Trubus.id — Serangan lanas dapat menurunkan produktivitas ubi jalar. Oleh karena itu, kenali gejala serangan lanas, lalu segera atasi dengan tepat. Biasanya, hama lanas datang lalu meninggalkan bintik hitam kebiruan pada kulit ubi jalar madu.
Saat ubi terbelah, ada ulat. Kalau dikonsumsi, rasanya pahit sehingga tidak bisa dijual. Tanda-tanda itu merupakan pertanda ubi jalar terserang.
Harianto, petani ubi madu di Desa Pasrujambe, Kecamatan Pasrujambe, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, mengaku serangan hama Cylas formicarius di kebunnya menurunkan produksi hingga 30% saat musim kemarau dan 10% pada musim hujan.
Menurut Dr. Ir. I Made Samudra, M.Sc., peneliti di Balai Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), serangan lanas menurunkan produksi ubi 10–90%. “Serangan bervariasi. Di daerah endemik kerusakan sangat tinggi,” kata Made.
Parahnya lagi, hama lanas susah dikendalikan lantaran bergerak di bawah tajuk tanaman. Jika petani menyemprotkan insektisida, kumbang itu tetap hidup.
Benar saja, ketika hama yang mengalami metamorfosis sempurna itu menyerang, Harianto tak berkutik. Tidak ada insektisida untuk mengendalikannya. Sering kali Harianto pasrah saat lanas menyerang ubi jalar di kebunnya.
Harianto membudidayakan ubi jalar di lahan seluas 7–8 hektare itu. Produktivitas ubi madu Harianto mencapai 20 ton per hektare dan harga ubi Rp2.000–Rp3.500 per kg. Hitung-hitungan di atas kertas, kerugian akibat serangan lanas pada musim kemarau sekitar Rp15 juta per hektare.