Friday, September 29, 2023

Sari Intan, Salak Andalan Bintan

Rekomendasi
- Advertisement -

Trubus.id — Salak merupakan buah tropis dengan peringkat ekspor keempat terbanyak setelah pisang, nanas, dan manggis. Lazimnya, jenis yang diekspor adalah salak pondoh dari Daerah Istimewa Yogyakarta dan salak gula pasir asal Kabupaten Karangasem, Bali.

Salak Sari Intan merupakan produk unggulan Balai Penelitian Tanaman Buah (Balitbu) Tropika melalui riset pemuliaan partisipatif bersama Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Bintan, Yatazagawa Bogor, dan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Riau.

Produk buah untuk pasar ekspor bukan tanpa syarat. Beberapa ketentuan harus terpenuhi seperti bebas organisme pengganggu tanaman (OPT) melalui phytosanitary treatment dan pest free area (PFA), memenuhi persyaratan keamanan pangan, serta menjaga kualitas dan kesehatan produk melalui pemeriksaan dari hulu hingga hilir.

Keseluruhan persyaratan itu bertujuan menghasilkan produk yang sesuai dengan good agricultural practices (GAP) dengan memenuhi prosedur operasional standar atau standard procedure operational (SPO).

SPO merupakan tata cara baku yang wajib dijalankan untuk memproduksi suatu produk pertanian tertentu agar memenuhi standar baku mutu. Selain itu, harus dilakukan penanganan terpadu pada keseluruhan proses pascapanen sepanjang rantai perdagangan buah dari produsen hingga konsumen.

Peneliti dari Balitbu Tropika di Kabupaten Solok, Sumatra Barat, melepas tiga produk unggulan salak Sari Intan pada 2009–2010. Ketiga varietas unggulan itu, yakni Sari Intan 48 berdasarkan SK Mentan: No.3510/Kpts/SR.120/10/2009, Sari Intan 295 (SK Mentan: No.2082/Kpts/SR.120/5/2010), dan Sari Intan 541 (SK Mentan: No.3511/Kpts/SR.120/10/ 2009).

Hingga saat ini Balitbangtan dan Pemerintah Daerah Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau, melakukan terobosan untuk percepatan pengembangan salak sari intan. Terobosan itu antara lain sosialisasi, promosi, pendaftaran pohon induk, percepatan produksi benih, bantuan benih, pendampingan budidaya, dan inisiasi penangkar benih.

Pengembangan salak Sari Intan di Kabupaten Bintan bertujuan agar produk unggulan itu berkembang luas di masyarakat serta memberikan dampak positif terhadap ekonomi masyarakat.

Penangkaran benih salak berlokasi di Kecamatan Bintan Timur dan Kecamatan Toapaya. Penanaman salak Sari Intan 48 dilakukan juga di kebun percobaan Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian (IP2TP) Wera, Kabupaten Subang, Jawa Barat dan Sumatra Barat (300 rumpun).

Peneliti Balitbu Tropika, Sri Hadjati, Mizu Istianto, dan Tri Budiyanti memulai inisiasi penanaman 200 rumpun salak pertama di Kecamatan Teluk Sebung dan Kecamatan Toapaya pada 2015.

Hingga 2021 pengembangan salak Sari Intan berlanjut dengan total jumlah tanaman mencapai 5.480 rumpun. Salak Sari Intan berbuah setelah berumur dua tahun. Salak yang sudah berbuah dapat menjadi pohon induk dan menghasilkan benih. Salak Sari Intan asal Kabupaten Bintan berkualitas prima.

Salak itu tergolong manis dengan tingkat kemanisan 19–21°briks. Daging buah salak itu juga tebal mencapai 0,5–1,8 cm. Daging buah yang tidak sepat dan harum merupakan ciri khas salak Sari Intan.

- Advertisement -
- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Top Working Solusi Optimalkan Produksi Durian

Trubus.id— Juanto kecewa lantaran buah perdana dari pohon durian (Durio zibethinus) di kebunnya tidak sesuai dengan ekspektasinya. Rasa buah...
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img