Tuesday, March 4, 2025

Sulawesi Utara Berpotensi sebagai Sentra Walet

Rekomendasi

Trubus.id — Sulawesi Utara membuktikan sebagai salah satu sentra baru penghasil sarang burung walet di Indonesia. Terbukti, sepanjang perjalanan darat dari Kota Manado menuju Kabupaten Minahasa Tenggara, kita dapat dengan mudah melihat walet yang berkoloni di siang hari tengah mencari pakan.

Banyak yang berpendapat walet yang semula berkembang di Kalimantan bermigrasi ke Sulawesi. Hal itu amat memungkinkan karena walet memiliki kemampuan terbang dan daya jelajah yang luas.

Terlebih, iklim di Sulawesi memang mendukung untuk walet tumbuh dan berkembang. Indikatornya, alih fungsi lahan masih rendah dan hutan heterogen sebagai tempat pakan alami walet masih banyak di Sulawesi. Hamparan kebun, sawah, dan hutan heterogen cocok sebagai tempat pakan alami walet.

Contohnya, di Kabupaten Minahasa Tenggara, ada perbukitan yang terdapat banyak pohon lamtoro Leucaena leucocephala. Walet amat menyenangi serangga yang berasal dari pohon lamtoro itu.

Serangga yang kerap diburu walet antara lain jenis famili Cullicidae, Tachinidae, Hispidae, Formicidae, Hydropiphillidae, Bostrichidae,dan Coccinelliade. Ukuran serangga sesuai bukaan mulut walet dengan panjang 0,4 mm sampai 3 mm dan lebar 0,2 mm hingga 1,5 mm.

Harry Wijaya, praktikus dan pemerhati walet di Jakarta, mengatakan, Kota Manado belum bisa disebut sentra besar. Musababnya, pemainnya masih terbatas jika dibandingkan dengan kota lain yang menjadi sentra walet di Indonesia. Bisa dibilang pelakunya masih terbatas dan di satu komunitas. Artinya, persaingan antargedung relatif longgar di kota berjuluk Nyiur Melambai itu.

Lebih lanjut, ia menyebut gedung walet di Sulawesi Utara bervariasi. Ada yang sangat besar berukuran 20 m × 30 m terdiri atas 6 lantai. Ada pula yang lebih kecil berukruan 8 m × 15 m terdiri atas 3 lantai.

Namun, penggunaan teknologi masih sederhana. Teknologi penarik suara masih menggunakan cara konvensional. “Lagu” penarik walet yang dipilih pun masih sekadarnya. Pemilik gedung belum menggunakan “lagu” penarik suara terbaru yang lebih jelas, frekuensi pas, dan tidak memiliki pola bunyi berulang.

Pemilik gedung walet pun masih belum banyak mengadopsi teknologi berupa pakan dan parfum. Mereka beralasan dengan teknologi sederhana sekalipun walet mau menginap dan bisa menghasilkan. Namun, mengadopsi teknologi itu sebuah keniscayaan jika ingin produksi tetap langgeng di masa depan.

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Meningkatkan Produktivitas dan Kesehatan: Unsoed Teliti Green Super Rice dan Beras Hitam

Trubus.id–Dosen Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Prof. Dr. Ir. Suwarto, M.S., mengembangkan varietas unggul padi Green Super Rice (GSR). Menurut...

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img