Saturday, February 15, 2025

Industri Sawit Menjadi Penopang Pertumbuhan Perekonomian Indonesia

Rekomendasi
- Advertisement -

Trubus.id — Salah satu komoditas perkebunan yang berperan penting dalam perekonomian Indonesia yakni kelapa sawit. Pasalnya, kelapa sawit menjadi sumber penyumbang devisa negara nonmigas.

Dalam mendukung industri pengolahan di Indonesia, kelapa sawit menjadi tumbuhan industri penghasil minyak masak, minyak industri, margarin, lilin, sabun, industri kosmetik, industri farmasi serta bahan bakar biodiesel.

Bahkan, sisa pengolahan kelapa sawit dapat dimanfaatkan menjadi kompos, campuran bahan pakan ternak, biogas dan lain sebagainya. Semuanya merupakan bukti industri kelapa sawit telah menjadi mesin penggerak perekonomian Indonesia, sekaligus meningkatkan taraf hidup banyak orang, memberi akses pendidikan, layanan kesehatan, serta teknologi dan informasi. 

Eddy Abdurachman, Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), mengatakan, industri kelapa sawit terus mendorong PDB di sektor perkebunan pada angka yang positif. PDB Indonesia di triwulan ketiga (TW3) 2022 bertumbuh positif di angka 5,72%.

Lebih lanjut, menurutnya, industri kelapa sawit ini juga telah terbukti berkontribusi terhadap pendapatan pemerintah, keuntungan bagi perusahaan, lapangan kerja, dan meningkatkan  pendapatan bagi petani kecil. Industri sektor sawit di Indonesia melibatkan 2,4 juta petani swadaya dan 16 juta tenaga kerja.

Sebagai lembaga pengelola dana, BPDPKS selalu memastikan prinsip “from palm oil to palm oil” untuk diterapkan di setiap program. Kinerja penghimpunan dana BPDPKS pada 2022 dari pungutan ekspor sawit diperkirakan mencapai Rp34,5 triliun, sedangkan kinerja imbal hasil dana kelolaan sebesar Rp800 miliar di tahun yang sama (2022).

“Dana kelolaan tersebut digunakan untuk menjalankan program,” kata Eddy.

Program-program itu meliputi pemberian dukungan untuk program mandatori biodiesel, peremajaan sawit rakyat, penyediaan sarana dan prasarana kelapa sawit, penelitian dan pengembangan, pengembangan sumber daya manusia, serta program promosi dan kemitraan.

Pengembangan sawit berkelanjutan

Eddy menyebut seluruh kegiatan prioritas yang dilakukan oleh BPDPKS ditujukan dalam rangka pengembangan kelapa sawit berkelanjutan.

Dengan tujuan utama menjaga stabilisasi harga dan efisiensi biaya produksi yang dilakukan melalui penciptaan kualitas produk yang unggul, kepastian supply, kepastian pasar, dan tersedianya infrastruktur yang mendukung.

Eddy menyampaikan ada beberapa capaian dari seluruh program yang dilaksanakan oleh BPDPKS. Pertama, kinerja program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR). Sejak 2016 sampai dengan 2022, realisasi penyaluran dana PSR seluas 273.666 hektare untuk 120.168 pekebun dengan dana mencapai Rp7,52 triliun yang tersebar di 21 provinsi di Indonesia.

“Capaian di tahun 2022 ini menurun dibandingkan tahun sebelumnya, utamanya disebabkan kendala terhadap pemenuhan persyaratan keterangan tidak berada di kawasan hutan dan kawasan lindung gambut serta keterangan tidak berada di lahan HGU,” jelasnya.

Di sisi lain, Program Insentif Biodiesel yang telah diimplementasikan sejak 2015 bertujuan menjaga stabilitas harga CPO, mendorong kemandirian dan ketahanan energi nasional, pengurangan emisi gas rumah kaca, serta penghematan devisa yang berasal dari berkurangnya impor solar.

Tercatat hingga 2022, volume biodiesel yang telah disalurkan sebesar 42,98 juta kiloliter dengan dana biodiesel yang telah dibayarkan sejumlah Rp144,59 triliun.

