Saturday, April 20, 2024

Tiga Persea Jawara

Rekomendasi
- Advertisement -

Avokad-avokad terbaik pemenang Lomba Buah Unggul Nusantara 2016.

Avokad milik Misra Nelly juara pertama di kelas avokad pada Lomba Buah Unggul Nusantara 2016.
Avokad milik Misra Nelly juara pertama di kelas avokad pada Lomba Buah Unggul Nusantara 2016.

Misra Nelly menunggu-nunggu panen raya avokad pada April—Mei. Selama dua bulan itu pekebun di Kelurahan Baganpete, Kecamatan Alambarajo, Jambi, itu menuai 200 kg dari sebuah pohon berumur 20 tahun. Nelly tak perlu memboyong Persea americana itu ke pasar untuk menjualnya. Sebab, pengepul dengan ringan kaki datang ke rumahnya dan membeli Rp15.000—17.000 per kilogram.

Banyaknya pengepul yang mendatangi Nelly bukan tanpa alasan. Itu karena avokad milik Nelly memang unggul. Sosok buahnya mirip bohlam, agak lonjong. Kulitnya mengilap. Bobot per buah 374—495 gram. Penikmat mudah mengelupas kulit layaknya mengupas pisang. Ketika buah dibelah, tampak daging berwarna kuning seperti mentega. Daging buahnya tebal, mencapai 2 cm dengan ukuran biji relatif kecil.

Rasa juara

Citarasa avokad itu perpaduan manis dan gurih sehingga menciptakan sensasi yang lezat. Avokad Nelly memiliki tingkat kemanisan 7° briks. Oleh sebab itu untuk menikmatinya tidak perlu menambahkan gula atau susu. Porsi buah yang dapat dimakan juga cukup banyak, mencapai 74% dari seluruh bagian buah. Itulah sosok pemenang pertama kategori avokad pada Lomba Buah Unggul Nusantara yang diselenggarakan Majalah Trubus.

Pertumbuhan pohon induk avokad jambon bongsor karena pengaruh pupuk kandang di bawang tajuk daun.
Pertumbuhan pohon induk avokad jambon bongsor karena pengaruh pupuk kandang di bawang tajuk daun.

Pada perhelatan kali ini, Trubus bekerjasama dengan Kementerian Pertanian dan Institut Pertanian Bogor. Para juri sepakat mendaulat avokad Misra Nelly yang terbaik di kelasnya. Sebelum menobatkan sebagai juara, panitia lomba, Dr Ir Mohammad Reza Tirtawinata melakukan verifikasi pohon milik Nelly pada awal November 2016. Di halaman belakang rumah Nelly tumbuh sebatang pohon anggota keluarga Lauraceae itu.

Pohon berketinggian lebih dari 10 meter itu tumbuh berdampingan dengan mangga, sawo, dan pisang. “Ketika di sana hanya satu buah yang bersisa di pohon dan kondisinya juga belum masak,” ujarnya. Reza pun memetiknya untuk melakukan identifikasi. Semula Nelly memperoleh bibit avokad itu dari seorang rekan di Jambi. Bibit berukuran satu meter itu pun tumbuh subur.

Perempuan berusia 46 tahun itu hanya memberikan pupuk kandang. “Pemberian minimal delapan bulan sekali sebanyak 60 kilogram,” ujarnya. Reza menuturkan unggulnya avokad milik Nelly lantaran faktor genetik. “Dengan perawatan yang minimal saja sudah menunjukkan sifat unggul,” jelas doktor Pertanian alumnus Institut Pertanian Bogor itu. Pada umur delapan tahun tanaman introduksi asal Meksiko itu mulai berbuah.

Avokad jambon milik Khoirun dari Bandungan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, meraih juara kedua di kelas avokad Lomba Buah Unggul Nusantara 2016.
Avokad jambon milik Khoirun dari Bandungan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, meraih juara kedua di kelas avokad Lomba Buah Unggul Nusantara 2016.

