
Secara empiris Eddy Papilaya membuktikan lidah buaya Aloe vera berkhasiat antikolesterol. Sementara Endang Sri Sunarsih dan Hermawan Istiadi dari Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro, Semarang, Jawa Tengah, memperteguh khasiat lidah buaya sebagai penurun kadar kolesterol melalui riset ilmiah. Endang dan Hermawan memanfaatkan 32 tikus sebagai hewan uji yang terbagi ke dalam empat kelompok.
Setiap kelompok terdiri atas delapan tikus. Semua kelompok mendapat pakan standar selama satu pekan. Selanjutnya hewan pengerat itu menerima asupan pakan tinggi lemak selama 15 hari. Setelah itu semua kelompok kembali mengonsumsi pakan standar. Bedanya pada dosis, yakni kelompok II mengonsumsi 2 ml jus lidah buaya, grup tiga (3 ml), dan kelompok IV (4 ml). Konsumsi jus lidah buaya itu setiap hari selama 15 hari penuh.
Kemudian peneliti menganalisis kadar kolesterol baik atau high density lipoprotein (HDL) dan kolesterol jahat low density lipoprotein (LDL). Hasil penelitian menunjukkan semua perlakuan jus lidah buaya manjur menurunkan LDL dan meningkatkan HDL. Dosis paling optimal yakni 4 ml setiap hari per ekor yang bikin LDL anjlok menjadi 34,61 mg/dl dari semula 88,25 mg/dl.
Sementara HDL yang semula 45,66 mg/dl meroket menjadi 68,91 mg/dl. Endang dan Hermawan menduga niasin, vitamin C, antrakuinon, serat, magnesium, vitamin E, selenium, dan kromium, dalam lidah buaya berperan menurunkan LDL dan meninggikan HDL. Niasin berfungsi menurunkan produksi very low density lipoprotein (VLDL) sehingga kadar LDL berkurang.
Selain itu niasin juga meningkatkan kadar apolipoprotein A-1 plasma sehingga kadar HDL melonjak. Sementara antrakuinon berfungsi memberi efek laksantia yang mempercepat transportasi makanan di usus dan menghambat penyerapan kolesterol. Sudah lezat, konsumsi jus lidah buaya juga menyehatkan. (Riefza Vebriansyah)