Trubus.id—Hampir semua masakan batak seperti arsik (ikan mas bumbu kuning, red) memakai andaliman sebagai bumbu sambal. Sejatinya buah andaliman yang sosoknya mirip lada atau merica: bulat kecil hijau dan saat tua kehitaman, merupakan rempah.
Semula pemanfaatan andaliman tak jauh dari bumbu dapur masakan batak. Namun produsen Andaliman di Sumatra Utara, Intan Damanik berinovasi mengolah Zanthoxylum acanthopodium, itu menjadi teh andaliman artisan.
Ia menuturkan sejatinya produk bernama The Bloom Andaliman Artisan Tea, itu inovasi sejak 2020 atau saat pandemi Covid-19. Kini produk teh andaliman itu sudah tersertifikat BPOM RI – Good Manufacturing Practice (GMP) dan Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP). Ia menjual teh andaliman itu seharga Rp38.000 per kemasan.
“Antioksidan yang tinggi pada rempah andaliman berguna untuk kesehatan tubuh. Menambah stamina bagi orang yang beraktivitas tinggi. Andaliman memiliki kenaturalan. Tanaman itu tumbuh pada suhu 18—22oC dengan ketinggian 1.800 meter di atas permukaan laut (m dpl),” ujar Intan pada acara Grand Launching The Bloom Andaliman Artisan Lake Toba Tea pada 15 Maret 2024 di Toba Dream, Jakarta Selatan.
Susilawati Lubis dari Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Medan dalam paparannya menjelaskan untuk penyiapan benih sudah melalukan observasi tanaman andaliman. Agar dilakukan sertifikasi dan pelepasan varietas.
“Banyak petani andaliman membutuhkan benih dan belum ada benih bersertifikat. Tugas kita melakukan penyiapan benih sehingga produk kontinu,” ujar Susilawati. Lebih lanjut ia menuturkan bahkan untuk di Kabupaten Humbang Hasundutan sudah melalui uji Deoxyribonucleic acid ( DNA).
Sejatinya, jenis andaliman itu beragam misalnya simanuk, sihorbo, silokot, dan sikoreng. “Sihorbo dan simanuk calon varietas yang banyak diminati, rencananya akan melakukan usulan varietas terhadap kultivar tersebut,” katanya.
Dubes Indonesia di Singapura, Surya Pratomo dalam sambutannya melalui daring menyampaikan bahwa teh andaliman salah satu produk alami yang luar biasa memberikan manfaat. Baik dikembangkan dan menjadi komoditas ekspor.
Indonesia salah satu produsen teh Indonesia. Hanya produksi teh mengalami penurunan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan jumlah produksi teh di Indonesia mencapai 136.800 ton pada 2022. Nilai tersebut turun 5,72% dibandingkan pada tahun sebelumnya yang sebesar 145.100 ton. Maka mesti terus berupaya untuk kekayaan teh Indonesia.
Lebih lanjut Surya menuturkan, teh salah satu komoditas disukai kelompok masyarakat. Singapura menjadi salah satu tujuan ekspor. Musababnya daya beli kuat, pendapatan domestik bruto lebih tinggi. Ia menuturkan Singapura bukan sekadar tujuan ekspor. Tapi pemasaran teh lebih luas, karena sebagai pusat pameran internasional.
Intan juga getol memperkenalkan teh andaliman di kancah dunia. Misalnya Pada 2023 ia mulai mengirim sampel ke Australia sebanyak 100 pcs teh andaliman itu. Ia berharap dapat dukungan darisemua, stakeholder khususnya kabupaten yang ada di kawasan Danau Toba untuk bersama-sama menjadikan andaliman produk Sumut untuk ekspor.