Eddy Abdurachman, Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) saat press conference akhir tahun BPDPKS, di Hotel Grand Hyatt Jakarta, Kamis (22/12).

“Pemerintah berhasil secara konsisten mempertahankan penerapan program mandatori biodiesel melalui masa pandemi dan gejolak harga minyak dunia, bahkan di tahun 2022 telah bersiap untuk implementasi B35,” imbuh Eddy.

Adapun terkait kinerja program penelitian dan pengembangan, sejak 2015 hingga 2022 dana yang telah disalurkan mencapai Rp501,2 miliar. Dana itu untuk mendanai 279 riset yang melibatkan 950 peneliti di 78 lembaga penelitian dan  pengembangan di Indonesia.

Pendanaan selektif

Pada 2022, Eddy menegaskan BPDPKS lebih selektif dalam pendanaan dengan prioritas riset-riset yang berpotensi untuk mencapai komersialisasi dan dapat dimanfaatkan langsung oleh industri.

Salah satu inovasi unggulan dari program litbang untuk peningkatan konsumsi dalam negeri dan nilai tambah kelapa  sawit, yaitu reka cipta bensin sawit (Bensa) dengan RON 110 dan Minyak Makan Sehat.

Sementara, untuk capaian program pengembangan SDM, sejak 2015 hingga 2022 telah melibatkan 11.688 peserta pelatihan dan 4.265 mahasiswa yang mendapatkan beasiswa dengan  dana yang telah disalurkan sebanyak Rp305,2 miliar.

Melalui rilis resmi yang diterima Trubus, Eddy menegaskan, BPDPKS selalu berkomitmen untuk terus menambah jumlah penerima manfaat dari program ini untuk tahun-tahun mendatang.

Kinerja Program Promosi sawit selama 2022 antara lain ditunjukkan dengan sentimen positif media terutama di semester kedua, di mana BPDPKS memberikan dukungan sponsorship dan pendanaan pada event-event besar.

Mulai dari G20, COP27, GLOBOIL Trade Expo Indonesia 2022, Forum Sawit Indonesia (FoSI 2022), Indonesian Palm Oil Stakeholder Forum (IPOS-Forum 2022), dan IPOC 2022. Program promosi dan kemitraan juga mencatatkan capaian realisasi terbesar sejak BPDPKS didirikan di 2022. 

Dalam capaian program Sarana dan Prasarana pada 2022, meliputi 15 lembaga pekebun yang telah ditetapkan sebagai penerima dana sarana dan prasarana dengan total nilai dana mencapai Rp44,3 miliar berupa kegiatan ekstensifikasi, intensifikasi, mesin pertanian, dan peningkatan jalan. 

Pengembangan UMKM

Eddy juga tidak lupa menjelaskan kontribusi BPDPKS terhadap pengembangan UMKM Sawit di Indonesia. Menurutnya, BPDPKS telah menjalankan berbagai program kemitraan UMKM sawit dengan berkolaborasi dengan perguruan tinggi, asosiasi petani sawit, Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN), dan bersama  anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

Selain itu, di akhir 2022, BPDPKS juga telah mendapatkan penghargaan Sawit Indonesia Award 2022 dalam kategori Pemberdayaan UMKM dan Petani Sawit. Diharapkan, capaian ini dapat terus ditingkatkan pada 2023 dengan dukungan seluruh  stakeholder.

“Seluruh capaian ini tentunya tidak mungkin bisa diraih sendiri oleh BPDPKS, melalui dukungan dan sinergi yang baik dari seluruh stakeholder,” papar Eddy.

Eddy menilai, 2023 akan menjadi tantangan baru bagi industri sawit Indonesia, dan BPDPKS khususnya, untuk dapat  mempertahankan kinerja dan capaian yang lebih baik.

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Budidaya Telang, Peluang Usaha yang Mudah dan Menguntungkan

Trubus.id–Telang bukan sekadar tanman pekarangan, tetapi bisa dibudi dayakan hingga mendatangkan keuntungan. Menurut petani telang Muhammad Teguh Arrosid budi...
- Advertisement -

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img