka Penelitian Kambing Potong menjelaskan, rumput pakan ternak itu istimewa karena tingkat kecernaannya lebih dari 60%. Bandingkan dengan tingkat kecernaan rumput lain, rata-rata 50%. Kambing, domba, atau sapi menggemari pakan itu. Sebab, cita rasanya lembut, batang agak lunak, pendek, dan tanpa berbulu.

Kandungan protein kasar rumput steno lebih tinggi daripada rumput alam lain. Hasil analisis menunjukkan, protein kasar rumput steno pada umur panen 45 hari 11,81%. Adapun kandungan serat deterjen netral dan serat deterjen asam masing-masing 69,22% dan 35,15%. Kandungan nutrisi itu cukup untuk menyokong pertumbuhan ternak ruminansia.

“Nilai nutrisi tanaman turun seiring pertambahan umur tanaman. Oleh karena itu, frekuensi penggembalaan maupun pemotongan harus dilakukan teratur. Kelebihan lain rumput steno tahan naungan,” tutur Juniar.

Lebih lanjut ia menjelaskan, pantas rumput steno menjadi pilihan jitu dalam pengembangan integrasi ternak dengan tanaman perkebunan. Pembangunan padang penggembalaan dapat dilakukan dengan menanam rumput steno di lahan kelapa, kelapa sawit, maupun karet.

Bila lahan itu untuk penggembalaan sebaiknya penanaman secara bergiliran. Caranya dengan membagi lahan menjadi beberapa petak yang dilengkapi dengan pagar pembatas. Lama penggembalaan paling optimal 7 hari untuk setiap petak.

Peternak akan kembali menggembalakan ternaknya ke petak yang pertama setelah 45—60 hari. Tujuannya untuk memberikan kesempatan bagi tanaman untuk tumbuh kembali. Meski di bawah pelepah kelapa sawit, rumput steno tumbuh subur.

Tajuk sawit yang rimbun tak membuat rerumputan itu mengering. Tanaman anggota keluarga Poaceae itu justru tumbuh lebat. Lantaran tahan terhadap naungan, rumput steno menjadi pilihan bagi pekebun karet, kelapa, atau jeruk. Mereka bisa membudidayakan rumput di lahan bawah tegakan tanpa khawatir rumput merana.

Menariknya pertumbuhan rumput steno tergolong cepat. Pada musim hujan tanaman siap panen pada umur 30—40 hari. Adapun pada musim kemarau tanaman siap panen pada umur 60 hari. Rumput steno juga memiliki perakaran sangat kuat, serta rhizoma dan stolon yang padat. Karakter itu membuat tanaman mampu berkompetisi dengan gulma dan tahan penggembalaan berat.

Rumput steno yang ditanam pada lahan naungan juga mempunyai tingkat kecernaan lebih tinggi dibandingkan dengan rumput yang ditanam di lahan tanpa naungan. Meski demikian, steno juga memiliki kelemahan. Rumput steno jarang berbunga Daya cerna hingga 60% cocok menyokong pertumbuhan ternak ruminansia.

Perbanyakan generatif kurang menguntungkan. Perbanyakan terbaik menggunakan pols yakni bibit dari pecahan atau sobekan rumpun. Pols diambil dari rumpun sehat dan banyak anakan. Setiap pols minimal terdiri atas 2—3 anakan.

Kebutuhan bibit untuk satu hektare mencapai 40.000 pols. Pekebun membudidayakan pols berjarak 50 cm x 50 cm.

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Teknologi Nanobubble untuk Mempertahankan Mutu Tomat Beef Pascapanen

Trubus.id–Tomat beef termasuk buah klimakterik yang rentan mengalami kerusakan selama penyimpanan. Perlu penanganan pascapanen yang tepat untuk menjaga mutu...

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img