Trubus.id—Menurut peneliti pengolahan hasil dan enjinering di Pusat Penelitian Teh dan Kina (PPTK), Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat, Hilman Maulana, S.T., speciality tea dihasilkan dari proses budidaya yang baik, pemetikan yang benar, dan cara membuat teh istimewa dan autentik.
“Jadi bahan spceality tea harus bisa ditelusuri tanamannya, pemetikannya, dan pembuat teh. Dengan begitu bisa dihasilkan teh dengan aroma dan cita rasa yang istimewa, autentik, dan konsisten,” tutur Hilman Maulana, S.T.
PPTK juga memiliki teh istimewa itu atau specialty tea yang tak kalah istimewa. Sebut saja pure heritage gambung, gambung’s golden elixir, silver dew white tea, dan gambung’s oolong symphony. “Semuanya terbuat dari daun teh pilihan yang bisa ditelusuri asal tanaman, petikan daun muda, dan dibuat oleh para ahli,” tutur Hilman.
Lebih lanjut Hilman mengatakan, jenis teh berdasarkan cara pengolah teh dibagi menjadi tiga yaitu oksidasi enzimatis penuh, semioksidasi enzimatis, dan tanpa oksidasi enzimatis. Contoh teh oksidasi enzimatis penuh yaitu teh hitam, jenis semioksidasi yakni teh oolong, dan jenis ketiga tanpa oksidasi enzimatis yaitu teh hijau.
Nah di mana posisi teh putih? White tea bisa termasuk semioksidasi dan nonoksidasi karena tidak ada perlakuan khusus untuk membuat teh putih. ”Artinya tidak ada pemanasan. Cukup terkena sinar matahari atau terkena angin hingga kering sudah cukup,” tutur Hilman.
Untuk mendapatkan cita rasa specialty tea yang maksimal, belum cukup pada produk jadi yang sudah dikemas secara apik. Cara penyeduhannya pun berpengaruh pada cita rasa yang dihasilkan.
“Cara penyeduhannya juga sudah diteliti oleh para tea maker sehingga bisa didapatkan cita rasa dan aroma yang diinginkan,” kata alumnus Jurusan Teknologi Pangan, Fakultas Teknik, Universitas Pasundan, itu. Indonesia sejatinya memiliki teh-teh unggulan yang berkualitas.