Monday, March 3, 2025

Teh Hijau Terbaik Berbahan Daun Teh Sinensis

Rekomendasi

Trubus.id— Riset ilmiah membuktikan minum teh hijau secara rutin menurunkan kadar kolesterol darah dan menyeimbangkan kadar kolesterol. Faedah lain rutin konsumsi teh hijau dapat mencegah dan menurunkan tekanan darah tinggi, menurunkan kadar kolesterol jahat, dan menekan risiko strok.

Menurut peneliti di Pusat Penelitian Teh dan Kina, Dr. Muhamad Khais Prayoga, S.P., M.P., teh hijau alias green tea salah satu jenis teh yang mengalami proses pemanasan untuk mencegah oksidasi.

Lazimnya teh hijau itu berasal dari pucuk teh sinensis (Camellia sinensis var. sinensis). Pucuk teh asamika (Camellia sinensis var. assamica) bisa saja diolah menjadi teh hijau.

Teh hijau dari klon tipe sinensis menunjukkan kadar epigallocatechin gallate (EGCG) dan epigallocatechin (EGC) lebih tinggi dibandingkan dengan tipe asamika.

Berdasarkan riset ilmiah EGCG teh hijau asal sinensis mencapai 3,36%. Bandingkan dengan EGCG teh hijau asal asamika hanya 2,63%. Demikian pula kandungan EGC teh hijau asal sinensis hingga 0,79%, sedangkan teh asamika hanya 0,36%.

Sementara itu uji organoleptik teh hijau sinensis lebih light, tetapi ada sedikit sepat. Body teh hijau sinensis juga lebih light, lebih aromatik, dan tidak earthy. Daun teh asamika yang lebar, bergerigi, dan banyak tulang daun menyebabkan rasa teh hijau malty dan grassy.

“Dari warna dan rasa seduhan, teh hijau sinensis berwarna lebih cerah dan rasa lebih manis. Sementara teh hijau asamika lebih gelap dan cenderung sepat. Aroma teh sinensis juga lebih baik daripada teh asamika karena kandungan asam amino lebih tinggi,” tutur Prayoga.

Kandungan asam amino sinensis mencapai 5% bobot kering daun, sedangkan asamika hanya 3%. Oleh karena itu, teh hijau yang berasal dari sinensis lebih menggugah selera karena memiliki aroma kuat.

Selain itu kandungan senyawa polifenol dan aktivitas enzim polifenol yang rendah menyebabkan varietas sinensis lebih cocok sebagai bahan baku teh hijau.

Lebih lanjut, Prayoga menuturkan kelebihan lain teh hijau asal sinensis adalah morfologi daun yang lebih kecil. Ukuran daun yang kecil menyebabkan penggulungan menjadi optimal

“Sayangnya sebagian besar perkebunan teh di Indonesia menanam varietas asamika. Hal itu menyebabkan rendahnya daya saing teh hijau Indonesia di pasar dunia,” ujarnya.

Prayoga menyebut teh varietas asamika unggul dalam produktivitas, rata-rata mencapai 2.500 kg, sedangkan sinensis rata-rata hanya 1.000 kg per hektare per tahun. Rendemen teh hijau mencapai 48%.

Asamika berdaun lebar, berbentuk lonjong, mengilap, lunak, bergerigi banyak dengan ujung yang jelas, dan berwarna hijau tua. Daun pucuk asamika berbulu serta duduk daun pada cabang dan ranting agak tegak dengan ukuran daun 15—20 cm dan tinggi perdu 6—9 m.

Varietas asamika berasal dari India bagian utara dengan wilayah sebaran antara lain India, Srilanka, negara-negara Afrika, dan Indonesia.

Sementara teh sinensis memiliki ciri daun kaku, sedikit bergerigi, dan ujung tidak jelas. Duduk daun sinensis tegak, beruas pendek dengan ukuran daun 3—6 cm, dan tinggi perdu hanya 2—3 m.

Sementara asal tipe sinensis dari Tiongkok bagian tenggara dengan wilayah sebaran Tiongkok, Jepang, dan Vietnam. Indonesia berpeluang mengembangkan teh sinensis karena sejak 1979 Pusat Penelitian Teh dan Kina (PPTK) mengoleksi plasma nutfah teh itu.

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Daya Tarik Padi Jarwo

Hamparan sawah untuk budidaya padi jajar legowo menjadi daya tarik wisatawan. Trubus.id-“Mulyaharja ini surga tersisa di Kota Bogor.” Muhammad Khoerudin...

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img