Pada panen perdana Nelly memetik sekitar 30 kilogram. Panen pada 23 Oktober 2016 Nelly mengirimkan delapan avokadnya ke panitia Lomba Buah Unggul Nusantara. Pada kategori avokad terdapat 18 kontestan. Artinya di kelas avokad, koleksi Nelly menyingkirkan 17 pesaing. Para peserta itu datang dari berbagai daerah di tanahair, di antaranya Semarang, Jakarta, Bogor, dan Kediri.

Avokad jambon
Avokad jawara lainnya datang dari Desa Mlilir, Bandungan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Keistimewaan avokad milik Khoirun itu bercitarasa gurih, daging kuning cerah dengan tingkat kemanisan mencapai 7o briks. Persentase buah yang dapat dimakan 68%. Avokad bernama jambon itu berbobot 638 gram dengan diameter buah 11,5 cm. “Avokad itu diberi nama jambon karena tunas mudanya berwarna jambon,” ujar Adi Susanto—keponakan Khoirun.

Misra Nelly pemilik avokad juara pertama Lomba Buah Unggul Nusantara 2016.
Misra Nelly pemilik avokad juara pertama Lomba Buah Unggul Nusantara 2016.

Lantaran rasanya yang enak Khoirun dengan mudah dapat menjual avokad hasil panennya. Harga jualnya Rp10.000—25.000 per kilogram. Dalam satu tahun Khoirun memanen 200—400 kilogram avokad. Itu artinya dari penjualan avokad Khoirun mengantongi minimal Rp2-juta—Rp4-juta. Avokad berumur 10 tahun itu tumbuh subur di sebelah rumah Khoirun yang berketinggian 750 meter di atas permukaan laut.

Khoirun sengaja meletakkan pupuk kandang asal kotoran kambing di bawah tajuk pohon. Dari sebuah pohon terdapat empat karung, masing-masing berisi 50 kilogram. Pupuk itu diberikan minimal 2 kali dalam setahun. Di kediaman Khoirun terdapat empat avokad sejenis. Menurut Adi sang paman memperoleh bibit avokad itu dari seorang rekan. Dari empat bibit yang ditanam Khoirun, hanya satu yang bertahan, yakni pohon di tempat Khoirun.
Khoirun pun memperbanyak bibit avokad dan menjualnya. “Sampai sekarang sudah ada 400—500 bibit,” ujar Adi. Bibit itu ia perbanyak dengan okulasi. Khoirun membanderol Rp40.000—Rp50.000 per bibit ukuran kurang dari satu meter. Adapun harga bibit berukuran lebih dari satu meter Rp150.000—Rp200.000. Bandungan salah satu sentra avokad di tanahair.

Avokad perkasa memiliki bobot 700 gram per buah.
Avokad perkasa memiliki bobot 700 gram per buah.

Di kecamatan sebelah utara Kabupaten Semarang itu warga menanam avokad di halaman rumah. Tidak hanya Jambi dan Bandungan, wilayah lain yang memiliki avokad kampiun adalah Berau, Kalimantan Timur. Di Kecamatan Talisayan, Kabupaten Berau, lahir jawara ketiga Lomba Buah Unggul Nusantara. Avokad itu bernama perkasa. Sesuai dengan namanya, avokad itu memiliki bobot yang cukup besar, 700—800 gram per buah.

Avokad milik Frans Asdi itu berbentuk bulat dengan daging buah berwarna kuning mentega. Tingkat kemanisannya mencapai 7° briks. Bagian buah yang dapat dimakan cukup banyak, yakni 72%. Pohon avokad yang ditanam pada 2011 itu berasal dari biji. Lantaran pohon induk berumur 5 tahun, Asdi hanya mampu memanen sekitar 70 kilogram. (Desi Sayyidati Rahimah)

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Jangan Buang Kulit Manggis! Berpotensi Redakan Bronkitis

Trubus.id—Usai konsumsi manggis, jangan buang kulitnya! Ya, berbagai riset membuktikan kulit manggis berkhasiat untuk kesehatan tubuh. Salah satunya membantu...
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img