Trubus.id—Kecamatan Berastagi tidak hanya sohor sebagai sentra hortikultura di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatra Utara. Ternyata saat ini berkembang kopi pasir di daerah beriklim sejuk itu. Disebut kopi pasir karena diseduh di atas pasir panas yang bersuhu mencapai 100°C.
Cara menyeduh yang unik itu memberikan cita rasa unik pada kopinya. Kopi Pasir “Tugu” merupakan salah satu tempat di Berastagi yang menjual minuman kopi pasir. Peminatnya mulai dari masyarakat sekitar Berastagi dan Medan serta wisatawan dalam dan luar negeri.
“Saya suka minum dan meracik kopi. Awalnya senang membuat kopi untuk teman dan keluarga. Sekarang sudah bisa membuat kopi untuk orang banyak,” ujar seorang wiraswasta muda yang bergerak dalam bisnis minuman kopi di Berastagi, Boy Ricky Gabriel Tarigan.
Pria yang akrab disapai Boy Tarigan itu salah satu tokoh wiraswasta muda kuliner di bidang kopi pasir yang sukses di Berastagi saat ini.
“Keunggulan kopi pasir “Tugu” kami mengunakan metode sajian kopi tradisional asal Turki yang dipanaskan menggunakan pasir,” ujarnya.
Metode kopi itu juga salah satu metode tertua dalam penyajian kopi. Unik dan memiliki cita rasa yang khas. Keruan saja pembuatan kopi itu menjadi daya tarik tersendiri para konsumen untuk mengunjungi kedai milik Boy.
Alumnus Jurusan Ilmu Komputer, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Gunadarma, Kota Depok, Provinsi Jawa Barat, itu memulai bisnis membuat kopi pasir karena belum ada di Tanah Karo. Boy menggunakan kopi arabika dari Dokan, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo.
Harga kopi pasir segelas kecil Rp15.000. Selain menu kopi pasir, Boy juga menyediakan beberapa menu makanan ringan seperti kue gabin, risoles dan makanan berat (ayam goreng khas garuda, sop iga, dan mi goreng).
Tidak mudah memulai bisnis kopi pasir bagi Boy. Pasokan kopi yang kadang terbatas sehingga harganya melonjak salah satu tantangan yang dihadapi. Ia berharap makin banyak orang yang menikmati kopi buatannya.
Ia juga mengharapkan adanya pembekalan serta penyuluhan untuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sektor perkebunan untuk usaha kopi baik dari hulu sampai hilir. Henni Kristina Tarigan, S.P., M.E., Fungsional Pengawas Mutu Hasil Pertanian (PMHP) Ahli Madya, Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hortikultura, Ditjen Hortikultura, Kementerian Pertanian).
Baca selengkapnya pada Majalah Trubus Edisi Oktober 2024 yang mengupas Agripreneur Muda Omzet Hingga Ratusan Juta per Bulan (Klik di sini).