Wednesday, September 11, 2024

Teknik Menanam Superbodi pada Kedelai,  Hemat dan Tingkatkan Hasil Panen

Rekomendasi
- Advertisement -

Trubus.id—Teknik superbodi atau akronim dari masukkan benih di pertengahan bonggol padi menjadi salah satu cara menanam kedelai. Prof. Ir. Totok Agung Dwi Haryanto, M.P., Ph.D., Dyah Susanti, S.P., M.P., dan Dr. Agus Riyanto, S.P., M.Si., menginisiasi sistem tanam kedelai superbodi sejak 2010.

Totok mengatakan bahwa sistem tanam itu merupakan suatu inovasi yang menyeimbangkan produksi kedelai dan padi. Superbodi berperan sebagai sela untuk memanfaatkan jeda waktu tanam padi di lahan sawah.

“Saat musim kemarau petani bisa memanfaatkan lahan sawah untuk menanam kedelai. Sistem tanam itu sangat cocok untuk sawah tadah hujan,” kata dosen Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman, itu.

Sistem superbodi juga sangat sederhana. Pangkas bonggol padi sisa panen dan sisakan setinggi 2 cm dari permukaan tanah. Lubangi bagian tengah bonggol padi menggunakan tugal untuk membuat lubang tanam sedalam 3 cm.

Selanjutnya tanam 1—2 benih kedelai dalam lubang itu. Meskipun tanah sawah kering dan retak, akar padi tetap mengikat air dan unsur hara yang melembapkan tanah dan menyediakan unsur hara untuk pertumbuhan kedelai hingga panen.

“Secara teknis sebaiknya penanaman benih kedelai dilakukan sesegera mungkin setelah panen padi atau maksimal satu hari setelah panen agar bonggol padi masih dalam keadaan lembap,” kata anggota Pengurus Pusat Perhimpunan Ilmu Pemuliaan Indonesia (PERIPI) itu.

Selain mempersingkat waktu tanam dan menghemat biaya produksi karena tanpa pengolahan lahan, sistem tanam superbodi juga memutus siklus hama dan penyakit padi. Bintil akar pada kedelai juga bermanfaat meningkatkan kesuburan lahan dengan melakukan fiksasi nitrogen oleh bakteri rhizobium.

Menanam kedelai juga mampu meningkatkan indeks pertanaman di lahan sawah. “Risiko kegagalan panen juga diminalisir dengan menanam kedelai apabila tanaman utama gagal panen,” ucap alumnus Crop Science, Agriculture Faculty, Kyushu University, Jepang, itu.

Produktivitas panen kedelai pada musim kemarau juga meningkat dari 0,9—1,25 ton/ha menjadi 1,6—1,9 ton/ha dengan sistem tanam superbodi.

Dosen Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya, Adi Setiawan, S.P., M.P., Ph.D., mengatakan bahwa sistem tanam superbodi bisa diterapkan pada musim kemarau (MK) 1 dengan perkiraan panen kedelai pada Juni—Juli.

Risiko superbodi yakni ada kompetisi ruang tumbuh dan nutrisi dengan jarak tanam padi yang lebih rapat. Hanya sekitar 40% unsur hara yang diserap tanaman padi. Sisa unsur hara yang tidak terserap dapat diakibatkan oleh pengendapan, penguapan, dan pencucian.

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Kembangkan Produk Hilir, Warga di Medan Bikin Aneka Sambal Cabai Berpadu Andaliman

Trubus.id–Warga Kota Medan, Provinsi Sumatra Utara, Richard, berinovasi  membuat aneka sambal cabai dengan campuran andaliman. Sambal Gerilya atau nama...
- Advertisement -
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img