Sangkuriang dan dayang sumbi stroberi baru sangat manis, produktif, dan sosok seragam.

Ihsan Al Falah menghidangkan sepiring stroberi ranum. Trubus mencicip buah anggota famili Rosaceae itu. Ketika geligi memecah buah, seketika cairan manis dari buah itu mengalir. Rasanya seperti gula. Itulah stroberi sangkuriang. Buah berwarna merah mengilap dan berbentuk hati sempurna. Ukuran beragam, ada yang besar dan kecil tetapi rasa tetap sama manis melebihi jenis lokal yang berasa masam.
Petani di Bandung, Provinsi Jawa Barat, itu memberi nama stroberi sangkuriang untuk mengangkat legenda tanah Pasundan. Selain itu ia juga memiliki stroberi baru, dayang sumbi. Bentuknya hati, bobot 20–30 gram per buah. Untuk kelas premium bahkan mencapai 50 gram. Perbedaan keduanya, sangkuriang lebih manis tanpa rasa masam dan berair. Adapun stroberi dayang sumbi manis dan masam. Setelah dibelah, warna daging buah dayang sumbi lebih putih daripada sangkuriang.
Silangan sendiri
Kadar gula sangkuriang dan dayang sumbi mencapai 11–12° briks, sedangkan varietas lokal hanya 6–7° briks. Artinya tingkat kemanisan kedua stroberi baru itu hampir dua kali lipat stroberi lokal lain. Ihsan juga menanam stroberi festival asal Amerika Serikat berkadar kemanisan hanya 7° briks. Ihsan menanam stroberi varietas festival di Cibodas dan Lembang, Jawa Barat, pada 2014.
Namun, karena buah bercitarasa masam, sejak 2015 Ihsan merakit stroberi yang manis. Ia mendapat stroberi istimewa yang manis ketika mengikuti pelatihan di Jepang. Petani 24 tahun itu lalu mengambil biji-biji stroberi tochiotome, asal Jepang dan menanamnya. Meski berasal dari satu buah yang sama, tanaman yang tumbuh mempunyai sifat berbeda-beda.

Itulah sebabnya Ihsan menyeleksi untuk mencari varietas yang paling adaptif untuk ditanam di Lembang. Hasilnya berupa CBD-19. Selanjutnya pemilik kebun stroberi Hermosa itu menyilangkan CBD-19 dengan varietas kunowase. Hasil persilangan itu melahirkan stroberi sangkuriang. Adapun stroberi dayang sumbi lahir dari persilangan antara stroberi nyoho dan CBD-224. Klon CBD – 224 hasil seleksi penanaman biji stroberi akihime.
Pada 2015 Ihsan memperbanyak sangkuriang dan dayang sumbi. Ia menuai panen perdana pada Oktober 2016. Proses produksi agak lama, mencapai 8 bulan, karena ia membudidayakan dari biji. Penanaman dari biji hanya digunakan untuk persilangan. Untuk perbanyakan, Ihsan menggunakan stolon yang hanya membutuhkan waktu 2 bulan hingga panen. Ia menuai stroberi 2 kali dalam sepekan dengan volume 100 kg.
Di kebun seluas 2.000 m² itu sangkuriang dan dayang sumbi tumbuh subur. Ihsan menanam sebanyak 10.000 bibit stroberi di bedengan sepanjang 12 m dan lebar 60 cm. Di lahan, dayang sumbi lebih tahan bercak daun dibanding dengan sangkuriang. Adapun sangkuriang lebih bagus tumbuh di greenhouse. Ukuran daun lebih besar daripada daun dayang sumbi.
Kualitas premium
Menurut petani stroberi di Parongpong, Bandung, Hendra Junaedi, dayang sumbi dan sangkuriang produktif. Satu tanaman sangkuriang mampu menghasilkan 10 buah dalam satu periode pembuahan (satu musim) atau selama 6 bulan; dayang sumbi, hasilkan 10—15 buah. Bobot buah sangkuriang rata-rata 30 gram per buah. Produktivitas stroberi lokal rata-rata hanya 5 buah per tanaman.

“Petani Lembang banyak yang tertarik dengan silangan baru Ihsan,” ujar Hendra. Petani berharap kelak stroberi sangkuriang dan dayang sumbi mampu memberdayakan petani Lembang. Menurut petani di Lembang, Cecep Suryana, stroberi sangkuriang dan dayang sumbi sangat manis. Selain itu bentuk buah juga relatif seragam, varietas lokal Lembang berbentuk tidak beraturan.
Daya jual varietas lokal hanya 60%. Dari 10.000 tanaman di lahan 2 000 m², Cecep hanya mampu panen 25–30 kg stroberi. Sangkuriang dan dayang sumbi mempunyai nilai ekonomi tinggi. Daya pikatnya pada warna buah merah mencolok dengan bentuk hati mungil, menarik, serta rasa yang manis. Ihsan memberi 500 ppm pupuk NPK dan KNO3 per tanaman untuk memaniskan buah, 500 ppm CaNO3 untuk mengeraskan buah, dan MgSO4 untuk menghijaukan daun. Ia rutin memupuk dan menyiram setiap 3 hari sekali.

Salah satu kendala budidaya sangkuriang dan dayang sumbi ialah cuaca. Jika di Lembang terjadi badai dan hujan es, cendawan sering menyerang. Dampaknya intensitas serangan penyakit embun tepung (powdery mildew) pun mewabah. Daun tertutup lapisan putih, mengering, dan gugur. Ihsan menanganinya dengan menyemprotkan pestisida, memasang mulsa, dan penutup plastik sebagai atap pada tiap bedengan.
Perawatan sangat penting karena Ihsan harus menjual stroberi kualitas premium ke pasar. Ia menjualnya ke Alamanda, sebuah gerai organik yang mempunyai pasar daring di Jakarta. Harga jual sangkuriang dan dayang sumbi di tingkat petani Rp 200.000 per kilogram. Menurut guru besar Agronomi dan Hortikultura Institut Pertanian Bogor, Prof Dr Ir Sobir, MSi faktor penting dalam budidaya stroberi adalah suhu saat malam hari.
Suhu malam sebaiknya kurang dari 20°C. Di Jepang stroberi hanya dibudidayakan saat musim dingin. Adapun di Indonesia stroberi baik ditanam saat musim hujan. Jika ditanam di kebun, stroberi membutuhkan tanah liat berpasir, gembur, serta mengandung bahan organik. Tata air dan udara baik pun perlu diperhatikan. (Marietta Ramadhani)