Tuesday, March 4, 2025

Setetes Cuka Banyak Faedah

Rekomendasi

Kombinasi cuka apel dan beragam daun tanaman menurunkan asam urat, kolesterol, dan gula darah.

Trubus — Wajah Retno Dwi Wulandari mulus bak keramik porselen. Itu lantaran ia rutin mengusapkan cuka sari apel untuk membersihkan wajah. “Cuka apel bisa untuk menghilangkan bekas jerawat. Pakainya hanya sehari sekali dan sebulan kemudian sudah terlihat hasilnya,” ujar karyawan swasta di Kota Bekasi, Jawa Barat, itu. Sejatinya cuka sari buah Malus sylvestris bukan hanya untuk perawatan kecantikan.

Cuka apel dikombinasikan dengan daun kelor, dandang gendis, dan temu mangga.

Cuka sari apel juga berkhasiat sebagai penawar hiperlipidemia alias kondisi tingginya kadar lipid atau lemak dalam aliran darah termasuk kolesterol, trigliserida, dan lipoprotein sebagaimana riset Zahra Beheshti. Periset Fakultas Keperawatan dan Kebidanan, Mazandaran University of Medical Sciences, Iran itu, membuktikan konsumsi cuka sari apel secara rutin selama 8 pekan mampu mengurangi lemak berbahaya dalam darah. Zahra Beheshti menyarankan konsumsi cuka apel bagi penderita hiperlipidemia sebab tergolong murah dan simpel.

Konsentrasi tinggi

Periset lain Mehdi Mahmoodi dari Fakultas Kedokteran, Rafsanjan University of Medical Sciences meneliti konsumsi cuka apel oleh penderita diabetes melitus tipe 2. Selama sebulan, 30 subjek mengonsumsi cuka apel 15 ml saat makan siang tanpa dicampur salad atau makanan lain. Hasilnya cuka apel terbukti berperan sebagai agen hipoglikemik yang dapat menurunkan kadar gula darah. Periset itu membuktikan cuka apel berefek hipolipidemik atau menurunkan kadar lipid darah.

Mengetahui beragam khasiat ampuh cuka apel, Aunur Rofiq memproduksinya. Aunur memproduksi cuka apel lantaran banyak yang memerlukan. Sarjana Agribisnis alumnus Institut Pertanian Bogor itu mengeluarkan produk cuka apel tetes. Selama ini cukap apel tetes belum lazim. Konsumsi cuka apel umumnya melalui pengenceran, konsumsinya sekitar 2 sendok per gelas. Namun, konsumsi cuka apel tetes hanya perlu 8 tetes.

Cara konsumsi dengan melarutkan 8—10 tetes cuka apel dalam 100 ml air matang.

Cuka itu berkonsentrasi tinggi perbandingannya 8 tetes cuka apel Aunur sama dengan 1 sendok makan cuka apel biasa. Bersama sang putri, Aisha Noor Fadhil Putri, ia berinovasi mengembangkan beragam herbal berbasis cuka apel anna khas daerah Batu dan Malang, Jawa Timur. Mereka mengombinasikan dengan daun kelor Moringa oleifera, daun dandang gendis Clinacanthus nutans, dan temumangga Curcuma mangga. Khasiatnya pun beragam.

Konsumsi rutin cuka apel hijau murni dapat mengurangi asam urat dengan meningkatkan alkalinitas pH urine. Tak hanya itu, kolesterol pun berkurang lantaran pH darah terjaga kenetralannya. Adapun kombinasi cuka apel, daun moringa, dan dandang gendis berfaedah mengontrol kadar gula darah. Fermentasi sari apel meningkatkan sensitivitas insulin setelah konsumsi makanan tinggi karbohidrat sehingga dapat menurunkan gula darah.

Daun moringa membantu regenerasi sel beta sebagai penghasil insulin di pankreas. Dandang gendis mengontrol glikemik dengan menghambat alfa-glukosidase. Dengan demikian, pencernaan karbohidrat menjadi lambat dan lebih sedikit glukosa yang diserap tubuh. Kandungan asam asetat mampu membunuh bakteri dan juga sebagai pengawet alami. Oleh karena itu, cuka apel dapat bertahan hingga 5 tahun meski tanpa bahan pengawet tambahan.

Aman bagi lambung

Cara kerja cuka apel tetes kombiansi moringa mirip seperti acarbose—obat antidiabetes tipe 2 yang biasa diresepkan dokter. “Bapak sudah lama mengonsumsi rebusan dandang gendis sejak menderita diabetes tipe 2. Ia tak pernah mengonsumsi obat lain selama 15 tahun. Sehari setelah konsumsi cuka apel tetes, cek darah dan memang gula darahnya turun dari sekitar 200 mg/dl menjadi hanya 100 mg/dl,” kata Aisha.

Gaya hidup konsumsi herbal dan jaga pola makan menjadi rahasia Aunur. Ada sesuatu yang rusak dalam tubuh. Implikasinya ada gaya hidup yang perlu diubah untuk memperbaiki kerusakan. Selain itu, Aunur tak pernah absen olahraga ringan seperti jalan kaki setiap pagi. Pola makan tetap harus dijaga. Aisha memggunakan cuka apel malang itu sebagai pelarut herbal menggantikan etanol.

Aisha Noor Fadhil Putri berinovasi mengembangkan beragam herbal berbasis cuka apel.

Kini Aisha melegalkan label halal dengan sertifikasi Majelis Ulama Indonesia. Ia membuat cuka berkonsentrasi tinggi melalui proses pendinginan bukan pemanasan. Dengan proses itu bakteri baik yang terkandung di dalamnya akan terjaga.Waktu pembuatannya dua bulan terdiri atas ekstraksi dan 2 kali fermentasi anaerob dan aerob. Aisha membuat jus apel lalu menambahkan bakteri yang mengubah glukosa menjadi etanol.

Setelah itu ia menambahkan ragi untuk mengubah etanol menjadi asam asetat. Konsumsinya dengan mengencerkan cuka dalam air matang. cukup larutkan 8—10 tetes cuka apel dalam 100 ml air matang. Jangan gunakan air panas sebab bakteri baik di dalamnya akan mati. Frekuensi konsumsi 3 kali sehari setelah sarapan, makan siang, dan sebelum tidur malam. Madu bisa menambah rasa bagi yang kurang suka rasa masam. Anak-anak dan penderita asam lambung bisa mengonsumsi separuh dosis.

Menurut Aisha dosis bergantung individu. “Ada konsumen di Malang yang mencoba 16 tetes sekali konsumsi. Herbal cuka apel tidak ada batasan dosis selama tidak berlebihan,” tutur alumnus Desain Perhiasan Raffles Design Institute Singapura itu. Namun, ia tidak menyarankan konsumsi langsung tanpa pengenceran lantaran konsentrasinya terlalu tinggi. Perempuan 27 tahun itu juga biasa menggunakannya sebagai pembersih muka seperti Retno. Bedanya, Aisha langsung mencampurkan 2 tetes cuka apel pada telapak tangan yang sudah dibasahi lalu menggosoknya pada muka. (Sinta Herian Pawestri)

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Meningkatkan Produktivitas dan Kesehatan: Unsoed Teliti Green Super Rice dan Beras Hitam

Trubus.id–Dosen Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Prof. Dr. Ir. Suwarto, M.S., mengembangkan varietas unggul padi Green Super Rice (GSR). Menurut...

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img