Trubus.id—Prinsip budidaya lele intensif ialah mencetak lele ukuran seragam. Oleh karena itu, peranan benih cukup besar. Syarat benih yang baik ukuran seragam, tidak cacat, sehat ditandai gerakan agresif, dan bebas dari bibit penyakit.
Untuk mendapatkan benih berkualitas peternak umumnya membenihkan sendiri. Selain kualitas terjamin, risiko kematian akibat pengangkutan bisa diminimalkan. Benih dari hatchery (tempat pembenihan) lain juga tidak masalah asal terpercaya.
Ukuran benih sangat menentukan lama budidaya. Contoh, benih ukuran 10—12 cm (umur 1 bulan dari telur) butuh waktu pemeliharaan 50—60 hari untuk mencapai ukuran konsumsi. Harga benih sebesar itu lebih mahal, tapi relatif “tahan banting” dibanding yang berukuran 2—3 cm.
Namun, jangan terjebak bila mendapat benih kuntet. Ukurannya relatif besar, tapi umurnya sudah tua. Transportasi jarak jauh menyebabkan benih riskan bila langsung ditebar. Ada baiknya sebelum ditebar memperhatikan parameter lingkungan kolam, seperti suhu, kandungan oksigen terlarut, dan pH air.
Sebab, perubahan air di kolam secara mendadak akan berakibat ikan stres dan mati. Untuk memperkecil risiko benih “teler” pilih waktu tebar pagi atau sore hari. Sebelum ditebar, rendam benih dengan larutan antibiotik, seperti Tetrasiklin, Supertetra, atau Terramycin sebanyak 1 sendok teh/10 liter air.
Tujuannya untuk mengantisipasi penyakit melekat di kulit atau insang. Sesudah direndam selama 15 menit benih bisa ditebar. Padat penebaran sesuaikan dengan luasan kolam. Idealnya per meter dihuni 50—100 ekor benih ukuran 10—12 cm.
Densitas atau kepadatan tebar bisa ditingkatkan hingga 150 ekor/m² asal pemberian pakan intensif. Teknik menebar benih, kantung terlebih dulu diapungkan ke permukaaan air agar suhu di dalam kantung sama dengan air kolam.
Selanjutnya ikatan pada kantung dilepas dan dibuka secara perlahan-lahan. Untuk mempercepat proses penyesuaian suhu bisa dibantu dengan memasukkan air kolam ke dalam kantung. Setelah 15 menit tuang benih ke air secara hati-hati.
